Hindari, 10 Kesalahan Umum Orangtua saat Mengasuh Anak Remaja
Kesalahan-kesalahan ini bisa berdampak pada perkembangan dan hubungan dengan anak remaja mama
3 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat remaja, anak sedang mengalami banyak perubahan dan ia berusaha menemukan jalannya di dunia ini selain dari orangtuanya. Pada masa-masa ini, anak mencoba untuk mencari tahu siapa dirinya sebagai individu.
Ini bukanlah sesuatu yang mudah dilewati kebanyakan orangtua, tetapi orangtua tetap perlu membimbing anak melalui perkembangannya. Meski dengan niat terbaik, remaja terkadang menganggap dibimbing orangtua justru dilihat sebagai “mengatur” hidupnya.
Nah, ini berarti orangtua perlu menghindari cara-cara tertentu yang bisa berdampak pada perkembangan anak di masa remaja.
Untuk meminimalisir kesalahan, Popmama.com telah menemukan 10 kesalahan paling umum yang harus dihindari setiap orangtua dengan anak remaja. Baca terus yuk!
1. Melebihi atau meremehkan masalah anak
Dilansir dari Very Well Family, salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan orangtua adalah terlalu atau kurang memerhatikan masalah dengan anak remajanya.
Masa-masa remaja, seringkali membuat anak terikat untuk membuat beberapa kesalahan atau pilihan yang seharusnya tidak mereka lakukan, maka penting untuk memiliki waktu refleksi diri tentang apa sebenarnya menjadi "masalah" bagi orangtua.
Dengan menetapkan apa yang menjadi masalah nyata, ini dapat membantu orangtua dalam memberikan batasan untuk perilaku remaja.
2. Memiliki harapan yang tidak realistis
Sebagai orang dewasa, mudah untuk melihat remaja dan berpikir bahwa hidupnya begitu mudah dan menyenangkan. Bahkan tak sedikit orang dewasa yang berharap menjalani kehidupan yang riang dan menyenangkan, karena itulah yang “seharusnya” menjadi remaja.
Namun, ini adalah harapan remaja yang tidak realistis. Mengapa?
Karena hal ini membuat anak menganggap bahwa kesedihan adalah perasaan yang tidak normal bagi remaja, sehingga ia menutupi kesedihannya dan menghindar dari orangtua ketika terjadi masalah.
3. Tidak ada peraturan
Mungkin Mama tahu bahwa menjadi remaja adalah fase di mana anak belajar tempatnya di dunia, dan mendapatkan kebebasannya. Namun, ini bukan berarti tidak memberikan anak aturan lagi.
Mama dan Papa boleh memberi anak remaja sedikit lebih banyak kebebasan di dunia, tetap harus ada pedoman dan batasan, karena anak saat ini sedang mencoba mengisi “kompas moral”nya dan melaith kemampuannya untuk membuat pilihan yang cerdas.
4. Melawan balik
Tak jarang, emosi yang tinggi bisa terjadi di rumah ketika Mama terlibat dengan seorang remaja, terutama anak yang sedang mengalami masa-masa sulit.
Mungkin mudah untuk terlibat pertengkaran sengit dengan anak mama, tetapi yang sering terjadi adalah itu akan berubah menjadi pertarungan tanpa penyelesaian.
Jauh lebih baik untuk mendengarkan apa yang dikatakan anak, dan mencari tahu apakah ini pertarungan yang layak untuk diperjuangkan, atau apakah mungkin sudah waktunya untuk mundur sebentar.
Editors' Pick
5. Mengidentifikasi anak secara berlebihan
Dilansir dari Psychology Today, mencoba mengidentifikasi kehidupan remaja adalah hal yang normal, tetapi itu bisa berlebihan dan penting untuk mengetahui di mana batasnya.
Ketika seorang Mama terlalu mengidentifikasi dengan anak remajanya, ini bisa menjadi pelanggaran batas dan memaksa remaja untuk menjauh dari orangtua. Berempati dengan anak remaja adalah hal penting, namun hindari bertindak seolah-olah masalah anak adalah masalah orangtua.
6. Mengambil segalanya secara personal
Ketika berbicara tentang remaja, tak bisa lepas dari perubahan hormon. Hal ini karena hormon memainkan peran besar dalam perkembangan remaja. Hormon juga bisa membuat anak bertindak tidak rasional dan mengatakan hal-hal yang mungkin tidak ia maksudkan.
Penting untuk tidak mengambil apa yang dikatakan anak kepada Mama secara pribadi, terutama jika itu dikatakan pada saat pertengkaran. Tindakan terbaik adalah membiarkan situasi menjadi dingin dan berbicara tentang apa yang terjadi dan bagaimana perasaan Mama.
7. Menebak-nebak masa depan
Mengkhawatirkan masa depan anak adalah hal yang wajar, terutama ketika waktu-waktu sekolah menengah sudah mulai mendekat. Para ahli menyebut ini "catastrophic thinking," dan itu bisa menghambat perkembangan anak di saat ini.
Dilansir dari Psychology Today, catastrophic thinking dapat didefinisikan sebagai merenungkan tentang hasil kasus terburuk yang irasional, yang dapat meningkatkan kecemasan dan mencegah orang mengambil tindakan dalam situasi di mana tindakan diperlukan.
Pemikiran ini membuat Mama fokus pada masa depan anak, yang dapat membuat Mama melupakan atau mengabaikan anak di masa ini.
8. Tidak mendengarkan masalah anak dengan baik
Memiliki komunikasi yang terbuka dan jujur adalah hal penting, terutama jika menyangkut dengan remaja. Sayangnya, hal ini terkadang disalahartikan oleh beberapa orangtua yang terbiasa menyelesaikan semua masalah anak secara otomatis.
Ketika Mama memiliki seorang remaja, penting untuk mendengarkan dan tidak mencoba dan langsung memberikan solusi dan nasihat. Memotong pembicaraan remaja dan memberikan nasihat terkadang membuat remaja justru enggan menyampaikan masalahnya.
9. Menggoda
Menggoda dapat dilihat sebagai kegiatan yang menyenangkan dan tidak berbahaya yang menurut beberapa orang membuat orangtua dan anak-anak lebih dekat. Meskipun dapat dilakukan dengan senang hati, penting untuk mengetahui kapan harus berhenti.
Pada masa-masa remaja, anak sedang mencoba menemukan dirinya sendiri dan mendefinisikan siapa dirinya dan harga dirinya. Inilah yang menyebabkan remaja juga sangat sensitif, dan ia mungkin bertindak seolah-olah baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak.
10. Menyepelekan ikatan hubungan antara orangtua-anak
Ini mungkin yang paling penting, dan itu tidak kehilangan koneksi.
Menurut Positive Parenting Solutions, selama masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, remaja masih membutuhkan bimbingan kita. Namun, sekarang lebih berorientasi pada remaja juga masih anak-anak.
Orangtua perlu mulai memberi remaja lebih banyak kebebasan, namun penting juga untuk mengingatkan anak sesekali bahwa Mama masih ada untuknya.
Tinggalkan catatan kecil atau bawa anak keluar untuk makan atau berbelanja kebutuhan sehari-hari untuk memastikan koneksi antara Mama dan anak masih kuat.
Nah itulah beberapa hal yang perlu dihindari oleh orangtua ketika mengasuh anak remaja. Dengan menghindari hal-hal tersebut dan menambahkan lebih banyak taktik pengasuhan yang positif, pengasuhan remaja yang panjang ini akan segera menjadi lancar.
Dan siapa yang tahu? Dengan menghindari hal di atas, di mata remaja, Mama mungkin menjadi panutannya kembali.
Bacajuga:
- Tanpa Membandingkan, Ini 5 Tips Pola Asuh untuk Anak Kedua
- Yuk Berkenalan dengan Paralel Parenting Pola Asuh Pasca Penceraian
- Ketahui Pengaruh Lingkungan Pertemanan Mama pada Pola Asuh Anak