Kenali 7 Jenis Cyberbullying yang Dapat Mengancam Remaja
Mama perlu melindungi aktivitas media sosial anak agar ia terlindungi dari cyberbullying
24 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bullying selalu menjadi masalah bagi anak-anak dan remaja, dan ini tak hanya mengancam anak di luar rumah. Cyberbullying dapat menjadi ancaman bagi anak-anak dan remaja melalui media sosial dan internet.
Tidak sedikit anak yang telah mengalami beberapa bentuk cyberbullying selama hidupnya, dengan banyak anak mengalaminya hampir setiap hari.
Sebagai orangtua, penting untuk selalu mengetahui cara kerja cyberbullying agar Mama dapat melindungi anak dengan sebaik-baiknya. Cara yang baik untuk memulai adalah dengan mengetahui tentang tujuh jenis cyberbullying yang mengancam kehidupan daring anak.
Simak informasinya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini:
1. Pelecehan
Sama seperti bullying secara langsung, banyak pengganggu menggunakan internet untuk melecehkan korbannya. Sayangnya, dengan cyberbullying, pelaku intimidasi dapat menggunakan berbagai taktik untuk menjangkau korbannya dan bahkan membujuk orang lain untuk bergabung.
Dilansir dari Bark, pelaku intimidasi tidak hanya dapat mengirim pesan teks, email, atau pesan langsung yang menyakitkan, tetapi mereka juga dapat menggunakan akun media sosialnya untuk melancarkan serangan pribadi terhadap korban sehingga tindakan tersebut menjangkau khalayak yang lebih luas.
Pelecehan adalah salah satu bentuk terburuk dari cyberbullying karena sering menyebabkan dampak serius pada harga diri dan kepercayaan diri anak.
Bahkan ketika Mama membantu anak dengan memblokir pelaku intimidasi, pelecehan tersebut mungkin tidak akan berhenti karena pelaku intimidasi atau sekelompok pelaku intimidasi dapat menggunakan akun yang berbeda untuk menjangkau korbannya.
2. Pengecualian
Sesuai dengan namanya, pengecualian adalah bentuk cyberbullying dimana individu atau kelompok dengan sengaja mengecualikan seseorang dari percakapan atau grup online.
Meskipun hal ini terkadang dapat terjadi secara alami jika anak tidak memiliki ponsel cerdas atau tidak diizinkan menggunakan platform media sosial tertentu, hal ini juga dapat terjadi dengan lebih kejam.
Seringkali bentuk cyberbullying ini terjadi ketika satu orang teman anak mengunggah foto bersama-sama dan memasukkan teman-teman lain ke dalam utas (tags), tetapi dengan sengaja mengecualikan anak yang menjadi korban.
Ini bisa menjadi lebih bermasalah ketika percakapan online berlanjut secara langsung dan anak merasa lebih dikucilkan sebagai hasilnya.
Editors' Pick
3. Fraping
Dilansir dari Shoreline Communications, fraping adalah bentuk cyberbullying ketika seorang pelaku intimidasi meretas atau masuk ke akun orang lain dengan maksud untuk meniru identitas.
Biasanya, pengganggu menggunakan ini untuk memposting konten yang tidak pantas atau mengirim pesan palsu dengan nama orang lain.
Meskipun ini mungkin tampak tidak berbahaya sampai tingkat tertentu, hal ini dapat menyebabkan masalah serius dan bahkan merusak reputasi anak atau remaja baik secara pribadi maupun profesional, tergantung pada sifat kontennya.
Ini bisa menjadi masalah terutama bagi anak dan remaja saat ia mempersiapkan diri untuk mengikuti sebuah kompetisi atau masuk perguruan tinggi di mana informasi tersebut dapat merusak jejak digitalnya.
4. Trolling
Mama dan kebanyakan orang dewasa muda mungkin sudah tak asing dengan bentuk cyberbullying yang satu ini. Cyberbullying ini biasanya melibatkan serangan pribadi dengan harapan dapat memancing tanggapan dari korban.
Dalam banyak kasus, troll menggunakan akum palsu guna mencoba untuk tetap anonim dan tidak benar-benar bersungguh-sungguh dengan apa yang mereka katakan.
Dilansir dari Moms, faktanya, trolling adalah salah satu bentuk bullying yang umumnya terjadi pada masa kanak-kanak, karena anak-anak seringkali mengolok-ngolok orang lain untuk melihat jenis respons apa yang akan didapatkan tanpa memikirkan konsekuensinya.
5. Membongkar informasi
Terkadang pengganggu menggunakan informasi pribadi untuk mendapatkan korbannya. Di dunia cyberbullying, outing adalah salah satu bentuknya. Pada dasarnya, pelaku intimidasi akan menggunakan informasi pribadi untuk mempermalukan korban di media sosial.
Dilansir dari Kaspersky, outing dapat mencakup informasi yang tampaknya sepele atau konten yang lebih serius.
Meskipun biasanya datang dalam bentuk "membongkar" informasi, dengan mempostingnya secara online, terkadang bentuk cyberbullying ini datang dengan cara yang lebih tenang, seperti mengunggah pesan pribadi bersama korban dan membagikan bahwa pelaku "tahu" rahasia korban.
Bergantung pada jenis informasinya, ini bisa membuat anak menjadi korban penipuan atau bahkan cedera fisik.
6. Penyamaran
Penyamaran, terkadang juga disebut sebagai catfishing, melibatkan seseorang yang membuat profil palsu untuk berkomunikasi dengan korbannya.
Terkadang pelaku akan menyamar untuk membangun kepercayaan dengan seseorang, untuk menciptakan drama di antara orang lain, atau untuk sekadar menggertak tanpa mengungkapkan identitas aslinya.
Dalam banyak kasus, pelaku intimidasi yang menyamar sebenarnya mengenal korban dengan sangat baik dan menyembunyikan identitas aslinya karena alasan ini.
7. Cyberstalking
Meskipun cyberstalking dapat melibatkan pelacakan fisik agar pelaku intimidasi membuat ancaman fisik terhadap korbannya, hal berbahaya juga bisa terjadi ketika pelaku menguntit seorang anak sehingga ia dapat mencoba bertemu dengan anak tersebut untuk tujuan seksual.
Ini juga sebagai bentuk cyberbullying yang paling berbahaya dan dapat mengakibatkan penculikan atau penyerangan parah jika tidak segera ditangkap dan dihentikan. Inilah sebabnya mengapa sangat penting bagi orangtua untuk memantau aktivitas online anak dan mengawasi lokasi fisik anak setiap saat.
Nah itulah beberapa bentuk cyberbullying yang dapat mengancam anak remaja. Karena saat ini anak-anak hingga remaja terlibat lebih banyak waktu di perangkat daripada sebelumnya, cyberbullying telah menjadi masalah serius bagi banyak anak dan remaja.
Namun, dengan mengetahui jenis aktivitas apa yang harus dicari, orangtua dapat menjaga anak menjadi lebih aman dari pengganggu online.
Baca juga:
- Kekerasan pada Anak saat Pandemi Meningkat, Apa Alasannya?
- Anak Nindy Ayunda Alami Kekerasan dari Pengasuhnya, Ini Komen Netizen
- Ada Kasus Penganiayaan, Menteri Bintang: Hentikan Kekerasan pada Anak