7 Kalimat yang Tak Boleh Diucapkan pada Anak di Waktu Makan
Meskipun tujuannya positif, anak bisa memahami kalimat ini dengan berbeda lho!
25 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua tentu ingin anak-anaknya mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
Sehingga upaya untuk melakukannya, para orangtua selalu mencoba untuk memperkenalkan berbagai jenis makanan kepada anak, sehingga ia dapat mengembangkan selera untuk itu. Niat di balik ini sangat jelas, yaitu untuk membuat anak sehat.
Tapi tahukah Mama bahwa kalimat yang seringkali dikatakan di meja makan, sama pentingnya dengan makanan disajikan untuk anak? Apa yang orangtua katakan pada anak di waktu makan, memiliki pengaruh besar pada pertumbuhan anak.
Pastinya, Mama tidak ingin mengirim pesan yang salah, bukan?
Untuk mencegah hal tersebut, berikut Popmama.com telah merangkum 7 kalimat yang tak boleh diucapkan pada anak di waktu makan. Yuk simak Ma!
1. "Kamu boleh makan es krim setelah kamu menghabiskan sayuran yang ada di piring"
Ketika membuat pernyataan seperti itu, Mama mencap makanan sehat sebagai makanan yang kurang diinginkan dibandingkan dengan makanan penutup seperti es krim atau kue. Memang benar, bahwa anak-anak menyukai makanan penutup, tetapi memberikan cap makanan penutup itu spesial adalah perilaku yang kurang tepat.
Tidak ada makanan yang harus ditahan sebagai hadiah atau ditahan sebagai hukuman. Jika Mama menyajikan makanan penutup setelah makan malam, semua orang harus mendapatkannya, terlepas dari berapa banyak sayuran yang dimakan untuk makan malam.
Hal ini akan membuat anak lebih menghargai apa yang disajikan di piring makannya, bukan mengonsumsinya untuk mendapatkan imbalan makanan penutup. Lagi pula, makanan penutup seperti es krim atau kue yang tinggi gula, tidak baik untuk menjaga kesehatan gigi dan tubuh anak di masa tumbuh kembangnya.
2. "Tambah lagi makanannya ya"
Bahkan jika Mama berpikir bahwa anak belum makan banyak, cobalah untuk tidak memaksanya untuk makan lebih banyak. Memaksa anak untuk makan lebih banyak itu tidak baik, malah juga bisa sangat tidak produktif.
Jika anak mama lapar, ia akan menambahkan porsi makanannya secara otomatis. Sehingga biarkan anak memutuskan seberapa banyak ia ingin makan. Dengan cara ini juga, anak akan belajar bagaimana mengelola rasa lapar secara efektif.
Editors' Pick
3. "Kamu akan tidak suka saat mencicipinya"
Ketika Mama tahu bahwa anak tidak suka bahan-bahan tertentu seperti kubis, brokoli, atau kol, Mama mungkin akan membatasi penyajian hidangan yang memiliki bahan ini, dan menggantinya dengan makanan lain.
Tetapi, jika anak tiba-tiba penasaran dan ingin mencoba hidangan yang terbuat dari brokoli, biarkan ia mencobanya. Hindari mematahkan semangat anak untuk mencoba hal-hal baru. Adalah cara yang baik untuk membiarkan anak membuat pilihannya sendiri.
Jika anak benar-benar tidak menyukainya, maka ia tidak akan mencobanya lagi dari waktu berikutnya
4. "Kamu harus coba makanan ini"
Demikian pula, jangan pernah memaksa anak untuk memiliki sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya. Aturan mencoba satu gigitan mungkin mendorong beberapa anak untuk mencoba makanan baru, tetapi itu menjadi bumerang dalam banyak kasus.
Hal ini bahkan bisa menimbulkan ketegangan di meja makan ketika anak menolak makanan yang sesuai dengan selera orangtuanya. Atau lebih buruk, anak jadi mengurangi rasa percaya pada orangtuanya akibat dipaksa mencoba makanan tertentu.
Mama tentu tidak ingin hal seperti ini terjadi, bukan?
5. "Makanan ini bisa membuat Mama lebih gemuk"
Meskipun ini mengindikasikan pikiran Mama terhadap diri sendiri, penting untuk menghindari "pembicaraan gemuk" tentang diri sendiri saat waktu makan bersama anak.
Mengomentari secara negatif tentang tubuh sendiri, bisa membuat remaja yang memiliki gangguan makan atau kurang kepercayaan diri akibat bentuk tubuh semakin fokus pada masalah berat badan dan makanan. Sebaliknya, tunjukkanlah contoh menerima diri sendiri apa adanya.
Dilansir dari Very Well Mind, banyak orang dengan gangguan makan sangat sadar akan apa yang orang di sekitar mereka konsumsi, berapa beratnya, dan bagaimana penampilan hingga cara berpakaian mereka.
6. "Kamu terlihat lebih sehat ya"
Mama mungkin berpikir kalimat ini sepertinya menjadi sesuatu yang berguna untuk dikatakan. Namun, sama seperti kalimat lain, ini adalah komentar yang sangat memicu. Seorang remaja dapat menerima dan memahami kata-kata yang berbeda.
Bahkan kalimat "kamu terlihat sehat" dapat dianggap sebagai "berat badanmu bertambah terlalu banyak" dalam pikiran remaja. Selain itu, saat waktu makan, penting juga untuk tidak membicarakan tubuh atau membandingkan berat badan anak dengan anak-anak lainnya.
7. "Kamu bisa menghabiskan semua makananmu, bagus sekali!"
Adalah hal yang wajar untuk memuji anak karena telah menghabiskan makanannya. Namun hal ini mengajarkan anak-anak bahwa kuantitas makanan lebih penting daripada nafsu makanya.
Bagi anak-anak yang sering mendapatkan ungkapan ini, mereka akan selalu berusaha untuk menghabiskan makanannya meskipun mereka tidak ingin memakannya. Sebaliknya, penting bagi orangtua untuk mengajari anak mendengarkan perutnya. Seperti kapan waktu lapar, dan waktunya kenyang.
Nah itulah beberapa kalimat yang tak boleh diucapkan pada anak di waktu makan. Meskipun Mama mungkin tergoda untuk mencoba memperbaiki situasi anak, penting bagi orangtua untuk berfokus menunjukkan kepedulian dan dukungan pada anak.
Lakukan apa yang Mama bisa untuk membuat anak merasa aman menjadi dirinya sendiri. Jadilah hadir dan mudah didekati, kemudian dengarkan apa yang akan anak katakan tentang pengaturan pola makannya.
Baca juga:
- Perhatikan, 5 Kalimat yang Memicu Gangguan Makan pada Remaja
- 5 Cara Mengatasi dan Menghindari Gangguan Makan pada Remaja
- Gangguan Makan Pica pada Anak, Kebiasaan Konsumsi Bukan Makanan