5 Kebiasaan Remaja yang Membuat Pola Pikirnya Jadi Negatif
Pola pikir negatif dapat menghambat remaja untuk berkembang
25 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap tindakan yang manusia lakukan, berasal dari pikirannya. Sehingga, ketika pikiran remaja cenderung negatif, maka ini akan berdampak pada perilakunya.
Maka dari itu, sangat penting untuk menjaga agar pikiran remaja selalu positif, agar ia juga bisa menebarkan kebaikan di lingkungan terdekatnya. Namun sama seperti orang dewasa, anak juga bisa terjebak dalam pikiran yang negatif.
Bagi orang dewasa saja, tidak mudah untuk membuat pikiran fokus pada hal-hal yang baik, terlebih lagi bagi remaja. Meskipun demikian, masih ada cara supaya pikiran anak tetap terjaga. Misalnya dengan meninggalkan beberapa kebiasaan yang membuat pola pikir negatif.
Apa saja kebiasaan yang menyebabkan pola pikir remaja negatif? Cari tahu informasinya di artikel Popmama.com yang satu ini yuk!
1. Selalu berpikir negatif dalam segala situasi
Bukan rahasia umum lagi jika akar dari kebiasaan berpikir negatif adalah, pikiran yang negatif itu sendiri. Ketika anak mama sering mengeluh dan tampak putus asa, tandanya ia tidak berhenti memikirkan hal-hal buruk.
Ini dapat menyebabkan anak selamanya terjebak berada dalam pola pikir yang tidak berkembang. Ketika terjadi hal ini, penting bagi Mama untuk mencoba mengalihkan fokus anak ke hal lain, setiap kali pikiran negatifnya itu muncul.
Lakukan hal-hal sederhana yang dapat meningkatkan suasana hati remaja, seperti menyantap es krim bersama, menyaksikan film, atau sekadar berjalan-jalan di lingkungan sekita rumah. Hal demikian dilakukan untuk mengurangi kebiasaan yang bisa membuat pola pikir anak tidak maju.
Editors' Pick
2. Pesimis ketika menemukan hambatan baru dalam mencapai tujuan
Setiap remaja tentu ingin memiliki masa depan yang cerah. Sehingga tak sedikit dari mereka berusaha keras untuk mewujudkannya. Namun ketika melihat hambatan di tengah jalan, remaja bisa merasa takut pada sesuatu yang bahkan belum tentu terjadi.
Ketidaktahuannya atas apa yang akan terjadi, membuat anak mudah berpikir kemungkinan terburuk yang bisa saja ia alami. Nah, kebiasaan demikian dapat memicu pola pikirmu menjadi negatif. Sebab kamu terpengaruh pada ketakutan-ketakutan yang sebenarnya mungkin saja gak akan terjadi.