5 Kebiasaan yang Membangun Anak agar Lebih Terorganisir
Tak perlu sulit, kebiasaan ini bahkan bisa ditanamkan dalam hidup anak sehari-hari
22 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjadi terorganisir atau tertata membantu anak menjalani hidup secara tertata dan cederung minim kekacauan. Terorganisir bahkan bisa dilakukan dari hal-hal paling kecil.
Ada sebuah motivasi dari William McRaven seorang pensiunan jenderal angkatan laut Amerika serikat yang mengatakan, "Make Your Bed: Little Things That Can Change Your Life... And Maybe the World". (Merapikan tempat tidur, hal kecil yang merubah hidupmu...dan mungkin merubah dunia".
Anak yang menjalani kehidupan terorganisir akan menemukan hidupnya selalu produktif dan jauh dari waktu sia-sia.
Bagaimana cara mengembangkan sikap ini pada anak?
Berikut Popmama.com akan memberikan 5 kebiasaan yang perlu ditanamnkan pada anak agar ia tumbuh menjadi lebih terorganisir.
1. Selalu meningatkan anak agar bersiap-siap lebih cepat atau satu hari sebelumnya
Membentuk kepribadian yang terorganisir bisa dilakukan dengan membiasakan anak siap atau datang lebih cepat dari orang lain. Misalnya, ketika ingin jalan-jalan bersama keluarga, Mama dapat mengingatkan anak untuk bersiap-siap satu jam sebelumnya.
Bahkan jika rencana ini sudah disiapkan jauh-jauh hari, Mama bisa meminta anak untuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawa pada malam harinya. Agar anak sudah siap 10-15 menit sebelum berangkat. Cara ini juga bisa diterapkan ketika anak bersiap-siap sekolah.
Melakukan kebiasaan ini, tak hanya meminimalisir barang-barang ketinggalan, namun juga membuat anak menjadi lebih tenang, santai, dan berpikiran jernih. Ini juga membuat kehidupan anak menjadi tertata dan selalu memiliki jadwal apa yang ingin ia lakukan esok hari.
Editors' Pick
2. Menetapkan jadwal rutinitas harian
Setiap anak sekolah umumnya memiliki jadwal yang padat dalam sehari, mulai dari bangun pagi, sarapan, bersiap-siap sekolah, belajar, hingga kembali tidur di malam hari. Jika ada satu aktivitas yang terlambat dilakukan, tentu akan memengaruhi seluruh aktivitasnya di hari itu.
Untuk mencegahnya, Mama dapat membantu anak untuk menuliskan jadwal harian. Misalnya bangun pagi dan merapikan tempat tidur dari jam 06.00-06.15, lalu dilanjutkan mandi dari jam 06.15-06.25, dan lain-lain.
Cara ini akan mengajarkan anak untuk tetap bertanggung jawab atas waktunya, sehingga ia tidak membuang waktu sia-sia.
3. Membangun kebiasaan dengan konsisten setiap hari
Ketika anak sudah terbiasa melakukan hal-hal secara teratur, otot dan otak akan menyimpan kebiasaan ini dalam bentuk memori. Sehingga tanpa disuruh pun, anak juga dapat mengikuti rutinitas dengan baik, misalnya, secara refleks anak terbiasa bangun pagi di jam yang sama tanpa bantuan alarm.
Maka itu, penting untuk mengingatkan anak agar konsisten dengan rutinitasnya tiap hari. Sebagai permulaan, anak mungkin akan kesulitan beradaptasi, namun dengan berlatih menyelesaikan tugas, semakin sedikit bagi tubuh harus secara sadar memikirkan setiap langkah.
Sehingga apa yang dulunya tampak seperti tantangan bagi anak akan segera terasa seperti kebiasaan.
4. Membuat daftar tugas-tugas yang harus diselesaikan jangka pendek dan jangka panjang
Mereka yang memiliki kehidupan teratur akan membatasi jumlah tugas yang harus diselesaikan untuk waktu tertentu. Mengapa? Karena ini berisiko menyebabkan kekacauan jika ingin mencoba mengubah semuanya sekaligus.
Dan tentunya akan membuat anak merasa kelelahan dan niat ingin berhenti sebelum memberikan diri kesempatan untuk membangun tujuan yang ingin dicapai.
Untuk mencegah hal tersebut, bantu anak untuk membuat daftar tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Untuk tugas jangka panjang, anak dapat memecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan bisa dikerjakan dari demi hari.
Jika anak mengerjakan tugas jangka panjang terlebih dahulu, tugas yang harus dikumpulkan esok hari mungkin akan terabaikan.
5. Membatasi waktu layar anak
Anak-anak dan remaja kini tak bisa dijauhkan dengan ponselnya, bukan? Namun, membatasi waktu layar anak dapat membantunya lebih terorganisir. Misalnya mulai dari tidak menyimpan ponsel atau barang elektronik lainnya dikamar tidur anak.
Misalnya anak bermain ponsel di malam hari, ini bisa menyebabkannya susah tidur dan insomia, yang menyebabkannya sulit bangun di pagi hari hingga kesiangan. Begitupun jika anak terlalu asyik bermain ponsel di pagi hari setelah bangun.
Yup, itulah lima kebiasaan yang bisa membentuk anak agar menjadi lebih terorganisir. Seperti yang disebutkan di atas, menerapkan kebiasaan ini butuh konsisten dan kesabaran bagi anak dan juga Mama yang membimbingnya.
Selalu berikan dukungan dan pujian ketika anak berupaya untuk lebih terorganisir, agar ia menjadi lebih semangat menjalaninya. Semoga informasinya bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- 7 Model Cardigan Rajut agar Anak Tetap Stylish di Cuaca Dingin
- 7 Urutan Doa Mustajab agar Anak Cerdas Otaknya
- 5 Trik Agar Anak Disiplin Jaga Protokol Kesehatan di Masa Pandemi