Kenali Dampak Gangguan Mental Akibat Cyberbullying pada Anak Remaja
Cyberbullying dapat berujung pada pikiran untuk menyakiti hingga bunuh diri
20 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap jenis bullying dapat memiliki efek fisik dan psikologis pada anak. Kecemasan, ketakutan, depresi, harga diri rendah, masalah perilaku, dan perjuangan akademis hanyalah beberapa tantangan yang mungkin dialami anak-anak yang menjadi korban bullying.
Ini juga termasuk cyberbullying atau penindasan yang terjadi di dunia maya, yang juga bisa sangat merusak. Remaja mungkin kehilangan minat pada hal-hal yang pernah ia nikmati dan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk berinteraksi dengan keluarga dan teman.
Dan, dalam beberapa kasus, gangguan mental dapat muncul.
Apa saja dampak gangguan mental yang terjadi akibat cyberbullying pada anak remaja? Simak informasinya yang Popmama.com telah rangkum di bawah ini!
1. Depresi dan kecemasan
Dilansir dari Very Well Mind, korban cyberbullying dapat mengalami kecemasan, depresi, dan kondisi terkait stres lainnya.
Tekanan tambahan untuk mengatasi cyberbullying secara terus menerus dapat merusak perasaan bahagia dan kepuasan seorang remaja yang menjadi korban. Hal ini juga juga dapat meningkatkan perasaan khawatir dan isolasi.
Cyberbullying juga dapat mengikis kepercayaan diri dan perasaan harga diri, yang dapat mengarah pada depresi dan kecemasan.
Sebuah penelitian di tahun 2014 dalam jurnal Adolescent Health, Medicine and Therapeutics memberikan gagasan bahwa peningkatan intensitas cyberbullying menyebabkan tingkat depresi yang lebih tinggi.
Penelitian ini menemukan bahwa 93 persen dari mereka yang menjadi korban cyberbullying melaporkan perasaan sedih, tidak berdaya, dan putus asa.
Editors' Pick
2. Tingkat percaya diri yang rendah
Penindasan di dunia seringkali membidik apa yang membuat korban merasa paling rentan. Misalnya, seorang remaja yang merasa tidak nyaman dengan tanda lahir di wajahnya, mendapatkan cyberbullying yang mengarah pada fisiknya.
Meskipun bukan itu masalahnya, intimidasi online dapat berdampak pada harga diri. Target intimidasi mungkin mulai merasakan ketidakpuasan yang intens dengan siapa dirinya. Akibatnya, ia dapat mulai meragukan nilai dirinya sendiri.
Penelitian di tahun 2018 dalam jurnal Frontiers in Psychology berspekulasi bahwa kaum muda memiliki kebutuhan psikologis yang kuat untuk menjadi bagian dan diterima oleh kelompok sebaya, dan cyberbullying dapat menyebabkan ketidaksesuaian psikologis, penurunan kesejahteraan, dan pada akhirnya menyebabkan harga diri rendah.
3. Masalah akademik
Anak-anak dan remaja yang menjadi korban cyberbullying dapat kehilangan minat di sekolah. Akibatnya, mereka sering memiliki tingkat ketidakhadiran yang jauh lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak diintimidasi.
Anak bukan bolos sekolah karena ia malas, namun ia menghindari agar tak menghadapi anak-anak yang melakukan cyberbullying, atau karena anak merasa malu dan terhina oleh pesan yang dibagikan secara online.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan nilai akademik, karena anak sulit berkonsentrasi atau belajar. Dan dalam beberapa kasus, anak-anak mungkin putus sekolah atau kehilangan minat untuk melanjutkan pendidikannya setelah sekolah menengah.
4. Pikiran untuk melukai diri sendiri hingga bunuh diri
Terkadang korban cyberbullying merespons perasaan intensnya dengan melukai diri sendiri, dengan cara tertentu.
Misalnya, beberapa mungkin terlibat dalam melukai diri sendiri seperti menggaruk atau menusukkan benda tajam ke diri sendiri. Faktanya, penelitian dalam jurnal BioMed Research International di tahun 2018 secara konsisten menghubungkan intimidasi dan melukai diri sendiri
Tak hanya itu, cyberbullying juga meningkatkan risiko bunuh diri. Anak-anak yang terus-menerus mendapatkan penindasan oleh teman sebayanya melalui pesan teks, pesan instan, media sosial, atau aplikasi seringkali mulai merasa putus asa dan satu-satunya cara untuk menghilangkan rasa sakit itu adalah dengan mengakhiri hidupnya.
Akibatnya, remaja mungkin berfantasi tentang kematian untuk melarikan diri.
Nah itulah beberapa dampak gangguan mental yang disebabkan oleh cyberbullying pada remaja. Jika anak remaja mama ditindas di dunia maya, penting untuk membantunya mengambil langkah untuk mengakhiri penindasan ini.
Ini mungkin berarti melaporkan cyberbullying ke platform media sosial terkait, pejabat sekolah, dan bahkan polisi. Sementara itu, jangan abaikan perasaan anak. Berkomunikasilah dengannya setiap hari dan awasi perubahan suasana hati dan perilaku.
Cari bantuan profesional kesehatan jika Mama melihat ada perubahan sama sekali.
Baca juga:
- Ciri-Ciri Orangtua yang Baik bagi Anak, Baik Kesehatan dan Mentalnya
- Faktor Penyebab Kesehatan Mental dan Tips Mengatasinya pada Remaja
- Apakah Mama Menjaga Kesehatan Mental Anak dengan Baik? Ini 7 Tandanya