Seorang pelajar SD 09 Jatimulya, Bekasi, yaitu Fatir Arya Adinata, harus kehilangan kakinya akibat dibully temannya saat masih duduk di kelas 6 SD pada Februari 2023 lalu.
Hal ini berawal ketika Fatir disleding dan diejek oleh lima orang temannya.
Kesedihan yang dialami oleh Fatir ini juga menjadi perjuangan bagi sang Mama, Diana Novita, yang menceritakan bagaimana dirinya harus meyakinkan Fatir sebelum diamputasi hingga kini menghibur dan merawat anaknya di kondisi fisiknya saat ini.
Kondisi yang dialami oleh anaknya akibat tindakan bully di sekolah, membuat Mama Diana akui menangis setiap malam.
Berikut kisah lengkap mengenai kronologi Fatir dibully hingga diamputasi yang telah Popmama.com rangkum dibawah ini
1. Fatir tak hanya sekali mengalami bullying di sekolah
Freepik/Jcomp
Menurut pendapat sang Mama, Diana Novita, dalam Podcast Deddy Corbuzier, mengatakan Fatir yang senang tampil sering mengadu mendapat cemooh dari teman-temannya, bahkan sebelum terjadi tindakan sledingan tersebut.
"Fatir itu kan anaknya aktif, dia suka tampil di dalam kelas atau acara sekolah. Setiap dia tampil, itu pasti ada di mana dia cerita mengadu pada saya "mah aku dikatain mah, sok ganteng, sok pinter, gendut, item aja"itu setelah selesai tampil" ujar sang Mama.
Sang Mama mengatakan bahwa sebelum terjadi tindakan sledingan yang dilakukan oleh lima pelajar tersebut, Fatir hanya mendapatkan bullying secara verbal alias tidak ada benturan fisik.
"Mungkin saya berpikir gini, ketika verbal itu tidak kena, Fatir masih tetap aktif, tidak menutup kemungkinan dong (untuk dilakukan secara fisik)" tambahnya.
2. Mama Diana mengaku menangis setiap hari saat membersihkan tubuh Fatir
Freepik/Rawpixel-com
Saat Deddy Corbuzier menanyakan bagaimana kondisi Fatir saat ini, sang Mama mengatakan bahwa anaknya masih di rumah sakit.
“Dan saya masih setiap hari menangis ketika saya membersihkan dia BAB, dengan kondisi terbaring sebelah, diangkat juga sakit, dan harus tiga orang yang membantu. Dan lukanya masih basah.” ujarnya
Mama Diana juga mengatakan kalau Fatir saat ini tidak mau banyak bicara dan tidak mau makan, sampai harus dibujuk. Sempat juga HB nya rendah hingga harus transfusi.
Editors' Pick
3. Memberikan dukungan mental untuk Fatir saat memiliki quality time bersama
YouTube.com/Deddy Corbuzier
Selain luka fisik yang kini dialami oleh Fatir, kesedihan yang dialaminya pun juga bisa berdampak pada kesehatan mentalnya. Sehingga kini, sang Mama selalu memberikan dukungan mental untuk Fatir setiap malam.
“Setiap hari, setiap malam, ketika saya ada waktu quality time, saya selalu bilang bahwa “kamu kuat, kamu anak spesial", setiap hari setiap detik saya menguatkan mental anak saya, biar dia semangat, bahwa masih ada harapan di masa depan dia, di dalam kondisi dia yang tidak sempurna” katanya.
Mama Diana pun juga mengatakan bahwa Fatir merasa khawatir dirinya takut nantinya tidak bisa membantu sang Mama bekerja.
4. Sedihnya melahirkan anak dengan fisik normal hanya bertahan 12 tahun akibat bullying
Freepik/Mrsiraphol
Dalam podcast tersebut, Mama Diana pun menjelaskan bagaimana kondisinya yang sedang down mendengar kabar bahwa anaknya harus diamputasi.
“Saat itu ketika saya tahu itu bakal diamputasi, ketika keluar dari ruang operasi, saya melihat anak saya fisik yang baru, sepersekian detik saya lari. Saya lari keluar, saya nggak tahan. Saya melahirkan dia normal, cuman 12 tahun” ucap Mama Diana.
Ia pun juga selalu berdoa untuk kesembuhan Fatir agar anaknya panjang umur dan cepat sembuh. Menurutnya, melebih-lebihkan atau mengarang cerita dapat merusak doanya.
5. Wali kelas mengatakan bahwa pelaku berasal dari keluarga medis dan paham hukum
YouTube.com/Deddy Corbuzier
Hari keempat setelah terjadinya tindakan bullying tersebut, Mama Diana melakukan pertemuan dengan wali kelas di sekolah dengan tujuan untuk mencegah adanya tindakan bullying lanjutan setelah Fatir kembali bersekolah menggunakan decker.
"Tetapi yang terjadi adalah saya tidak dibiarkan untuk duduk, bercerita kronologisnya, tapi ini wali kelas berdiri langsung dan bilang bahwa "iya iya saya sudah tahu dari Fatir" lalu badan dia itu menggiring saya untuk keluar kelas" kata sang Mama.
Di luar kelas, tambahnya, wali kelas tersebut meminta agar Mama Diana memahami penyebab sakitnya Fatir akibat di sleding, karena keluarga pelaku adalah keluarga medis dan paham hukum.
"Ceritanya nyambung, dengan Fatir diomongin sama wali kelasnya "Fatir ngomong sama Mama kamu, ini mau diselesaikan secara kekeluargaan apa dilanjut?" wali kelas ngomong ke Fatir." ujar Berto selaku pengacara.
6. Keluarga pelaku seakan-akan tidak mau tanggung jawab biaya
Freepik/Rawpixel-com
Ketika muncul indikasi adanya tumor tulang, Mama Diana mengabarkan pada wali kelas terkait kondisi Fatir. Namun disayangkan, sang Mama hanya diberikan respon negatif oleh wali kelas.
“Setiap saya memeriksakan kondisi Fatir ke rumah sakit ini saya update ke wali kelas, yang berkembang adalah mindsetnya ya cuma diselengkat. Jadi saya menyelesaikan pemeriksaan di tahap MRI, agar saya bisa berbicara by data. Setelah MRI itu keluar barulah saya nemuin wali kelas ini di ruang guru. Saya maksa untuk bertemu dengan keluarga si L” ujar Mama Diana
Saat mediasi pertama terjadi perdebatan antara Mama Diana datang sendiri dengan orangtua dan tante dari keluarga pelaku, karena keluarga pelaku mengatakan bahwa operasi Fatir ditanggung oleh BPJS Kesehatan dan harusnya dilakukan operasi saja.
“Pembicaraan dia di awal itu bilang, ini ditanggung BPJS kan berarti dia tidak memikirkan dampaknya. Seakan-akan tidak mau tanggung jawab biaya” kata Mama Diana.
7. Jika kasus bullying tidak diatasi, maka Indonesia bisa menjadi bangsa yang bar-bar
Freepik
Kasus bullying yang terjadi diantara sesama pelajar kini menjadi masalah besar di Indonesia yang harus segera diatasi.
“Saya curiga, kalau seandainya ini dibiarkan, kedepannya ini bangsa kita jadi bangsa yang bar-bar. Karena dari KPAI aja bilang, dalam tahun 2022 itu ada 6 juta kasus pembullyan” ujar Berto.
Berto pun juga mencurigai adanya oknum guru-guru yang menutupi kasus bullying di sekolah dengan tujuan mempertahankan akreditasi sekolah.
Itulah informasi seputar Mama Diana, Mama dari Fatir yang berjuang untuk merawat sang anak hingga berjuang mendapatkan keadilan yang seharusnya.
Kasus bullying bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi tugas dari orangtua, guru, staf sekolah hingga masyarakat untuk memastikan setiap siswa merasa dihargai dan dilindungi.
Diharapkan nantinya kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari intimidasi, di mana setiap anak dapat tumbuh dan berkembang tanpa rasa takut.