Pada tanggal 9 April 2023, umat Kristiani di seluruh dunia akan merayakan hari Paskah, atau yang juga dikenal dengan 'Easter'. Di hari itulah, masyarakat beragama Kristen diingatkan dengan hari Kebangkitan Yesus Kristus setelah mati di kayu salib pada Jumat Agung.
Selain identik dengan perayaan ibadah di Gereja, hari Minggu Paskah juga identik dengan permainan bertemakan telur, seperti mewarnai telur.
Jika anak-anak mama merayakan Paskah di Sekolah Minggu, ia tentu sudah tak asing dengan aktivitas ini.
Namun, mengapa hari Minggu Paskah identik dengan mewarnai telur?
Jika anak mama menanyakan hal serupa, berikut Popmama.com telah menyiapkan jawabannya. Beri tahu anak ya Ma!
1. Telur dilambangkan sebagai 'kehidupan yang baru' atau 'kelahiran kembali'
Freepik/Drobotdean
Dilansir dari English Heritage, sepanjang sejarah, orang-orang saling memberi telur di festival musim semi untuk merayakan musim baru.
Hal ini karena telur melambangkan kehidupan baru dan kelahiran kembali, dan diperkirakan bahwa kebiasaan kuno ini menjadi bagian dari perayaan Minggu Paskah.
Pada periode abad pertengahan, makan telur dilarang selama Prapaskah atau 40 hari sebelum Paskah.
Jadi pada hari Minggu Paskah, makan telur adalah hal yang sangat menyenangkan. Ini terutama berlaku untuk masyarakat yang tidak mampu membeli daging.
Editors' Pick
2. Mitos-mitos tentang telur yang berhubungan dengan Minggu Paskah
Freepik/Jcomp
Ada banyak mitos juga tentang telur di hari Minggu Paskah. Misalnya, telur yang diletakkan pada Jumat Agung dikatakan akan berubah menjadi berlian jika disimpan selama 100 tahun, dan jika telur memiliki dua kuning telur, itu pertanda akan segera menjadi kaya raya.
Beberapa orang berpikir bahwa telur yang dimasak pada hari Jumat Agung dan dimakan pada hari Minggu Paskah akan meningkatkan kesuburan dan mencegah kematian mendadak.
Sehingga sudah menjadi kebiasaan bagi orang-orang untuk memberkati telur mereka sebelum memakannya.
3. Tak hanya telur, hewan kelinci juga identik dengan Minggu Paskah
Freepik/jannoon028
Kelinci Paskah juga telah menjadi simbol utama dari hari raya terpenting Kekristenan. Asal usul yang tepat dari mamalia mitos ini tidak jelas, tetapi kelinci, yang dikenal sebagai prokreator yang produktif, adalah simbol kuno 'kesuburan dan kehidupan baru'.
Dilansir dari History, sejarah kelinci Paskah pertama kali di Amerika pada tahun 1700-an dengan imigran Jerman yang menetap di Pennsylvania dan membawa tradisi 'kelinci bertelur' yang disebut "Osterhase" atau "Oschter Haws."
Anak-anak mereka membuat sarang di mana makhluk ini bisa menghasilkan telur berwarna.
Akhirnya, kebiasaan ini menyebar ke seluruh Amerika Serikat diperluas, agar menggunakan telur plastik yang diisi cokelat dan jenis permen dan hadiah lainnya, sementara keranjang yang dihias menggantikan sarang.
4. Mewarnai telur ditandai sebagai akhir periode penebusan dosa dan puasa
Freepik/Pvproduction
Masih dilansir dari History, mewarnai dan menghias telur untuk Minggu Paskah adalah tradisi yang sudah ada setidaknya sejak abad ke-13.
Salah satu penjelasan untuk kebiasaan ini adalah bahwa telur menjadi makanan terlarang selama masa Prapaskah.
Sehingga banyak anak-anak hingga orang dewasa akan mewarnai dan menghiasnya untuk menandai akhir periode penebusan dosa dan puasa, kemudian memakannya pada Minggu Paskah sebagai perayaan.
5. Setelah diwarnai, telur-telur tersebut bisa dilibatkan dalam permainan yang populer saat Paskah
Freepik/Artfolio
Perburuan telur paskah dan menggulingkan telur adalah dua tradisi terkait telur yang populer. Ini pertama kali dipopulerkan di Amerika Serikat, dengan perayaan bernama 'White House Easter Egg Roll.
Perlombaan ini mengharuskan anak-anak mendorong telur rebus yang didekorasi agar melintasi halaman Gedung Putih, adalah acara tahunan yang diadakan pada hari Senin setelah Paskah.
Menggulung telur pertama kali terjadi pada tahun 1878, ketika Rutherford B. Hayes menjadi presiden.
Peristiwa itu tidak memiliki makna keagamaan, meskipun beberapa orang menganggap penggulingan telur sebagai simbol dari batu yang menghalangi makam Yesus digulingkan, yang mengarah pada kebangkitan-Nya.
Nah itulah beberapa informasi yang menjawab pertanyaan anak mengapa hari Minggu Paskah identik dengan mewarnai telur. Tak dapat dimungkiri bahwa tradisi mewarnai dan menghias telur, kini hampir hilang,
Tetapi Mama dapat menghidupkan kembali tradisi ini dengan membuatnya sendiri di rumah, dan melakukan permainan-permainan dengan telur yang telah dihias bersama anak di rumah, sambil memaknai hari kebangkitan Yesus.