Sejak memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar, anak mama tentu sudah mendapatkan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains.
Pada pelajaran ini anak mendapatkan banyak pengetahuan baru seputar anatomi tubuh, proses pertumbuhan tanaman, hingga mengenal tata surya dan segala benda langit lainnya.
Inilah yang membuat sains terkadang cukup sulit untuk dipahami anak-anak, terutama ada begitu banyak "fakta" yang beredar yang sebenarnya tidak benar alias mitos semata.
Untuk membantu anak mengetahui apa saja mitos sains dan apa kebenarannya, berikut ini Popmama.com telah merangkum 7 mitos sains yang telah dibuktikan salah, apa saja ya?
1. Mitos: Air menghantarkan listrik
Freepik
Meskipun ini adalah mitos sains, bukan berarti anak mama dapat membawa pengering rambut atau kipas angin saat mandi ya!
Alasan mengapa manusia tidak boleh berenang saat terjadi badai petir sebenarnya tidak ada hubungannya dengan air itu sendiri.
Air murni sebenarnya adalah isolator, yang berarti tidak menghantarkan listrik. Namun bahayanya berasal dari mineral dan bahan kimia di dalam air, yang terdiri dari ion bermuatan listrik.
Meski air murni secara teoritis aman di sekitar listrik, air murni sendiri hampir tidak mungkin ditemukan di sekitar kita karena bahkan air sulingan saja yang banyak digunakan di rumah memiliki ion.
2. Mitos: Bunglon berubah warna hanya untuk menghindari predator
Pixabay/karepet-10895573
Yup, mungkin anak mama telah mendengar bahwa bunglon dapat memang dapat berubah warna dengan meregangkan dan mengendurkan sel-sel yang mengandung kristal, yang mempengaruhi bagaimana cahaya dipantulkan.
Namun, mereka tidak dapat berubah ke warna apa pun agar sesuai dengan lingkungan mereka, dan perubahan warna bunglon tidak selalu tentang berhubungan dengan kamuflase.
Sebagai gantinya, bunglon menggunakan kristal terutama untuk komunikasi, misalnya warna gelap menandakan agresi, seperti ketika betina tidak ingin kawin. Ini juga menjadi cara bunglon untuk mengontrol suhu, misalnya warna yang lebih terang mencerminkan panas.
Editors' Pick
3. Mitos: Semua dinosaurus memiliki kulit bersisik
earth.com
Kadal raksasa bersisik yang sering lihat di film-film dinosaurus mungkin tidak terlihat begitu mirip dengan dinosaurus yang sebenarnya.
Sementara para ilmuwan masih memperdebatkan spesies tertua dan terbesar, ada satu hal yang pasti yaitu setidaknya ada beberapa dinosaurus yang memiliki bulu, menarik bukan?
Salah satu bagian lengan fosil Velociraptor memiliki tonjolan yang terlihat seperti menahan sayap burung modern di tempatnya, dan tulang spesies Siberia yang ditemukan pada tahun 2014 dikelilingi oleh jejak bulu.
Sementara beberapa ilmuwan berpendapat spesies yang lebih besar seperti Tyrannosaurus rex tidak membutuhkan bulu yang lebat, ada teori lain yang mengatakan bahwa mereka memiliki setidaknya beberapa bentuk bulu ringan, seperti bagaimana gajah, yang tidak memiliki bulu tebal.
4. Mitos: Bumi adalah satu-satunya planet yang memiliki air
starwalk.space
Meskipun betul Bumi dianggap sebagai Planet Biru karena 70 persennya ditutupi oleh air, tetapi air tak hanya ditemukan di Bumi saja lho!
Jika anak mama melihat garis-garis gelap yang berubah di Mars, ini menunjukkan bahwa tidak hanya ada es di Planet Merah ini, namun air asin kemungkinan mengalir di atasnya.
Terlebih lagi, NASA menemukan ada lautan yang mengandung air dua kali lebih banyak daripada yang kita miliki di Bumi, ini berada di bawah lapisan es di bulan Jupiter, yang bernama Europa.
Bisakah planet yang memiliki banyak air mampu menopang kehidupan manusia? Hanya waktu yang akan memberi tahu.
5. Mitos: Tembok Besar China adalah satu-satunya bangunan buatan manusia yang dapat terlihat dari bulan
grunge.com
Mama mungkin pernah mendengar mitos yang satu ini bukan? Karena mitos ini telah berkembang setidaknya sejak tahun 1932. Namun sayangnya, klaim ini terjadi 30 tahun sebelum manusia membuat mesin yang benar-benar bisa mendarat di bulan.
Sehingga, klaim tersebut sama sekali tidak berdasar.
Kemudian para astronot kini telah mengkonfirmasi bahwa bahkan Tembok Besar di China pun sebenarnya tidak dapat dilihat dari luar angkasa, kecuali di ketinggian rendah.
Bahkan pada ketinggian (relatif) rendah, sebenarnya lebih mudah untuk melihat jalan dan landasan pacu pesawat, yang warnanya tidak menyatu dengan tanah.
6. Mitos: Petir tidak pernah menyambar tempat yang sama dua kali
Pixabay/sethink
Tak sedikit orang yang takut dengan suara petir, baik itu anak-anak dan orang dewasa sekalipun. Inilah juga yang membuat banyak orang yang menenangkan diri dengan berpikir bahwa tidak mungkin petir mengenai tempat yang sama dua kali.
Namun tahukah bahwa gedung Empire State Building di New York, pernah mengalami delapan serangan dalam 24 menit selama badai?
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa menahan petir dari tempat yang baru saja tersambar.
Faktanya, dilansir dari National Severe Storms Laborator, hal yang membuat sebuah tempat mungkin terkena satu kali adalah ketinggian, keberadaan genangan air, atau bentuk medan.
7. Mitos: Kepercayaan umum yang mengatakan Bumi itu datar atau berbentuk bola yang sempurna
nasa.gov
Ketika anak memiliki bola dunia di rumah, tentu ia akan menganggap bahwa Bumi memiliki bentuk bola yang sempurna. Menariknya, datar dan bola adalah bagian dari mitos ini salah, terkejut bukan?
Para ahli telah mengetahui bahwa Bumi itu bulat selama ribuan tahun. Filsuf Yunani Pythagoras pertama kali mengusulkan gagasan itu sekitar tahun 500 SM, meskipun proses pemikirannya berkaitan dengan fakta bahwa ia menganggap bola adalah bentuk yang paling sempurna.
Kemudian juga ada teori pada saat abad pertama Masehi bergulir, di mana setiap orang Yunani atau Romawi yang berpendidikan percaya pada planet Bumi berbentuk lingkaran yang terbatas.
Tapi ini dibuktikan oleh Christopher Columbus yang melakukan perjalanannya. Ketakutannya adalah bahwa lautan akan menjadi terlalu besar, bukan karena ia akan jatuh dari muka bumi.
Pada akhirnya, dilansir dari NOAA's National Ocean Service, menjelaskan bahwa sebenarnya Bumi memiliki bentuk ellipsoid atau elips. Artinya Bumi tidak berbentuk bola yang sempurna. Hal ini karena Kutub Utara dan Selatan sedikit mendatar.
Nah itulah beberapa 7 mitos sains yang telah dibuktikan salah. Beberapa mitos ini dapat menjadi pelajaran bagi para anak-anak untuk selalu mengecek ulang setiap informasi yang didapatkan. Agar mereka dapat belajar melalui fakta yang sebenar-benarnya.