Salah satu pencegahan virus corona atau Covid-19 di adalah penyuntikan vaksin. Cara ini telah dilaksanakan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Berdasarkan Satu Data Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, vaksinasi tahap satu telah berjalan sekitar 12,70 persen, sedangkan pada tahap dua sebanyak 5,50 persen dari target sasaran vaksinasi. Namun tak semua orang bisa mendapatkan perlindungan dari virus corona ini.
Ada skrining ketat perihal penyakit penyerta, serta batasan kelompok usia. Anak yang masih di bawah usia 18 tahun juga belum diperbolehkan mendapat vaksinasi.
Lalu bagaimana melindungi anak dari virus corona jika tidak termasuk dalam batasan kelompok usia vaksin?
Untuk mengetahuinya lebih lanjut, kali ini Popmama.com telah merangkum informasi selengkapnya di bawah ini.
1. Batasan kelompok usia yang diperbolehkan vaksin adalah 18 tahun dengan kondisi sehat
Freepik/Lovelove56
Syarat kelompok usia yang diperbolehkan mendapat vaksin adalah orang dewasa yang sehat dengan usia di atas 18 tahun.
Ketentuan tersebut berdasakan Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI No HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19 terkait syarat penerima vaksin Covid-19.
Hal inipun juga berlaku untuk vaksin AstraZeneca, yang baru diberi izin oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dilansir dari Biofarma Reporter, para peneliti menggunakan 300 sukarelawan anak untuk menguji keefektifan vaksin AstraZeneca untuk kelompok usia antara 6 hingga 17 tahun.
Penelitian ini menilai apakah vaksin yang dikenal sebagai vaksin ChAdOx1 nCoV-19 buatan Oxford Inggris tersebut akan menghasilkan respons imun yang kuat pada anak-anak dalam kelompok usia tersebut.
Editors' Pick
2. Anak yang terkena Covid-19 cenderung memiliki kasus yang ringan dan dapat sembuh total
Freepik/Prostooleh
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (AS), anak-anak sangat jarang terkena kasus Covid-19 yang parah.
Menurut perkiraannya, tingkat rawat inap Covid-19 untuk orang dewasa yang berusia di atas 85 tahun lebih tinggi 80 kali dibandingkan dengan anak-anak yang berusia 5 hingga 17 tahun.
Hal inipun juga didukung oleh tingkat kematiannya yang sangat jauh, yaitu 7.900 kali lebih tinggi daripada anak-anak.
Namun, bukan berarti anak tidak memiliki masalah serupa. Anak-anak juga ada yang sudah dirawat di rumah sakit dan meninggal akibat virus ini.
Beberapa bukti juga menunjukkan bahwa anak-anak dapat mengembangkan gejala jangka panjang setelah infeksi seperti orang dewasa pada umumnya.
Tetapi secara umum, anak yang terkena Covid-19 cenderung memiliki kasus yang cukup ringan dan dapat sembuh total
3. Walaupun orangtua sudah divaksin lengkap, bukan berarti anak aman terhindar dari virus corona
Freepik/prostooleh
Walaupun anak-anak cenderung memiliki kasus yang cukup ringan dan mampu sembuh total, tak berarti anak bisa aman terhindar dari virus corona ya, Ma!
Dilansir dari Time, Dr. David Kimberlin yang merupakan wakil direktur divisi pediatrik penyakit menular di Children's. dari Alabama, mengatakan meskipun anak-anak berisiko lebih rendah, tetapi keluarga tidak boleh terburu-buru kembali ke kehidupan normal seperti pra-pandemi.
Ini termasuk ketika Mama, Papa, dan seluruh anggota keluarga sudah divaksin lengkap.
Kimberlin menjelaskan, semakin banyak orang dewasa yang divaksinasi, jumlah kasus, tingkat positif tes, dan rawat inap harus terus menurun. Namun untuk saat ini, masih paling aman mengatur jadwal ketat anak untuk bermain di luar rumah.
Ia juga menyarankan agar anak tetap menggunakan masker walaupun orang dewasa sudah divaksinasi. Jika anak punya kondisi kesehatan yang membuatnya berisiko tinggi terkena penyakit parah, maka penting bagi Mama untuk terus mengambil tindakan pencegahan sampai anak bisa mendapatkan vaksinasi.
4. Lindungi anak dengan meningkatkan kewaspadaan penyebaran virus
Freepik/Pvproduction
Selain mengurangi jadwal bermain anak di luar rumah, kewaspadaan juga berlaku jika keluarga atau orang lain yang telah divaksinasi berkunjung ke rumah. Karena bukan berarti bebas dari risiko.
Dokter senior di divisi penyakit menular Rumah Sakit Anak Boston, Dr. Richard Malley mengatakan ia yakin bahwa orang yang divaksinasi penuh lebih kecil kemungkinannya untuk menyebarkan virus daripada orang yang tidak divaksinasi.
Tetapi persentase kemungkinannya masih belum jelas. Belum adanya persentase akurat, serta adanya varian baru maka belum bisa mengetahui lebih jelas tentang risikonya bagi anak. Terlebih lagi jika anak menghabiskan waktu dengan orang dewasa yang sudah divaksinasi, tanpa masker.
5. Ajak anak untuk selalu rutin mengikuti protokol Covid-19 ketika kembali bersekolah
Freepik
Selama masa pandemi, hampir seiap anak mengikuti kegiatan belajar secara daring dari rumah. Namun, beberapa wilayah telah mulai membuka sekolah karena tingkat penularannya rendah.
Hal ini dapat menimbulkan membuat Mama lebih waspada soal penularan pada anak selama kegiatan belajar mengajar tatap muka, walaupun guru dan karyawan telah divaksin. Maka dari itu, langkah yang tepat adalah tetap melakukan tindakan pencegahan.
Seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan. Penting pula bagi sekolah untuk memperhatikan ventilasi ruang kelas. Selama anak selalu mengikuti protokol Covid-19, maka bisa dikatakan mungkin aman untuk kembali ke sekolah.
David Kimberlin juga mengatakan bahwa ia merasa nyaman agar anak kembali masuk sekolah, terutama jika sekolah telah menerapkan tindakan pencegahan yang tepat.
Namun jika Mama merasa tindakan pencegahan di sekolah tidak memadai, atau jika angka kasus di suatu wilayah masih tergolong tinggi, maka untuk saat ini perlu menahan anak agar tetap belajar secara daring di rumah setidaknya untuk waktu yang lebih lama.
Nah itulah informasi seputar vaksinasi Covid-19 untuk anak. Walaupun anak dibawah usia 18 tahun masih belum bisa mendapatkan vaksin tersebut, Mama dapat terus mengingatkan anak untuk menjaga kesehatan dengan mengikuti protokol kesehatan, menggunakan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak.
Serta Mama juga perlu menyajikan asupan makanan yang bergizi dengan sayur dan buah-buaha, serta mengajak anak untuk rutin berolahraga ringan setiap harinya, untuk melindungi diri dari Covid-19 dan penyakit berbahaya lainnya.