Sebagai orangtua, Mama tentu telah melakukan semua semaksimal mungkin untuk melindungi anak-anak dari potensi berbahaya. Itu termasuk mengawasi anak-anak dengan hati-hati dan menetapkan aturan untuk menghindari penculikan anak, di antara potensi risiko lainnya.
Tapi sesekali, ada sesuatu yang muncul di berita yang memicu kekhawatiran para orangtua. Meski memiliki anak remaja yang sudah bisa berpikir mandiri membuat beberapa orangtua merasa lebih tenang, risiko saat anak lengah pun bisa tak terhindarkan.
Inilah mengapa setiap rumah dan sekolah harus mengajari anak-anak tentang tindakan keselamatan dan perlindungan, termasuk pada anak remaja.
Berikut ini Popmama.comtelah merangkum informasi seputar pentingnya remaja tahu cara melindungi diri dari penculikan. Yuk jaga anak-anak tetap aman!
Anak dari Segala Usia Rentan Terhadap Penculikan Anak
Pixabay/Geralt
Anak-anak dari segala usia, jenis kelamin, dan ras rentan terhadap penculikan anak.
Melansir dari childdevelopmentinfo.com, sekitar 203.900 anak diculik sejak tahun 1999 dalam “penculikan keluarga”. Ini merupakan kondisi di mana seorang anggota keluarga berusaha menculik seorang anak untuk menghilangkan hak asuh pengasuh. 98 persen dari anak-anak ini kembali ke rumah.
Namun sejak tahun 1999 terdapat 58.200 “penculikan non-keluarga”. Penculikan dalam kategori ini melibatkan pemindahan paksa atau penahanan anak untuk waktu yang relatif singkat, biasanya terkait dengan kejahatan lain. 99 persen dari anak-anak ini kembali ke rumah.
Hanya 115 di antaranya adalah jenis penculikan yang paling serius dan berbahaya, yang dilakukan oleh orang asing di mana anak itu dititipkan semalaman, ditahan untuk tebusan, atau dibunuh. Hampir 60 persen dari anak-anak ini dikembalikan dengan selamat.
Ketika penculik tidak berhubungan dengan anak, penculik kemungkinan besar adalah seseorang yang dikenal oleh anak atau keluarga tersebut sebagai orang asing.
Cara Mengajarkan Remaja untuk Melindungi Diri dari Penculikan:
Setiap rumah dan sekolah harus mengajari anak-anak dan remaja tentang tindakan keselamatan dan perlindungan dari potensi berbahaya. Namun mengajarkan cara melindungi diri ini bisa dimulai dari rumah.
Pada bagian ini Mama dapat mengetahui apa saja yang perlu anak remaja tahu tentang cara melindungi diri dari penculikan dan eksploitasi.
Berikut informasinya:
Editors' Pick
1. Jangan keluar rumah sendiri dan selalu minta izin
Pexels/August de Richelieu
Pastikan anak remaja tahu aturan untuk tidak pernah keluar rumah sendiri. Meski bahaya mungkin mengancam siapa saja dan di mana saja, selalu ada keamanan lebih jika anak bepergian dengan beberapa orang yang dikenal dan dipercayai.
Aturan ini bukan hanya untuk anak kecil, tapi juga berlaku untuk remaja.
Kemudian selalu beritahu orangtua atau orang dewasa yang dipercaya, kemana remaja akan pergi. Memberi tahu seseorang di mana keberadaan anak di setiap saat itu cerdas.
Beberapa remaja mungkin akan merasa risih jika harus selalu memberi kabar tentang keberadaannya.
Tetapi Mama dapat menjelaskan, bahwa ini merupakan cara jika anak dihadapkan pada situasi berisiko atau mendapat masalah, keluarga dan teman akan tahu di mana menemukannya.
Bahkan jika anak ingin mengubah rencana setelah sekolah, selalu beri kabar pada orangtua. Jangan pernah memberikan anak bermain sendiri di taman atau mal.
2. Berani untuk berkata "tidak" jika merasa terancam
Freepik/8photo
Mengatakan "Tidak" pada kondisi yang mengancam seringkali sulit bagi orang dewasa, terlebih lagi pada anak remaja. Namun ini bisa dicegah dengan mengajarkan anak situasi-situasi apa yang tidak nyaman sehingga membuatnya terancam.
Misalnya, jika seseorang atau siapa pun menyentuh anak dengan cara yang membuatnya merasa tidak nyaman, maka anak berhak mengatakan "Tidak".
Entah itu tekanan tentang diajak pergi, hingga melakukan tindakan yang salah seperti seks, narkoba, atau melakukan sesuatu yang anak tahu bahwa itu salah. Ingatkan anak untuk menjadi kuat dan pertahankan pendirianya.
Namun, bagaimana caranya anak tahu bahwa ia berada dikondisi yang tidak nyaman atau terancam? Jawabannya adalah dengan mempercayai perasaannya.
Jika seseorang membuat anak merasa takut atau tidak nyaman, menjauhlah secepat mungkin dan beritahu orang dewasa yang dapat dipercaya.
3. Berangkat bersama teman saat pergi ke sekolah atau saat pulang
Freepik
Jika remaja pergi ke sekolah tanpa diantar-jemput oleh orangtua, pastikan ia selalu mengajak teman saat berjalan atau mengendarai angkutan umum ke dan dari sekolah.
Selain lebih menyenangkan, akan lebih aman juga untuk berkumpul dengan banyak orang sambil menunggu di angkutan umum tiba.
Jika ada yang mengganggu remaja saat pergi ke atau dari sekolah, pastikan ia harus menjauhlah dari orang itu, dan beritahu kepada orang dewasa tepercaya, seperti orangtua atau guru Anda.
Namun jika orang dewasa yang tidak dikenal itu mendekati remaja, untuk meminta bantuan atau arahan, pastikan anak harus segera pergi menjauh.
Ingatlah orang dewasa yang membutuhkan bantuan tidak boleh meminta bantuan anak-anak, mereka harus bertanya kepada orang dewasa lainnya.
4. Mengatakan "tidak" pada orang asing yang menawarkan tumpangan
Freepik
Ketika ada seseorang yang tidak dikenali menawarkan tumpangan pada anak, pastikan untuk mengatakan "tidak". Jika seseorang mengikuti, menjauhlah dari orang tersebut secepat mungkin, dan mencari tempat ramai.
Selalu pastikan remaja dapat memberitahu orangtua atau orang dewasa tepercaya tentang apa yang terjadi.
Ketika kondisi semakin mengancam, seperti seseorang yang tidak dikenal mencoba membawa anak ke suatu tempat, anak harus cepat pergi dan berteriak, "Orang ini mencoba membawa saya pergi!" atau "Orang ini bukan ayah/ibu saya!"
5. Aturan yang harus remaja ketahui saat di rumah sendiri
Freepik/artursafronovvvv
Dalam beberapa situasi, banyak orangtua yang terpaksa harus meninggalkan remaja sendiri di rumah. Jika dalam beberapa hari kedepan remaja mungkin harus di rumah sendiri, ada beberapa aturan yang harus ia ketahui. Berikut diantaranya:
Periksa rumah sebelum masuk.
Mengetahui tempat yang aman, misalnya untuk meminta bantuan jika ada yang tidak beres.
Selalu kunci pintunya.
Hubungi orangtua saat tiba di rumah, untuk memberi tahu mereka bahwa aman.
Jangan pernah memberi tahu penelepon bahwa orangtua tidak ada di rumah. Alih-alih, katakan bahwa orangtua tidak bisa datang ke telepon dan tawarkan untuk pesan apa yang ingin disampaikan.
Jangan pernah membukakan pintu untuk atau berbicara dengan siapa pun yang datang ke rumah, kecuali orang tersebut adalah teman atau kerabat keluarga tepercaya, dan orangtua telah mengatakan tidak apa-apa.
Nah itulah informasi seputar pentingnya remaja tahu cara melindungi diri dari penculikan. Penculikan tidak hanya mengancam anak-anak kecil, namun juga bisa mengancam anak-anak yang lebih besar atau remaja.
Yuk Ma, jangan sepelekan keamanan remaja dengan memberitahunya cara melindungi diri dari potensi bahaya, seperti penculikan!