Ini Penyebab Keluhan Nyeri Sendi saat Haid pada Anak Remaja
Dipengaruhi oleh aktivitas hormon reproduksi
25 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika menstruasi, sebagian remaja perempuan merasakan nyeri di bagian-bagian tubuhnya. Nyeri ini muncul karena adanya peradangan di bagian tersebut, termasuk persendian.
Terkadang, rasa nyeri sendi ini dapat timbul akibat kondisi radang sendi yang anak derita atau memiliki riwayat cedera. sejumlah penelitian menunjukan bahwa perempuan lebih sering mengalami nyeri sendi.
Gejala yang diderita cenderung juga lebih berat. Tentunya hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah keseimbangan hormon.
Berikut ini Popmama.com akan membahas tentang keluhan nyeri haid pada remaja berdasarkan berdasarkan dari dr.Irma Lidia yang merupakan Dokter Konsultan Kesehatan di Jovee, yuk di simak ya Ma!
1. Remaja perempuan cenderung merasakan nyeri yang lebih berat karena hormonnya
Remaja perempuan cenderung merasakan nyeri yang lebih berat dibandingkan remaja laki-laki. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh hormonnya.
Sebagian besar remaja dengan rheumatoid arthritis, osteoarthritis, lupus, dan fibromyalgia mengeluhkan nyeri yang bertambah sebelum dan saat periode haid-nya.
Hormon estrogen yang turun drastis saat sebelum dan sesudah menstruasi, juga diperkirakan sebagai salah satu penyebabnya. Hormon estrogen diyakini mampu mengontrol rasa nyeri.
Disamping itu, hormon reproduksi juga dicurigai menjadi faktor penyebab dari tingginya kasus penyakit autoimun, yaitu kondisi dimana sistem imun salah mengenali jaringan tubuh yang sehat sebagai sumber penyakit.
Editors' Pick
2. Perbedaan kerja sistem kekebalan tubuh juga dipengaruhi oleh aktivitas hormon reproduksi
Hormon progesteron dan estrogen memiliki sifat anti peradangan, sehingga mampu meredakan rasa nyeri. Setelah fase ovulasi selesai, kadar kedua hormon ini akan meningkat, sehingga anak dengan rheumatioid arthritis akan merasakan nyerinya berkurang.
Hipotesis lainnya terkait dengan rheumatoid arthritis dan gangguan autoimun lain yang lebih umum terjadi pada remaja adalah, perbedaan kerja sistem kekebalan tubuh yang dipengaruhi oleh aktivitas hormon reproduksi.
Kerja sistem imun ini bisa meningkat ketika kadar hormon reproduksi turun dan menjadi terhambat, ketika hormon estrogen, progesteron, dan testosteron tinggi.