12 Penyebab Rambut Rusak pada Anak dan Cara Mengatasinya
Pola makan yang buruk juga berdampak pada rambut rusak
5 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesehatan rambut remaja sangat penting untuk diperhatikan. Rambut bukan hanya sebagai mahkota bagi remaja perempuan dan laki-laki saja, namun juga dapat melindungi kepala dari sengatan sinar matahari dan hawa dingin.
Rambut yang sehat bergantung pada kutikula bagian dalam yang terbentuk dari sel-sel mati, tumpang tindih dalam lapisan, yang membentuk sisik yang memperkuat dan melindungi batang rambut.Namun tak jarang, beberapa remaja mengalami kerusakan rambut.
Kerusakan rambut ini memiliki berbagai penyebab, ketika sel-sel atau sisi terlepas, rambut anak menjadi kering dan rontok sehingga menyebabkan kerusakan dan datang dengan gejala lain, seperti rambut kusut.
Hal tersebut tentunya dapat mengganggu penampilan dan percaya diri anak. Untuk mengatasinya kali ini Popmama.com akan membahas 12 penyebab rambut rusak pada anak dan tips untuk mendapatkan kembali rambut yang sehat. Yuk simak informasinya berikut ini!
1. Kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan rambut anak
Sebenarnya ada banyak pepatah lama yang mengatakan "kamu adalah apa yang kamu makan," yang bermakna apa yang anak makan dapat berdampak pada tubuh, terutama dalam hal kesehatan rambut dan kulit.
Nutrisi tertentu dapat membantu rambut remaja tumbuh, serta mencegah rambut bercabang dan kering akibat kerusakan.
Pastikan Mama memberikan anak asupan dengan kandung zinc, zat besi, dan asam folat dalam makanan hariannya. Protein dan antioksidan yang ditemukan dalam makanan nabati juga dapat menjaga rambut anak terbebas dari kerusakan.
Kemudian untuk membantu pertumbuhan rambut anak yang sehat, berikan asupan yang mengandung Vitamin A, biotin, Vitamin C, Vitamin D, serta Vitamin E.
2. Stres menyebabkan folikel rambut tidak aktif
Masa remaja merupakan masa-masa di mana anak banyak harus beradaptasi pada hal baru, seperti pubertas yang menimbulkan perubahan bentuk tubuh, muncul masalah kulit, dan sebagainya. Tak jarang hal ini berdampak stres pada remaja.
Ada banyak bukti yang menunjukkan hubungan antara stres dan rambut rontok, tetapi diketahui juga bahwa stres dapat menyebabkan kerusakan rambut. Telogen effluvium merupakan jenis stres yang paling mungkin terkait dengan kerusakan rambut.
Jenis stres ini membuat folikel rambut remaja tidak aktif, sehingga rambut yang berada di tengah siklus pertumbuhan dapat putus. Mama mungkin juga melihat rambut lama anak yang juga rontok. Mengelola stres dengan baik dapat menghasilkan rambut yang lebih sehat.
3. Rambut yang sangat kering
Rambut kering yang tidak biasa adalah salah satu penyebab rambut bercabang hingga kerusakan. Ini juga disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk cuaca kering, kelembaban rendah, dan terlalu banyak menggunakan alat catok dan hair dryer.
Jika anak senang mandi menggunakan ait hangat, pastikan ia menggunakan air hangat dan bukan air panas saat mencuci rambut karena justru dapat membuat rambut semakin kering. Jika ujung rambut kering, pertimbangkan untuk menggunakan sampo hanya pada kulit kepala.
Penting juga untuk menggunakan kondisioner terutama pada bagian rambut yang kering agar menjadi lebih lembut dan tidak kusut. Jika sempat, anak juga bisa menggunakan kondisioner tanpa bilas sebelum menyisir rambut yang basah.
4. Menggunakan alat-alat penata rambut yang tidak benar atau terlalu sering
Beberapa remaja saat ini menggunakan alat-alat penata rambut. Untuk mendapatkan hasil terbaik dari pengering rambut, alat catok lurus, atau pengeriting rambut, remaja membutuhkan panas tinggi. Namun, bila ia menggunakan alat ini secara tidak benar atau terlalu sering, maka berisiko merusak kutikula akibat suhu ekstrem.
Salah satu cara untuk mencegah kerusakan akibat panas adalah, dengan tidak menggunakan alat penata rambut setidaknya sekali dalam seminggu. Kemudian untuk mengurangi kerusakan akibat panas, pilihlah alat penata rambut versi keramik.
Penata rambut dengan lapisan keramik dapat mengeluarkan panas yang lebih merata sehingga, anak tidak perlu terus menggunakannya pada bagian rambut yang sama berulang kali. Penting juga untuk melindungi rambut sebelum menggunakan alat penata, seperti menggunakan vitamin rambut.
5. Menggunakan bahan-bahan kimia dengan jangka waktu yang berdekatan
Pengeriting dan pelurusan profesional, serta pewarnaan dapat membuat rambut anak tampak lebih sehat setelah satu atau dua sesi pertama. Namun jika anak melakukan perawatan tersebut terlalu sering, mengakibatkan kutikula bisa rusak dan menyebabkan kerusakan rambut.
Dilansir dari Healthline.com, American Academy of Dermatology (AAD) merekomendasikan untuk memperpanjang waktu antara sesi perawatan dilakukan dalam jangka waktu 8-10 minggu jika memungkinkan.
Sementara itu, cobalah masker rambut untuk merawat rambut, terutama masker alami yang disesuaikan dengan kebutuhan rambut remaja
Editors' Pick
6. Terlalu sering keramas
Jika remaja memiliki kulit berminyak, maka ia juga cenderung memiliki produksi sebum atau minyak alami berlebih di kulit kepala. Hal ini dapat menimbulkan godaan untuk mencuci rambut lebih sering dari yang dibutuhkan.
Meskipun mencuci rambut setiap hari tidak masalah jika anak memiliki rambut berminyak, namun sebaiknya tidak mencuci rambut beberapa kali dalam sehari.
Menurut Nemours Foundation yang dilansir dari Healthline.com, di sisi lain, rambut yang sangat kering mungkin hanya perlu keramas mingguan. Selain itu, pastikan anak keramas dengan lembut di kulit kepala dan oleskan kondisioner dengan lembut dari ujung ke akar.
7. Mengeringkan dengan handuk secara tidak tepat
Saat anak selesai keramas, menggosokkan handuk pada kulit dan rambut adalah respons alami. Namun, gerakan menggosok ini justru dapat merusak rambut anak di saat paling rentan yaitu setelah basah.
Daripada menggosokan handuk ke rambut, sebaiknya tepuk-tepukkan handuk di sekitar rambut. Anak juga bisa membiarkan handuk di rambut sebagai tindakan sementara untuk menyerap kelebihan air, namun hindari untuk menggulung rambut dengan handuk terlalu lama.
8. Menggunakan ikatan rambut terlalu kencang
Anak remaja perempuan tentunya sering menggunakan ikat rambut untuk kegiatannya sehari-hari. Ikatan rambut elastis memang harus dimiliki untuk menjaga rambut tidak menutupi wajah. Dan, memang saja, ikat rambut bisa berguna ketika rambut sedang buruk dan anak ingin buru-buru berangkat.
Namun, masalahnya ikatan rambut yang terlalu kencang dapat menarik kulit kepala dan kutikula rambut. Mama bahkan mungkin memperhatikan beberapa rambut rontok setiap kali remaja melepaskan kuncir kudanya.
Anak bisa mengatasinya dengan menggerai rambut sesekali, atau dengan merapikannya sedikit lebih longgar agar tidak terlalu menarik rambut. Pastikan juga anak memakai pengikat rambut asli, dan bukan hanya karet gelang yang dapat merusak rambutnya.
9. Terlalu sering menyisir rambut
Mama mungkin pernah mendengar bahwa menyisir rambut 100 kali sehari baik untuk rambut, tetapi menurut AAD yang dilansir dari Healthine.com, itu hanyalah mitos.
AAD menyarankan agar anak hanya menyisir saat menata rambut saja. Pastikan anak juga menggunakan sisir bergigi lebar untuk mencegah kerusakan. Kemudian sebaiknya hanya menggunakan sisir saat rambut kering.
10. Tidak rutin memotong ujung rambut yang rusak di salon
Rutin memotong rambut dapat membantu menjaga rambut anak tetap sehat dan bebas dari ujung bercabang. Rutin memotong rambut dapat digambarkan seperti pengelupasan kulit, anak perlu membuang beberapa sel lama untuk membantu sel baru tumbuh.
Jika anak memiliki ujung rambut yang bercabang, bagian kutikula ini dapat menjalar ke seluruh panjang rambut dan menyebabkan kerusakan. Temui stylist di salon setidaknya setiap delapan minggu.
Meskipun anak ingin memiliki rambut yang panjang, memangkas ujung-ujung rambut yang rusak dapat mencegah kerusakan lebih lanjut.
11. Memiliki gangguan hipotiroidisme atau kekurangan hormon tiroid
Hipotiroidisme atau gangguan kekurangan hormon terjadi ketika kelenjar tiroid remaja tidak menghasilkan cukup hormon tiroid. Meskipun tiroid itu sendiri berukuran kecil, ia memainkan peran besar dalam menjaga fungsi tubuh anak.
Seperti metabolisme, detak jantung, dan bahkan pertumbuhan rambut. Remaja dengan tiroid rendah mungkin melihat kerusakan dan kerontokan rambut yang berlebihan, terutama saat mandi atau saat menyisir.
Jika anak memiliki rambut kering dan rusak yang dikombinasikan dengan energi rendah, penambahan berat badan mendadak, dan depresi, temui ahli kesehatan terdekat untuk pemeriksaan tiroid.
12. Gangguan makan
Jika anak memiliki hubungan yang tidak sehat dengan makanan, kerusakan rambut adalah gejala yang mungkin terjadi. Hal ini terutama terjadi pada kelainan pola makan yang menyebabkan kekurangan gizi.
Dalam beberapa kasus seperti itu, folikel rambut tidak memiliki nutrisi yang dibutuhkan untuk menghasilkan rambut baru atau prosesnya dihentikan sama sekali. Mama bahkan mungkin melihat rambut baru remaja yang putus di tengah siklus pertumbuhan.
Gangguan makan juga dapat menyebabkan konsekuensi yang lebih serius dan membutuhkan perawatan medis.
Setelah mengetahui 12 penyebab rambut rusak pada remaja, penting juga untuk menerapkan tips-tips di bawah ini untuk mengatasi rambut rusak dan membuat pertumbuhan rambut menjadi lebih sehat. Yuk simak tipsnya!
Tips Mudah untuk Mengatasi Rambut Rusak pada Remaja
Untuk mencegah kerusakan rambut di masa mendatang, pertimbangkan tips-tips perawatan rambut di bawah ini yang harus anak mulai terapkan:
- Cuci dan kondisikan rambut rutin, tetapi dengan lembut.
- Gunakan sampo dan kondisioner setelah berenang.
- Cobalah untuk mengangin-anginkan rambut jika memungkinkan, hindari terlalu sering menggunakan hair dryer.
- Pastikan ikatan rambut tetap ringan sehingga tidak menarik kulit kepala.
- Pertimbangkan gaya rambut baru yang membutuhkan perawatan namun tidak terlalu merusak Makan makanan yang seimbang untuk memastikan rambut mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan,
- Hindari memakai topi yang sangat ketat, simpan topi ini hanya untuk perlindungan dari hawa dingin.
Kerusakan rambut bisa membuat remaja frustasi. Kabar baiknya adalah sebagian besar penyebab dapat diperbaiki dengan perubahan gaya hidup.
Bantu anak memilih sampo yang benar dan sesuai dengan jenis rambutnya, karena sampo yang tidak sesuai dengan kebutuhan dapat menjadi penyebab rambut rusak pada anak.
Jika anak remaja mama masih mengalami kerusakan rambut setelah melakukan perubahan pada pola makan dan rutinitas rambut di atas, mungkin lebih baik berkonsultasi dengan ahli kesehatan untuk mengetahui penyebab rambut rusak pada anak remaja dan cara mengatasinya.
Baca juga:
- Anak Suka Cabut Rambut Bisa Jadi Tanda Gangguan Mental, Trikotilomania
- Mama Perlu Tahu, 5 Hal Pemicu Kerontokan Rambut Anak
- Sering Mengikat Rambut Anak, Waspada Ponytail Headache