Harus Tahu, 5 Perbedaan Antara Sedih dan Depresi pada Remaja
Hindari mengabaikan gejala depresi pada remaja ya, Ma!
25 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesedihan adalah emosi manusia yang dirasakan setiap individu pada saat-saat tertentu selama hidupnya, tak terkecuali anak remaja. Merasa sedih adalah reaksi alami terhadap situasi yang menyebabkan gangguan emosional atau rasa sakit.
Seringkali Mama mungkin melihat tingkat kesedihan anak yang berbeda-beda, ada yang cepat hilang dalam beberapa waktu namun ada juga kesedihan yang bisa bertahan hingga beberapa hari dan mengganggu aktivitas anak.
Dengan hal ini, mungkin Mama tak yakin apakah anak hanya bersedih, atau ia menunjukkan gejala depresi.
Artikel Popmama.com kali ini akan membahas lebih lanjut tentang perbedaan antara depresi dan kesedihan pada remaja. Baca terus ya Ma!
1. Kesedihan adalah emosi, sedangkan depresi adalah penyakit mental
Kesedihan adalah emosi dasar dan bagian dari menjadi manusia pada umumnya, karena semua orang tahu bagaimana rasanya. Mengalami kesedihan bahkan mungkin membantu dalam mengatasi pengalaman sulit dalam hidup, seperti penolakan, atau kekecewaan.
Sedangkan dilansir dari Healthline.com, depresi berbeda dengan kesedihan. Perasaan yang ia miliki akan memengaruhi semua aspek kehidupannya, setidaknya selama dua minggu. Hal-hal yang pernah membuat anak gembira atau menghibur tidak membantu lagi.
Ini menyebabkan anak merasa terus-menerus kelelahan dan kehilangan motivasi. Dilansir dari mymoodpath.com, kesedihan yang berkepanjangan hanyalah salah satu bagian dari depresi.
Editors' Pick
2. Kesedihan itu singkat, sedangkan depresi bertahan lebih lama
Dilansir dari heretohelp.bc.ca, kesedihan adalah emosi manusia yang normal yang akan dialami setiap individu ketika merasa stres atau sedih. Emosi adalah pengalaman sadar sesaat, yang memudar seiring waktu.
Jika suatu emosi berlanjut selama fase dalam kehidupan, itu bisa bertahan selama beberapa jam sebelum berkurang, setidaknya sedikit. Bahkan selama masa sedih, aktivitas anak bisa membutnya kembali baik-baik saja.
Ia dapat tertawa, menikmati lagu favorit, atau bertemu dengan seorang temannya. Inilah yang membuat kesedihan anak memudar seiring waktu.
Namun, depresi berlangsung lebih lama, bahkan berlangsung hampir sepanjang hari anak, setidaknya selama dua minggu. Semua gejala yang anak alami tampaknya konstan, meskipun mungkin lebih buruk di pagi hari.
3. Kesedihan adalah reaksi spesifik, sedangkan depresi adalah keadaan umum yang abnormal
Kesedihan biasanya merupakan reaksi terhadap sesuatu, misalnya peristiwa yang menyakitkan. Kesedihan bisa disebabkan oleh pengalaman khusus, sehingga menjadi emosi yang normal dan sehat, walaupun mungkin tidak menyenangkan.
Tapi depresi sering terjadi tanpa alasan yang jelas. Selama depresi, gejala tidak hanya muncul saat memikirkan peristiwa atau orang tertentu. Ini hadir dalam hampir setiap situasi dan membuat konsentrasi anak menjadi lebih rendah.
Remaja mama memiliki pandangan negatif tentang masa depan, ia mungkin merasa bersalah secara tidak wajar atau menderita perasaan tak berdaya karena di luar kendali.
Ketika anak kehilangan orang yang dicintai menyebabkan respons berduka yang parah yang melampaui apa yang disebut kesedihan. Sulit untuk membedakan dari depresi, karena gejala seperti kehilangan nafsu makan dan masalah tidur dapat menjadi bagian dari kesedihan.
Namun umumnya, individu yang berduka cenderung menerima bantuan dan dukungan, sedangkan orang dengan depresi menarik diri dan mengasingkan diri. Selain itu, depresi dapat menyebabkan remaja mengalami perasaan bersalah atau penurunan harga diri, sedangkan individu yang sedih atau berduka biasanya tidak.
4. Kesedihan untuk sementara mengubah suasana hati, sedangkan depresi mengubah hidup remaja
Selama hari atau minggu yang menyedihkan, suasana hati anak bisa berubah. Pikirannya mungkin sibuk dan ia bisa jatuh kembali ke suasana hati yang sedih. Namun, anak masih bisa menjalani harinya dengan normal.
Namun, ketika remaja mama mengalami depresi klinis, kehidupan sehari-harinya bisa menjadi sulit untuk dijalani. Hidup anak telah berubah, bahkan mungkin Mama dan teman-temannya juga memerhatikannya.
Contohnya anak mungkin mengalami kesulitan untuk tidur atau ingin selalu tidur, nafsu makan yang turun, mengalami harga diri yang lebih rendah, kehilangan minat dan kegembiraan dalam aktivitas favorit, serta terus-menerus merasa lelah dan tanpa energi.
Dilansir dari Healthline.com, anak mungkin mengalami gejala tersebut jika ia sedih, tetapi seharusnya tidak berlangsung lebih dari dua minggu. Pikiran untuk menyakiti diri hingga bunuh diri adalah tanda depresi, bukan kesedihan.
5. Kesedihan itu subjektif, sedangkan depresi didiagnosis
Mungkin anak tidak dapat menyangkal bahwa ia sedih, itu adalah sesuatu yang ia alami secara subyektif dan mandiri.
Sedangkan, depresi, di sisi lain, telah menetapkan kriteria dan memerlukan diagnosis resmi. Proses diagnosa depresi tidak hanya dari periode waktu perubahan pada anak, tetapi juga kombinasi spesifik dari gejala inti dan tambahan. Oleh karena itu, diperlukan tes depresi.
Nah itu adalah beberapa perbedaan seputar kesedihan dan depresi pada remaja. Penting bagi Mama untuk mengetahui perbedaan ini, karena mengabaikan depresi pada remaja bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisiknya.
Serta jangan ragu untuk berkonsultasi dari dokter untuk mengetahui apa perawatan atau pengobatan yang membantu remaja dalam mengatasi gejalanya.
Baca juga:
- 5 Tanda Depresi pada Remaja yang Sering Diabaikan
- 5 Cara Membuat Remaja Putri Memahami Soal Depresi
- Ciri-Ciri Perilaku Anak Depresi di Dunia Nyata, Ternyata Berbeda lho!