Kenali Perbedaan Identitas vs Kebingungan Peran pada Psikososial Anak
Memilik identitas yang kuat membantu remaja agar tidak goyah pada perubahan sosial
30 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Melihat anak bertumbuh dewasa, Mama mungkin melihat fisik dan sifat anak mengalami perubahan. Namun, tahukah Mama bahwa interaksi sosial dan hubungan anak selama hidupnya ternyata dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhannya?
Tokoh psikolog, Erik Erikson mengembangkan sebuah teori yang mengatakan bahwa setiap manusia berkembang melalui serangkaian tahapan. Selama tahap ini, mereka menghadapi konflik yang harus diselesaikan agar memiliki perkembangan sesuai tujuan tahap tersebut.
Ketika anak mama berusia remaja, ia sedang memasuki tahap identitas vs. kebingungan peran. Kira-kira seperti apa ya perkembangan yang terjadi?
Berikut Popmama.com akan membahas seputar tahap lima perkembangan psikososial anak beserta cara mendukung keberhasilannya di tahap ini. Yuk simak!
Apa itu Identitas vs. Kebingungan Peran Menurut Erikson?
Sebelum memasuki penjelasan lebih lanjut, Mama perlu mengetahui perbedaan di tahap lima ini, yaitu identitas dan kebingungan. Berikut perbedaannya:
Identitas
Erikson mendefinisikan identitas sebagai “prinsip pengorganisasian fundamental yang berkembang secara konstan sepanjang umur.”
Sederhananya, identitas melibatkan pengalaman, hubungan, kepercayaan, nilai, dan ingatan yang membentuk perasaan subjektif seorang anak tentang dirinya sendiri.
Ini membantu menciptakan citra diri yang berkelanjutan yang tetap bahkan ketika aspek-aspek baru dari diri dikembangkan atau diperkuat dari waktu ke waktu.
Identitas memberikan hal-hal berikut:
- Kesamaan diri: Rasa kontinuitas dalam diri dan dalam interaksi dengan orang lain
- Keunikan: Sebuah bingkai untuk membedakan antara diri dan dalam interaksi dengan orang lain
- Perkembangan psikososial: Kesehatan mental dan fisik bagi remaja
Selama tahap ini, konflik dipusatkan pada pengembangan identitas pribadi. Berhasil menyelesaikan tahap ini mengarah pada rasa diri yang kuat yang akan tetap ada sepanjang hidup.
Kebingungan peran
Remaja yang tidak dapat mengeksplorasi dan menguji identitas yang berbeda, mungkin memiliki rasa bingung pada perannya atau pada identitasnya. Kebingungan peran ini dapat mengakibatkan hal berikut:
- Anak menjadi idak yakin tentang siapakah dirinya dan tempat yang cocok untuknya
- Cepat berpindah dari satu minat ke minat lain
- Merasa kecewa dan bingung tentang kehidupannya
Setelah mengetahui perbedaannya, mari kita lihat apa saja manfaat, faktor, cara mendukung keberhasilan remaja di tahap ini yuk!
1. Tahap identitas vs. kebingungan peran ini dimulai sejak anak berusia 12 hingga 18 tahun
Identitas vs kebingungan peran adalah tahap kelima menurut teori psikososial psikolog Erik Erikson. Tahap ini terjadi selama masa remaja antara usia sekitar 12 hingga 18 tahun. Selama tahap ini, remaja akan mengeksplorasi kemandiriannya dan mengembangkan rasa diri.
Mari kita lihat lebih dekat beberapa peristiwa besar yang terjadi pada tahap perkembangan psikososial ini:
- Konflik psikososial: identitas vs. kebingungan
- Pertanyaan Utama: "Siapakah saya?"
- Kebajikan dasar: Kesetiaan
- Cara untuk mendukung keberhasilan tahap ini: Hubungan sosial
Editors' Pick
2. Manfaat membangun identitas yang kuat di tahap ini
Berhasil mengembangkan identitas di tahap ini, ada beberapa manfaat yang bisa anak dapatkan untuk kehidupannya di masa kini dan di masa depan. Berikut beberapa diantaranya:
- Komitmen: Menyelesaikan krisis di tahap perkembangan ini melibatkan komitmen pada identitas tertentu, seperti melibatkan komitmen pada jalur karier anak di masa depan, memutuskan kelompok sosial apa yang akan diikuti, dan bahkan mengembangkan rasa gaya pribadi.
- Percaya diri: Remaja yang mampu mengembangkan rasa identitas yang kuat, lebih mampu memiliki kepercayaan diri, atau rasa percaya pada kemampuan, kualitas, dan penilaiannya.
- Rasa kemandirian: Anak yang menerima dorongan dan penguatan yang tepat melalui eksplorasi pribadi, akan muncul dengan rasa diri yang kuat dan perasaan kemandirian dan kontrol. Sedangkan, anak yang tidak percaya dengan keyakinan dan keinginannya akan tetap merasa tidak aman dan bingung tentang diri sendiri dan masa depan.
- Kesetiaan: Anak yang berhasil mengembangkan kesetiaan, memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dan membentuk hubungan yang tulus. Kemampuan ini memainkan peran penting dalam tahap mendatang.
3. Faktor-faktor yang berperan untuk membentuk identitas kuat pada remaja
Ada berbagai faktor yang berperan untuk membentuk identitas kuat pada anak remaja, yaitu diantaranya:
- Teman-teman
- Keluarga
- Kelompok sosial
- Teman sekolah
- Tren masyarakat
- Budaya populer
Jika anak memiliki identitas yang kuat dan menemukan seseorang dengan identitas yang berbeda, ia bukan meragukan diri sendiri, justru ia dapat membentuk keseluruhan rasa dirinya.
4. Cara mendorong identitas yang kuat pada anak
Berapapun usia anak remaja mama, ada hal-hal yang dapat Mama lakukan untuk membantu membangun rasa identitas anak agar menjadi lebih kuat. Berikut adalah beberapa langkah yang harus diambil untuk memperkuat identitas remaja:
- Bantu anak mengidentifikasi nilai diri: Nilai diri adalah hal-hal yang benar-benar penting dan bermakna dan memotivasi anak, serta memandu keputusannya. Ini bisa menjadi keyakinan dari diri sendiri, nilai moral yang orangtua ajarkan, dan norma-norma.
- Kenali diri anak lebih baik: Ketika ingin mengenali diri anak lebih baik, cobalah untuk menghabiskan banyak waktu berdua dengannya. Mama bisa membantu anak untuk fokus pada prioritasnya, dan meningkatkan rasa diri.
- Mengajarkan anak untuk menerima diri sendiri: Berdamai dengan diri sendiri dapat membantu anak lebih memahami serta menerima kekurangan dan keterbatasannya.
- Melakukan aktivitas yang anak sukai: Meluangkan waktu untuk menemukan dan mempraktikkan hobi dapat membantu anak untuk lebih mengenal dirinya sendiri.
5. Cara mengatasi anak yang memiliki masalah pada kebingungan peran
Sebaliknya, jika remaja mama merasa bingung tentang siapa dirinya dan seperti apa perannya dalam hidup, ada beberapa langkah yang dapat Mama ambil untuk mengurangi kebingungan peran anak, ini termasuk:
- Membangun kekuatan yang anak miliki: Cobalah untuk berdiskusi dengan anak untuk melihat bidang yang anak ungguli, dan luangkan waktu untuk mengembangkan dan membangun kekuatan itu.
- Bantu anak menemukan minat baru: Beri tahu anak bahwa tak ada kata terlambat untuk mencoba belajar sesuatu. Pikirkan beberapa kegiatan yang mungkin menarik perhatian anak, dan biarkan ia mencobanya.
- Mendukung kegiatan yang berhubungan dengan minat anak:. Ketika anak sedang mencari minat barunya, baik itu klub olahraga atau berlatih piano, ambil inisiatif untuk mendukung kegiatan anak, misalnya dengan mendaftarkan anak pada kursus, mengunjungi tempat yang berkaitan dengan minat anak, dan menghadiri kompetisinya.
6. Dampak jika remaja mengalami kebingungan peran dalam tahap ini
Ketika remaja memiliki kesulitan dalam mencari tahu identitasnya, kebingungan peran ini dapat memiliki konsekuensi yang bertahan lama pada kehidupannya, ini termasuk:
- Kesulitan dengan komitmen: Identitas pribadi yang stabil memungkinkan individu untuk memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
- Kesehatan mental dan kesejahteraan yang lebih buruk: Dilansir dari Very Well Mind, penelitian telah menghubungkan rasa identitas yang kuat dengan kesejahteraan emosional dan psikologis yang lebih baik pada remaja.
- Perasaan diri yang lemah: Kebingungan peran telah ditemukan menyebabkan rasa diri yang lemah
- Kurangnya percaya diri: Kurangnya identitas diri dapat membuat remaja sulit untuk memiliki kepercayaan diri dan kemampuan yang sangat dibutuhkan pada masa-masa sekolah.
Nah itulah beberapa informasi seputar tahap lima perkembangan psikososial anak remaja, identitas vs. kebingungan peran. Membangun identitas yang kuat sangat penting, terlebih lagi jika anak hidup di dunia yang penuh perubahan setiap waktu.
Membentuk identitas yang kuat juga membantu remaja agar tidak terpengaruh dengan hal-hal yang tak sesuai dengan nilai pribadi, keluarga dan norma-norma.
Jika remaja mama sedang berjuang dengan masalah identitas yang menghambatnya beraktifitas atau memengaruhi keterampilannya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.
Baca juga:
- Cara Mendukung Perkembangan Psikososial Anak agar Percaya Diri
- Kenali, 5 Tantangan Psikososial Anak Selama Pandemi Covid-19
- Upaya Kemen PPPA Tekan Risiko Gangguan Psikososial Pada Peserta Didik