Sejarah dan Kisah Sunan Giri, Berdakwah Lewat Karya Seni
Menyebarkan ajaran agama Islam melalui permainan anak-anak dan lagu
13 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bukan rahasia umum lagi bila mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Bahkan saat ini ada lebih dari 207 juta muslim di Indonesia. Hal ini pun tak bisa dipisahkan dari sembilan tokoh penyebar agama Islam yang dikenal dengan Wali Songo.
Sunan Giri merupakan salah satu Wali Songo yang namanya hingga kini masih populer di telinga masyarakat sebagai tokoh penyebar agama Islam.
Jika umumnya anggota Wali Songo berdakwah di sekitar Pulau Jawa, tetapi ajaran Sunan Giri bisa sampai ke luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan, Lombok, Sulawesi, hingga Papua.
Hal inilah yang membuat nama Sunan Giri bukan hanya tenar di Pulau Jawa.
Jika ingin meningkatkan pengetahuanmu tentang Sunan Giri, berikut Popmama.com telah merangkum seputar sejarah dan kisah Sunan Giri. Yuk simak!
1. Kisah hidup Sunan Giri
Sunan Giri merupakan anak dari Syekh Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu. Ia lahir di Kerajaan Blambangan pada tahun 1442 M. Saat masih kecil, Sunan Giri memiliki nama panggilan Raden Paku atau Joko Samudro.
Tak hanya itu saja, Wali Songo yang satu ini juga memiliki banyak panggilan nama, yaitu Raden Ainul Yaqin yang diberikan oleh Sunan Ampel. Selain itu, ia juga punya gelar Prabu Satmoto saat memerintah Kerajaan Giri Kedaton pada tahun 1487-1506 M.
Saat berusia 11 tahun , Sunan Giri belajar agama Islam di Ampeldenta ke Sunan Ampel, bersama dengan Maulana Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang, yang merupakan putra dari Sunan Ampel.
Inilah yang membuat Sunan Giri patut menjadi panutan, karena semangat Sunan Giri dalam mempelajari agama Islam tak pernah padam.
Editors' Pick
2. Saat masih kecil Sunan Giri sempat 'dibuang' ke laut oleh kakeknya
Dikisahkan pada saat masih bayi Sunan Giri pernah 'dibuang' oleh kakeknya, yaitu Prabu Menak Sembuyu.
Menurut Buku Sejarah Kebudayaan Islam, Prabu Menak Sembuyu merasa iri atas keberhasilan menantunya (Syekh Maulana Ishaq) dalam menyebar agama Islam di Blambangan.
Hal inilah yang membuat Syekh Maulana Ishaq memutuskan untuk kembali ke tempat asalnya, Aceh, karena keberadaannya terancam. Pada saat itu Sunan Giri masih berada dalam kandungan.
Setelah lahir, Prabu Menak Sembuyu melampiaskan keiriannya kepada cucunya tersebut. Yaitu memasukkan Sunan Giri ke peti lalu membuangnya ke laut.
Saat berada di laut, Sunan Giri ditemukan oleh seorang saudagar kaya yang tengah berlayar, Nyai Ageng Pinatih. Kemudian ia dijadikan anak angkat. Karena bayinya ditemukan di laut akhirnya ia diberi nama Joko Samudro oleh Nyai Ageng Pinatih.
Lalu pada saat usianya 11 tahun itulah, Sunan Giri diantarkan oleh orangtua angkatnya untuk berguru kepada Sunan. Di sanalah ia mendapatkan banyak ilmu dari gurunya.