Cari Tahu Sejarah Kota Jakarta, Yuk Sambut HUT Jakarta ke-495!
Sebelum disebut 'Kota Jakarta', ibu kota Indonesia ini bernama 'Sunda Kelapa'
22 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tanggal 23 Juni 2022 akan menjadi hari penting bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta. Sejak tahun 1956, tanggal 22 Juni ditetapkan sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Jakarta.
Sebelum ditetapkan menjadi ibu kota dan berkembang menjadi kota terbesar dan termewah di Indonesia, Kota Jakarta telah memiliki riwayat yang sangat panjang.
Dalam menyambut HUT Kota Jakarta yang ke-495, Popmama.com telah merangkum sejarah Kota Jakarta yang perlu kamu ketahui.
Yuk baca sampai habis!
1. Asal usul nama 'Jakarta'
Tahukah kamu, bahwa kota yang saat ini disebut dengan nama Jakarta, dulunya masih bernama 'Sunda Kelapa'?
Nama ini digunakan tepatnya di antara tahun 397-1527, ketika Jakarta masih berada di bawah kekuasaan kerajaan Hindu.
Pada 1527, Pangeran Fatahillah dari Demak berhasil merebut Sunda Kelapa dan mengubah namanya menjadi Jayakarta. Kemudian pada tahun 1619, Jayakarta kembali mengalami perubahan nama menjadi Batavia, terutama saat VOC menguasai wilayah ini.
Nah dalam sejarahnya, nama Batavia ini mempunyai masa hidup yang sangat lama, yakni hingga tiga abad lebih, yaitu dari tahun 1619 hingga 1942.
Saat pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada 1942, nama Batavia kemudian diganti menjadi Djakarta atau Djakarta Tokubetsu Shi.
Barulah setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, nama Jakarta tetap dipakai dengan meninggalkan nama Jepangnya.
Editors' Pick
2. Sejak periode Kerajaan Tarumanegara, Jakarta telah tumbuh menjadi kota pusat perdagangan
Sejarah Kota Jakarta dimulai pada periode Kerajaan Tarumanegara, di mana Jakarta yang masih menggunakan nama 'Sunda Kelapa' tumbuh menjadi sebuah kota pusat perdagangan.
Menurut kesaksian para musafir Portugis, Sunda Kelapa dipimpin oleh pejabat-pejabat tinggi seperti Tumenggung Sang Adipati dan Syahbandar.
Kelimpahan hasil perdagangan itulah yang memikat bangsa Portugis di Malaka untuk membangun benteng di Sunda Kelapa .
Namun, sebelum rencana itu berjalan, Pangeran Fatahillah lebih dulu merebut Sunda Kelapa pada 1527 dan mengubah namanya menjadi Jayakarta.