Siklus Menstruasi Remaja: Tanda-Tanda dan Cara Menghitung Hari Pertama
Membuat remaja lebih memahami bagaimana siklus menstruasi yang normal
25 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat remaja perempuan memasuki usia pubertas, ini ditandai dengan menstruasi atau yang dikenal dengan "mens" atau "haid". Karena ini terjadi pada setiap anak perempuan, ada beberapa dasar yang perlu anak ketahui tentang siklus menstruasinya.
Selama menstruasi, lapisan rahim yang menumpuk sepanjang bulan akan luruh. Sehingga terjadi penumpahan darah dan jaringan dari rahim melalui vagina adalah menstruasi.
Menstruasi terjadi dalam bentuk siklus setiap bulannya. Seringkali siklus ini membantu remaja untuk memperkirakan kapan waktu menstruasinya akan muncul.
Apa saja yang perlu remaja tahu tentang siklus menstruasi? Dan bagaimana cara menghitung siklus menstruasi? Yuk, simak rangkuman informasinya yang telah Popmama.com siapkan di bawah ini!
1. Waktu datangnya menstruasi pertama kali pada remaja
Menstruasi pertama pada remaja adalah hal yang penting untuk diketahui. Seringkali ini menjadi pertanyaan bagi orangtua, apakah anak perempuannya mengalami menstruasi terlalu dini, terlambat, atau tepat.
Umumnya usia anak perempuan mendapat menstruasi pertama di masa sekarang ini sekitar usia 10-12 tahun, patokan usia ini paling sering terjadi sehingga dianggap normal, demikian dilansir dari Very Well Family.
Namun, ada sebagian anak baru mendapatkan menstruasi pertamanya di usia 14-15 tahun, dan juga ada yang mengalami pubertas dini yang dimulai sebelum usia tujuh atau 8 tahun. Secara umum, rentang waktu menstruasi pertama anak perempuan, berada pada usia 8-15 tahun.
Editors' Pick
2. Cara mengetahui siklus menstruasi yang 'normal'
Siklus menstruasi dapat diukur dari awal satu periode menstruasi ke awal berikutnya. Siklus menstruasi rata-rata adalah sekitar 28 hari, tetapi dapat berkisar antara 21 hingga 45 hari dan masih dianggap sebagai siklus normal.
Proses pendarahan menstruasi biasanya berlangsung 3 hingga 5 hari, meskipun ada juga yang berkisar dari 2 hingga 7 hari, ini juga bisa normal bagi beberapa perempuan.
Selama beberapa tahun pertama setelah periode pertama, siklus remaja mungkin masih tidak teratur atau dapat diprediksi.
Siklus awal ini disebut anovulatorik, artinya tidak ada ovulasi yang terjadi selama siklus.
Meskipun siklus biasanya teratur dalam 2 tahun dari periode pertama (menarche), terkadang ini bisa memakan waktu hingga 6 tahun setelah periode pertama untuk berovulasi secara teratur.
3. Empat fase siklus menstruasi yang terjadi
Lapisan rahim, sel ovum (telur), dan kadar hormon semuanya berubah dan berputar sepanjang proses menstruasi. Ketika menstruasi, mungkin anak hanya akan menghitung berapa hari terjadi peluruhan. Namun pada dasarnya ada empat fase siklus menstruasi yang terjadi, yaitu:
- Menstruasi: Lapisan rahim dan pertumpahan darah, menandakan awal dari siklus menstruasi. Fase ini panjangnya bervariasi dari setiap remaja perempuan, dan ini juga berpengaruh pada perbedaan panjang siklus menstruasi.
- Fase folikuler: Selama masa ini, ovarium dirangsang untuk menghasilkan sel telur yang matang dan siap dibuahi. Lamanya fase ini juga bervariasi.
- Ovulasi: Folikel ovarium, melepaskan sel telur yang matang setelah lonjakan hormon yang memicu fase ini.
- Fase luteal: Fase ini terjadi sekitar 14 hari dengan 1-2 hari variasi. Selama proses ini, lapisan rahim terus berkembang mempersiapkan pertumbuhan embrio. Folikel ovarium menjadi 'corpus luteum' yang memproduksi hormon yang membantu terjadinya kehamilan. Jika tidak terjadi kehamilan, siklus akan kembali berulang dimulai dengan menstruasi.
4. Perhatikan tanda-tanda yang menunjukkan kondisi medis
Ketidakteraturan menstruasi terkadang menunjukkan kondisi medis. Ada beberapa tanda-tanda di mana putri Anda harus meminta pendapat dokter. Menurut Department of Health and Human Services di Amerika Serikat, seorang anak perempuan harus menemui dokter jika:
- Ia belum mendapatkan menstruasi pada saat dia berusia 15 tahun.
- Ia tidak mendapatkan menstruasinya dalam waktu 3 tahun setelah perkembangan payudara atau jika payudara belum berkembang pada usia 13 tahun.
- Menstruasinya tiba-tiba berhenti selama lebih dari 3 bulan.
- Menstruasinya menjadi tidak teratur setelah teratur dan dapat diprediksi.
- Menstruasinya terjadi lebih sering dari 21 hari atau kurang dari 45 hari.
- Menstruasinya berlangsung lebih dari 7 hari.
- Mengalami pendarahan lebih banyak dari biasanya atau menggunakan lebih dari satu pembalut atau tampon setiap 1 hingga 2 jam.
- Mengalami rasa sakit yang parah selama periode.
- Tiba-tiba demam atau merasa sakit setelah menggunakan tampon.
Nah itulah beberapa hal yang perlu Mama informasikan pada anak sebelum atau ketika ia mulai mendapatkan menstruasinya. Jika Mama memiliki kekhawatiran tentang remaja dan siklus menstruasi, bicarakan dengan profesional kesehatan tepercaya.
Terkadang ada masalah hormonal yang mendasari atau masalah lain yang memerlukan perawatan dan perlu ditangani oleh penyedia layanan kesehatan. Semoga informasinya bermanfaat Ma!