Akhir-akhir ini pemberitaan seputar vaksin AstraZeneca semakin banyak tersebar, terlebih ketika ada berita yang menunjukkan adanya efek samping seperti pembekuan darah.
Beberapa negara seperti Jerman, Perancis, Italia, dan Spanyol termasuk negara yang menahan penggunaan vaksin ini dalam mengatasi Covid-19.
Hal ini tentunya membuat banyak orang khawatir, khususnya negara-negara yang berencana melakukan vaksinasi dengan vaksin Astra Zeneca, tak terkecuali dengan Indonesia.
Banyaknya pemberitaan ini mungkin membuat anak mama bertanya-tanya, apakah sebenarnya vaksin AstraZeneca ini?
Untuk menjawab pertanyaan anak, Mama bisa memberitahunya informasi seputar vaksin AstraZeneca dari artikel Popmama.com di bawah ini, yang diambil berdasarkan informasi dari dr. Irma Lidia selaku tim kesehatan dari Jovee.
Mari simak penjelasannya yuk!
1. Apa itu Vaksin AstraZeneca?
Dw.com
Vaksin AstraZeneca sendiri merupakan vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan produsen obat asal Swedia-Inggris yang bekerja sama dengan Universitas Oxford. Suplai awal vaksin ini didatangkan dari Jerman dan Belgia.
Sedangkan WHO mendata ada dua versi dari vaksin tersebut, satunya diproduksi oleh AstraZeneca-SKBio (Republik Korea) dan Serum Institute of India.
Vaksin AstraZeneca dibuat dari adenovirus simpanse, yang merupakan versi virus flu biasa yang telah dilemahkan dan dimodifikasi sedemikian rupa untuk membawa struktur coronavirus atau protein spike dari coronavirus. Walaupun begitu, komponen ini tidak menyebabkan penyakit.
2. Cara kerja vaksin corona AstraZeneca di dalam tubuh
Freepik
Begitu vaksin AstraZeneca ini disuntikkan, vaksin ini akan bekerja dengan mengajarkan sistem imun tubuh cara untuk melawan virus yang sebenarnya. Untuk mengetahui proses lengkapnya, berikut cara kerja vaksin yang telah disuntikkan:
Masuk ke dalam sel tubuh, setelah itu memulai produksi protein spike atau protein S, sebagai rekayasa dari struktur coronavirus.
Dalam kaitannya dengan struktur virus corona, protein S yang terletak di permukaan virus tersebut punya peran dalam penetrasi sel inang dan memicu terjadinya infeksi.
Tubuh akan mendeteksi protein S tersebut lalu memproduksi antibodi dan mengaktifkan sel T guna menghancurkan sel-sel yang terkena protein S.
Antibodi yang telah mempelajari cara melawan rekayasa virus tersebut nantinya dapat menangkap virus corona yang sebenarnya, jika pasien yang telah divaksinasi terjangkit virus tersebut. Tubuhnya kemudian akan memicu antibodi dan sel T guna membasminya.
3. Kelebihan vaksin AstraZeneca dengan vaksin lainnya
pexels/nataliya-vaitkevich
Yang menjadi kelebihan dari vaksin AstraZeneca dengan vaksin lainnya adalah penyimpanannya yang tidak memerlukan temperatur dingin seperti vaksin lainnya. Hal ini tentu membuatnya jadi lebih murah dan mudah untuk didistribusikan.
Selain itu, berdasarkan laman WHO tingkat efikasi atau kebershasilan dari vaksin AstraZeneca AZD1222 melawan infeksi SARS-CoV-2 atau virus corona ialah 63,09 persen. Interval dosis yang panjang, antara 8 sampai 12 minggu, dikaitkan dengan tingkat efikasi yang lebih tinggi.
Editors' Pick
4. Vaksin corona AstraZeneca dapat digunakan oleh semua kalangan, termasuk lansia
Freepik/Nelyninell
Dok. Jovee
Meski awalnya beberapa negara di Eropa menyatakan pemberian vaksin AstraZeneca dibatasi untuk usia 18-64 tahun, Badan Pengawas Obat Uni Eropa (EMA) kemudian menyebutkan bila vaksin dapat digunakan oleh semua kalangan, termasuk para lansia.
Studi awal terhadap vaksin tersebut juga mengemukakan bila orang dengan usia muda maupun lebih tua memiliki respon imun yang sama kuatnya terhadap vaksin tersebut.
Rekomendasi dosis vaksin AstraZeneca adalah pemberian dua kali suntikan ke dalam otot atau intramuskuler, dengan masing-masing sebanyak 0,5 ml.
5. Adanya temuan kelainan pembekuan darah pada pasien yang menerima vaksinasi tersebut
Freepik/User13156474
Dok. Jovee
Beberapa waktu yang lalu, vaksin covid bernama AstraZeneca sempat dihentikan penggunaannya karena adanya temuan kelainan pembekuan darah pada pasien yang menerima vaksinasi tersebut.
Beberapa negara seperti Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol termasuk dalam negara yang menahan penggunaan vaksin tersebut.
Sedangkan, Indonesia masih menunggu hasil penelitian dari BPOM, walapun vaksin AstraZeneca yang diterima dinyatakan berbeda, karena didapat dari COVAX Facility yang diproduksi di Korea Selatan
6. Kasus pertama tentang efek pembekuan darah ini dilaporkan di Austria
Freepik/Lovelove56
Setidaknya sudah ada 18 negara yang menahan pemberian vaksin AstraZeneca setelah kasus pertama tentang efek pembekuan darah yang dilaporkan di Austria.
Setelah itu, Denmark menahan pemberian vaksin asal Swedia-Inggris tersebut, disusul negara-negara Eropa dan Britania Raya lainnya serta negara lainnya, seperti Thailand, Venezuela, dan Indonesia.
Pihak berwenang di Austria melaporkan pada 7 Maret lalu telah terjadi kasus kematian akibat kelainan koagulasi berat pada seorang perempuan yang berusia 49 tahun setelah dirinya mendapat suntikan vaksin tersebut.
Kasus lainnya juga ditemukan pada pasien yang berusia 35 tahun, yang mendapati perkembangan pembekuan darah di paru-parunya. Meski begitu, pada akhirnya ia berhasil pulih. Kedua orang tersebut dikabarkan menerima vaksin dari batch yang sama.
7. Pihak EMA mengatakan "tidak ada indikasi" vaksin menyebabkan pembekuan darah
Freepik/almumtazza
Walaupun temuan seputar efek dari vaksin tersebut dapat mengkhawatirkan, pihak EMA menjelaskan bahwa “tidak ada indikasi” vaksin tersebut menyebabkan pembekuan darah.
Pihak WHO juga mengatakan belum menemukan adanya kaitan antara vaksin dan efek penggumpalan darah tersebut, dan menyebutkan bila penyuntikan masih dapat dilanjutkan.
Ketua Petugas Medis AstraZeneca Ann Taylor, mengemukakan bila jumlah dari kasus pembekuan darah yang dilaporkan dari pemberian yang telah dilakukan pada 17 juta orang di Eropa dan Britania Raya masih tergolong rendah dibandingkan ratusan kasus yang diharapkan dari populasi umum.
Ia juga menambahkan bila tidak ada temuan adanya peningkatan pendarahan pada lebih dari enam puluh partisipan pada uji coba vaksin tersebut.
8. Indonesia telah merencakan pemberian 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca
Freepik/jcomp
Dok. Jovee
Berdasarkan laman CNN, Indonesia sendiri telah merencanakan pemberian 1,1 juta dosis dengan harapan 300 ribu dosis per hari vaksin AstraZeneca sebelum masa kedaluwarsa pengiriman kelompok pertama pada bulan Mei 2021.
Dosis kedua vaksin AstraZeneca ini akan diberikan dengan suplai yang nantinya akan dikirimkan pada jadwal selanjutnya mengikuti interval yang telah ditentukan.
Walaupun begitu, pemberian vaksinasi Covid-19 menggunakan AstraZeneca masih menunggu BPOM dan Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) selesai mengkaji efek samping pembekuan darah tersebut.
Nah itulah beberapa fakta yang dapat menambah pengetahuan anak seputar vaksin AstraZeneca yang sempat menjadi perbincangan di media karena dikatakan menyebabkan pembekuan darah.
Meskipun anak belum mencapai usia vaksin, Mama tetap bisa menjaga kesehatannya agar terhindar dari berbagai penyakit, khususnya Covid-19, dengan pola tidur yang cukup, mengonsumsi makanan yang bergizi, serta rutin melakukan aktivitas fisik.