10 Tanda Remaja Memiliki Pertemanan yang Sehat dan Saling Dukung
Persahabatan yang sehat menjadi dukungan yang luar biasa bagi perkembangan seorang remaja
13 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejak kecil mungkin anak tidak cukup belajar tentang bagaimana menjalani hubungan yang sehat. Bahkan ketika Mama mulai mengenalkannya, pelajarannya seringkali jatuh dalam ranah hubungan romantis atau hubungan keluarga.
Persahabatan yang sehat juga sangat penting dijalani, karena teman bisa menjadi sumber kebahagiaan, cinta, dan dukungan yang luar biasa bagi perkembangan seorang remaja.
Namun sayangnya, sama seperti hubungan lainnya, Hubungan dengan teman juga bisa menjadi tidak sehat, dan terkadang anak tidak menyadari bahwa ia terjebak dalam hubungan yang toxic. Apakah Mama yakin hubungan persahabatan anak baik untuknya?
Untuk mengetahuinya, simak beberapa tanda hubungan persahabatan sehat yang telah Popmama.com lansir dari laman Psychology Today di bawah ini!
1. Berbagi cerita satu sama lain
Ketika persahabatan anak dilakukan secara sehat, Mama akan melihat bagaimana anak memiliki dorongan untuk berbagi. Dari yang baik hingga yang buruk, hal-hal kecil hingga momen besar, ia sangat ingin terhubung dan menumbuhkan ikatan.
Berbagi juga tidak harus tentang berita besar, ini bisa sesederhana membagikan gambar lucu yang menghibur.
Dorongan untuk berbagi dengan teman mendorong suasana hati yang positif, dan anak mungkin tahu hal yang sama akan dilakukan temannya. Sehingga anak tidak merasa ragu untuk membagikan ceritanya.
Selain itu, anak juga merasa kalau ceritanya akan diterima dengan baik, bukan dianggap sebagai pengganggu yang menyebabkan ketidaknyamanan, dan cerita anak disambut dengan respon baik dan seringkali dibalas.
Di sisi lain, tanda hubungan yang tidak sehat membuat anak memiliki rasa untuk menahan diri. Anak mungkin tidak mau berbagi karena merasa malu, kurangnya kehangatan, hingga perbedaan minat.
2. Anak mengandalkan sahabatnya
Kita semua membutuhkan bantuan dari waktu ke waktu. Ketika anak membutuhkan pertolongan, apakah ia meminta bantuan temannya?
Membuka diri untuk mengakui bahwa anak membutuhkan pertolongan adalah tanda persahabatan yang sehat. Anak bersedia membuka diri kepada teman, karena ia tidak khawatir dihakimi, dikonfrontasi, dan diabaikan.
Selain itu, mencari dukungan membutuhkan keberanian. Melakukannya menunjukkan bahwa persahabatan anak terasa aman.
Jika persahabatan anak tidak sehat, ia mungkin tidak terbuka kepada temannya, karena tidak yakin bahwa teman-temannya akan berbelas kasih dan membantunya.
3. Anak merasa terhubung dengan temannya
Meskipun mungkin sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata, tanda hubungan yang sehat adalah perasaan bahwa anak dan temannya saling memahami satu sama lain. Ketika anak berada pada gelombang yang sama dengan temannya, ia merasa dipahami.
Inilah yang membuat anak mama tak perlu berbuat banyak untuk menjelaskan permasalahan dan perasannya, dan bahkan ketika anak harus melakukannya, temannya akan mengerti.
Terkadang ini datang dari adanya minat, pandangan, pengalaman, dan ciri kepribadian yang sama. Walaupun faktor ini membantu, persahabatan yang baik tak selalu membutuhkan faktor ini untuk merasa saling terhubung.
Bahkan ketika ada perbedaan pendapat, kasih sayang, rasa hormat, dan empati dapat membantu mereka memahami satu sama lain, dan sangat penting dalam persahabatan yang sehat.
4. Anak menikmati waktu bersama dengan sahabatnya
Dalam persahabatan yang sehat, berbagi waktu berkualitas adalah penting bagi mereka. Apakah pertemuan yang berulang, anak dan temannya sangat ingin bertemu satu sama lain.
Mereka juga tidak mempertanyakan mengapa harus bertemu satu sama lain, berkonflik untuk memutuskan kapan waktu bertemu, atau takut apa yang akan terjadi ketika mereka tidak bertemu kembali.
Saat bersama, mereka juga merasa nyaman, tidak waspada dengan setiap kata yang diucapkan atau gerakkan apapun. Waktu yang dihabiskan adalah hal yang positif dan membuatnya mereka bersyukur atas kesempatan untuk bersama.
Di hari-hari mereka bertemu dan anak bahkan mungkin merasa segar kembali, positif, dan antusias untuk beraktifitas kembali. Di sisi lain, dalam hubungan yang tidak sehat, anak merasa takut ketika ia harus bertemu dengan teman-temannya, baik itu di sekolah atau komunitas.
Editors' Pick
5. Anak memikirkan temannya dengan penuh kasih
Ketika Mama membicarakan temannya, Mama akan melihat respon anak yang langsung memberi tahu. Dalam hubungan yang sehat, gagasan tentang teman selalu dapat membangkitkan respon yang positif.
Reaksi yang muncul secara instan tersebut bisa berdasarkan dari pengalamannya kumpul-kumpul yang menyenangkan baru-baru ini, atau bahkan hanya merasa terima kasih atas ikatan yang ia rasakan.
Ini bukan berarti bahwa teman anak tak memiliki kesalahan, dan hubungan persahabatannya sempurna. Itu menunjukkan bahwa hubungan yang sehat membuka jalan bagi anak untuk memiliki pikiran dan perasaan yang sehat juga.
6. Anak merasa didukung
Seorang teman sejati tahu kapan mereka membutuhkan bantuan satu sama lain. Terkadang anak dan temannya mungkin menyadari atau mengetahuinya bahkan sebelum mereka secara sadar membutuhkan pertolongan.
Di lain waktu mereka mungkin tidak menyadarinya, tetapi anak dan temannya saling meminta bantuan untuk menyemangati. Seperti dalam bentuk tindakan belas kasih, karena mereka benar-benar ingin membantu satu sama lain.
Persahabatan yang sehat dapat menjadi penyangga yang bagus untuk memberi anak hal positif dan dorongan di saat-saat tertentu, misalnya ketika anak mungkin sedang tidak percaya diri. Teman yang baik mengingatkan anak bahwa ia memiliki kekuatan dan dukungan.
Dalam persahabatan yang tidak sehat, rasa dukungan mungkin kurang atau tidak ada sama sekali.
7. Memiliki kenangan yang baik satu sama lain
Dalam hubungan persahabatan yang sehat, anak dan temannya akan memiliki sejarah kenangan indah. Ini bukan untuk mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengalami masa-masa buruk, tetapi momen positif dengan mudah diingat daripada momen negatif.
Sedangkan dalam persahabatan yang tidak sehat, mungkin sulit bagi anak untuk mengingat saat-saat bahagia. Bahkan dalam situasi yang parah, ingatan yang benar-benar positif mungkin sulit untuk diingat sama sekali.
8. Anak berusaha untuk mengembangkan ikatan yang kuat
Persahabatan yang sehat tidak dipupuk secara kebetulan, dibutuhkan upaya yang disengaja untuk mengembangkan ikatan yang kuat. Ketika hubungan anak sehat, ia dengan senang hati menginvestasikan tenaganya, waktu, dan dukungan ketika mereka lelah.
Dalam hubungan yang tidak sehat, anak mungkin merasa lelah untuk memberikan waktunya dan tenaganya. Kurangnya kepercayaan, keterbukaan, rasa hormat, dan keamanan dapat menyebabkan anak lebih ragu-ragu dengan bagaimana menjalani hubungan persahabatannya.
9. Anak merasa dihormati
Seperti yang disebutkan sebelumnya, dalam persahabatan yang sehat, anak tidak perlu memiliki nilai, keyakinan, tujuan, dan gaya hidup yang sama.
Meskipun aspek-aspek ini dapat membuat ikatan lebih mudah, yang lebih penting adalah bahwa rasa saling menghormati yang selalu hadir, terlepas dari persamaan atau perbedaan mereka.
Anak dan temannya menyadari harapan, kebutuhan, dan batasan satu sama lain. Dan apakah mereka saling setuju atau tidak, mereka menghormati nilai dan ikatannya. Sementara menganggap ketidaksepakatan adalah bagian normal dari hubungan apa pun, bukan perkelahian fisik.
Dalam persahabatan yang sehat, bahkan jika anak memiliki pandangan yang berlawanan, temannya masih bisa bersikap baik, perhatian, dan penyayang.
10. Anak menjadi dirinya sendiri
Yang terakhir namun tak kalah penting adalah, persahabatan yang sehat membuat anak mampu untuk menjadi dirinya sendiri tanpa rasa takut bahwa ia akan dihakimi. Seorang teman yang baik menerima anak apa adanya dan tulus berteman dengannya.
Saling pengertian memungkinkan mereka merasa nyaman, sehingga mereka tidak perlu malu untuk mengakui rahasia yang dalam dan kelam, karena pertemanan yang sehat dilandasi dengan kepercayaan dan keamanan.
Sedangkan, dalam hubungan yang tidak sehat, menjadi diri sendiri dapat menyebabkan anak merasa diekspos, dihakimi, atau bahkan diserang. Anak tidak hanya dapat mempertahankan ketahanan dirinya, namun juga membuat perlindungan tambahan.
Nah itulah sepuluh tanda persahabatan yang sehat pada remaja. Beberapa tanda di atas mungkin menjadi kunci ikatan yang kuat, namun ingatlah bahwa hubungan persahabatan setiap manusia dapat bervariasi.
Jika tanda diatas mungkin tidak sesuai, itu bukan berarti lingkungan persahabatan anak yang buruk atau tidak sehat. Karena perlu diketahui bahwa persahabatan adalah hubungan yang dinamis, yang di mana perlu pertumbuhan dan pembelajaran yang tepat pada masing-masing anak.
Baca juga:
- 7 Arti Mimpi Dijauhi Teman, Apakah Ini Pertanda Buruk?
- 10 Arti Mimpi Bertemu Teman Sekolah
- Cara agar Orangtua Bisa Jadi Teman Belajar Anak yang Menyenangkan