Seringkali banyak orangtua yang tidak sadar, rendahnya harga diri atau low esteem pada remaja dapat berkembang menjadi berbagai sikap buruk yang merugikan dirinya sendiri.
Mama mungkin melihat anak yang tampak baik-baik saja, namun kurangnya kepercayaan diri ini bisa membuat seorang remaja selalu merasa tidak aman. Kurangnya kepercayaan diri remaja bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti penolakan atau trauma di masa lalu.
Semua rasa sakit hati yang ia pernah alami, membuahkan perasaan bahwa dirinya tidak berharga. Ketika anak belum bisa berdamai dengan diri sendiri, ini akan menimbulkan berbagai sikap dan perasaan negatif yang harus segera dihentikan.
Dengan mengetahui tanda-tanda remaja yang kurang percaya diri, dapat membantu Mama memberikan pencegahan dini agar rasa rendah diri tidak memengaruhi perjalanan anak meraih impiannya di masa depan. Simak tanda-tandanya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!
1. Tidak aktif dalam kegiatan sosial
Freepik/Rawpixel-com
Usia remaja umumnya menjadi masa-masa seorang anak yang sedang aktif-aktifnya berkegiatan. Namun ketika anak tidak percaya diri, ini ditunjukkan dengan sikap pasif untuk melakukan kegiatan di lingkungan sosial.
Alasannya bisa karena anak takut membuat kesalahan atau merasa tidak cocok. Pikiran inilah yang membuat remaja mengambil jalan pintas untuk tidak melakukan apa-apa. Seringkali sikap ini juga diikuti oleh mengisolasi diri sendiri dari pergaulan atau lingkup sosial.
Alasan lainnya adalah, anak menganggap bahwa tidak ada orang yang mendukungnya, atau ia tidak cukup berharga untuk bergaul dan bersanding dengan teman-teman sebayanya.
Sehingga, berdiam diri dan tidak bergaul dengan siapa-siapa menjadi salah satu upaya untuk melindungi diri sendiri dari penolakan.
Editors' Pick
2. Suka menunda tanggung jawab
Freepik/photoroyalty
Dilansir Psychology Today, sebuah studi menemukan bahwa orang-orang dengan tingkat harga diri atau self-esteem yang rendah cenderung memilih untuk menunda mengerjakan tugas. Hal ini dilakukan, agar mereka bisa menghindari penilaian orang lain.
Ketika anak tidak punya kepercayaan diri dengan apa yang ia lakukan, ia juga juga tidak memiliki keberanian untuk mengambil risiko dan menghadapi kegagalan.
Ini bisa disebabkan karena anak takut jika diejek, dikomentari, dan juga dikritik oleh orang lain. Namun, sikap ini bukan cara yang tepat. Karena dengan menunda apa pun, anak tidak akan bisa menyelesaikan tanggung jawabnya dengan benar.
3. Terlalu perfeksionis hingga terlalu keras pada diri sendiri
Pexels/olia danilevich
Ini adalah salah satu tanda yang paling sulit untuk diperhatikan. Ketika Mama melihat anak yang belajar hingga tengah malam, tidak mau diganggu saat belajar, mudah stres ketika menemukan kesalahan, ini bisa jadi anak telah mengembangkan sikap perfeksionis.
Walaupun tak sepenuhnya salah, menjadi perfeksionis membuat seorang remaja memiliki gagasan bahwa ia yang tidak berharga di mata orang lain harus mengejar kesempurnaan agar memperoleh penerimaan. Ini membuatnya belajar begitu keras, agar dirinya terlihat sempurna.
Di sini orangtua harus mengingatkan anak, bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Dalam hidup ini ada keberhasilan namun juga ada kegagalan, ini tidak apa-apa dan kegagalan apa pun tidak dapat mendefinisikan siapa diri anak yang sebenarnya.
4. Memiliki ambisi untuk mendapatkan pengakuan orang lain
Freepik
Sama halnya dengan sikap perfeksionis, anak yang memiliki ambisi atau keinginan tinggi untuk mencapai banyak hal, bisa menunjukkan rendahnya kepercayaan diri.
Walaupun memiliki ambisi dan keinginan tinggi sangat baik untuk memotivasi anak, hal yang kurang tepat adalah apa tujuan anak mencapai ambisi tersebut.
Apakah anak ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain, ingin diterima di lingkungan sosial, atau ingin dilihat sebagai anak yang "sempurna". Agar diterima, anak mungkin merasa perlu menyenangkan semua orang.
Namun ketika remaja mencoba menyenangkan satu pihak, belum tentu pihak lain akan puas, dan belum tentu diri sendiri juga puas dengan apa yang dijalani. Karena selalu ada tuntutan dan standar yang harus ia kejar.
5. Tidak berani menentukan keputusan sendiri
Freepik
Apakah anak mama selalu ragu-ragu saat ingin menentukan keputusan besar? Jika iya, ini bisa menjadi tanda kalau remaja memiliki harga diri yang rendah,
Rendahnya kepercayaan diri bisa membuat seorang remaja tidak dapat menentukan keputusannya sendiri. Pendapatnya mudah berubah karena memikirkan bagaimana tanggapan orang lain. Akhirnya, anak aka meragukan diri sendiri dalam mengambil keputusan.
Ketika Mama meminta anak untuk mencoba hal baru, ia akan selalu menganggap dirinya tidak pernah mampu dalam melakukan sesuatu. Memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil pilihan sendiri, adalah langkah awal yang bisa Mama coba untuk meningkatkan kepercayaan diri anak.
Nah itulah beberapa tanda remaja yang kurang percaya diri atau memiliki harga diri rendah. Kini Mama telah mengetahui bahwa self esteem bisa memengaruhi sikap dan keseharian remaja. Oleh karena itu, mulailah ajari anak untuk mencintai diri sendiri apa adanya.
Berikan kepercayaan pada anak untuk mengambil sikap mandiri. Walaupun ini mungkin tidak instan, tetaplah tekun dan sabar menyikapinya. Dengan demikian, anak remaja mama bisa hidup menurut prinsip dan nilai positif yang ia pegang tanpa takut ditolak oleh orang lain.