Mudah Cemas, 5 Tanda Remaja yang Sering Merasa Insecure
Insecure terus menerus membuat remaja sulit mencapai mimpinya
15 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seiring bertambahnya usia anak, ia akan mengalami banyak perubahan dalam kehidupannya, terutama dalam hal pendidikan. Ia tentu akan mengalami berbagai tekanan yang mungkin belum pernah dialami sebelumnya.
Berbagai tantangan dan kompetisi di sekitar bisa membuatnya menjadi mudah cemas atau insecure. Mungkin Mama pernah atau bahkan sering mendengar kata yang satu ini.
Dilansir dari American Psychology Association, insecure adalah suatu perasaan atau kondisi seseorang sedang dalam keadaan atau perasaan yang tidak baik-baik saja. Seperti kurangnya rasa percaya diri dan tidak ada kemampuan untuk menghadapi suatu permasalahan.
Memang tak mudah mengenali perubahan kondisi down pada remaja, terlebih setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda. Namun, ada beberapa hal yang bisa Mama perhatikan untuk melihat apakah anak sedang mengalami insecure.
Untuk segera membantu anak mengatasinya, berikut Popmama.com telah merangkum lima tanda remaja yang sering merasa insecure. Jangan abaikan tanda-tanda ini ya Ma!
1. Sering tidak percaya terhadap kemampuannya sendiri
Meskipun setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, remaja yang sering insecure ini sering tidak percaya terhadap kemampuannya sendiri.
Ia menganggap bahwa dirinya adalah seseorang yang lemah dan tidak bisa melakukan sesuatu secara benar. Biasanya ini terjadi bila seorang remaja tidak bisa menerima bahwa kekurangannya adalah kelebihan dari orang lain di sekitarnya.
Alhasil, bukan berfokus mengembangkan kelebihan yang dimiliki, anak cenderung melihat kesuksesan orang lain tanpa berusaha untuk mencapai tujuannya.
Editors' Pick
2. Sering takut secara berlebihan
Kondisi takut akibat insecure ditunjukkan seperti saat remaja yang selalu ketakutan untuk mengambil tindakan. Ini juga bisa berkaitan dengan pengalaman buruk atau trauma yang mungkin pernah terjadi di kehidupan anak.
Misalnya pernah mengalami gagal dalam kompetisi sehingga membuat anak takut untuk mengambil peluang dan mengikuti kompetisi lain. Alih-alih mencari kompetisi lain, remaja justru memilih untuk mundur dan menyerah pada tujuannya.