6 Tanda-Tanda Anak Mengalami Keracunan Makanan
Bisa disebabkan karena jajan atau makan sembarangan
19 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selain orang dewasa, keracunan makanan bisa terjadi pada siapapun termasuk anak-anak. Jajan atau makan sembarangan yang belum tentu terjamin kebersihannya bisa jadi salah satu penyebab keracunan makanan pada anak.
Keracunan makanan biasanya disebabkan oleh kuman yang masuk ke dalam tubuh anak melalui makanan atau minuman yang ia konsumsi sebelumnya. Bakteri yang sering menyebabkan anak mengalami keracunan makanan yaitu E.Coli, Salmonella, dan Listeria.
Wajar jika keracunan makanan pada anak dapat membuat Mama khawatir. Dengan mengetahui tanda-tanda keracunan makanan pada anak, Mama dapat dengan segera membantu mengatasi keracunan pada anak.
Keracunan makanan bisa sangat menyakitkan jika anak mama sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Berikut Popmama.com akan menjelaskan tentang 6 tanda-tanda anak yang mengalami keracunan makanan, di bawah ini:
1. Tubuh anak akan mengirimkan sinyal yaitu perut menjadi mual setelah mengkonsumsi makan
Ketika bakteri atau virus menyerang sistem imun anak, tubuh akan mengirimkan sinyal. Sinyal itu bisa dalam banyak tanda, salah satunya adalah perut yang terasa mual. Begitu juga ketika anak keracunan makanan, tubuhnya akan segera memberi tahu.
Biasanya rasa mual akan muncul dalam waktu 1 hingga 8 jam setelah mengkonsumsi makanan. Namun reaksinya dapat berbeda, tergantung dari jenis bakteri apa yang ada dalam makanan tersebut.
Misalnya bakteri Salmonella yang terdapat pada daging, telur, sayuran, dan buah akan baru memicu gejala dalam waktu 7 hingga 72 jam setelah makan.
2. Perut mual yang disertai dengan muntah berkali-kali untuk membuang bakteri dalam tubuh
Setelah anak merasakan mual yang parah, biasanya anak mungkin akan muntah. Muntah ternyata merupakan salah satu mekanisme sistem perlindungan tubuh yang bekerja untuk membuang bakteri atau mikroorganisme asing dalam tubuh.
Ketika sesuatu yang berbahaya masuk ke dalam tubuh, otot perut dan diagfragma akan berkontraksi, yang kemudian memaksa perut untuk mengeluarkan makanan beserta mikroorganismenya dengan cara memuntahkannya melalui mulut. Dalam beberapa kejadian, keracunan makanan akan membuat anak muntah berkali-kali.
Jika anak mengalami muntah berkali-kali dan tubuh yang lemas, segera berbicara dengan dokter untuk penanganan yang lebih serius.
Editors' Pick
3. Saat mengalami keracunan makanan, anak biasanya akan buang air lebih sering
Gejala keracunan makanan yang paling sering muncul selanjutnya adalah sering buang air besar atau diare. Diare disebabkan oleh peradangan yang membuat usus kesulitan untuk menyerap air dan cairan lain yang berasal dari proses penceranaan makanan.
Jika normalnya anak buang air sehari atau dua kali sehari, tetapi ketika mengalami keracunan makanan mungkin anak akan buang air hingga lebih dari tiga kali, bahkan dapat disertai darah. Jika dibiarkan, anak dapat mengalami dehidrasi parah karena tubuh kehilangan banyak cairan.
4. Gejala lain yang menyakitkan adalah anak dapat mengalami kram pada perutnya
Ketika anak mengalami keracunan makanan, bakteri berbahaya dapat menghasilkan racun yang dapat menyebabkan iritasi pada lambung dan ususnya. Iritasi ini yang membuat perut anak menjadi sakit. Gejala lain yang menyakitkan adalah keracunan makanan juga bisa membuat anak mengalami kram pada perut.
Hal ini disebabkan karena otot perut yang mengalami kontraksi dan memaksa usus untuk bekerja lebih cepat, agar bakteri yang berada dalam tubuh bisa segera keluar dalam bentuk feses.
5. Walaupun tidak semua bakteri, namun beberapa bakteri dapat menyebabkan anak demam
Walaupun tidak semua bakteri, namun beberapa seperti Listeria dan Campylobacter dapat menyebabkan anak menjadi demam. Sama seperti diare, demam juga merupakan reaksi sistem pertahanan tubuh untuk melawan bakteri. Tubuh juga memiliki zat pirogen yang memicu kenaikan suhu tubuh.
Zat ini akan menipu otak, yang membuat suhu di luar tubuh terasa lebih dingin dari yang sebenarnya. Sebagai perlindungan, otak akan menaikkan suhu tubuh. Dengan suhu tubuh yang tinggi, bakteri atau virus yang menyebabkan anak keracunan akan melemah dan tidak dapat berkembang biak.
6. Mengeluarkan keringat yang berlebihan, bisa jadi pertanda ada yang tidak beres dengan tubuh anak
Jika anak mengeluarkan keringat berlebihan, mungkin itu jadi pertanda awal bahwa ada yang tidak beres dengan tubuhnya, sekaligus juga bisa menjadi pertanda bahwa kondisi kesehatan anak akan semakin buruk jika tidak segera diatasi.
Perhatikan jika anak berkeringat dan merasa sakit perut setelah makan, Mama bisa segera mencurigai anak mengalami keracunan pada makanan yang masuk ke tubuhnya.
Walaupun tubuh memiliki sistem perlindungan yang berusaha melawan bakteri yang masuk, Mama tidak boleh menyepelekan anak yang mengalami keracunan makanan dan menganggap gejala dapat sembuh sendiri.
Hindari keracunan pada anak dengan memberikan makanan ringan atau bekal yang Mama bisa jamin kebersihannya.
Itulah tanda anak mengalami keracunan makanan. Jika anak tiba-tiba mengalami salah satu atau beberapa gejala diatas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Baca juga:
- Gejalanya Mirip, Ketahui Perbedaan Flu Perut dan Keracunan Makanan?
- Waspada! 7 Makanan ini Berpotensi Sebabkan Asam Lambung pada Anak
- 7 Cara Mengatasi Asam Lambung Naik ke Dada Secara Alami