Ketahui Tanda-Tanda Anak Merokok dan Cara Mencegahnya
Pentingnya memberitahu anak tentang bahaya rokok sejak usia dini agar tidak tertarik untuk mencoba
24 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak dan rokok merupakan kombinasi yang sangat buruk, menurut statistik menunjukkan bahwa 90 persen perokok dewasa mulai merokok sejak usia anak-anak.
Di Amerika Serikat sendiri, 3.200 anak di bawah usia 18 tahun sudah mulai merokok.
Mungkin saat ini TV nasional sudah tidak menampilkan orang merokok dalam adegan film. Namun adegan merokok juga seringkali ditampilkan dalam film pada layanan streaming, bahkan mudah ditemukan dalam media sosial.
Untuk itu peran orangtua di sini sangat penting terpenting dalam kehidupan anak. Mama memiliki pengaruh besar dalam menentukan apakah anak merokok atau tidak.
Sikap dan pendapat Mama tentang merokok juga dapat menjadi contoh. Bicaralah secara terbuka tentang fakta bahwa Mama tidak setuju tentang merokok.
Mama juga dapat membantu mereka berpikir tentang bagaimana mengatakan tidak jika seseorang menawari mereka rokok.
Berikut ini Popmama.com akan membahas tentang bagaimana cara mengetahui tanda-tanda anak merokok, cara menjelaskan rokok pada anak-anak beserta cara mencegah anak merokok.
1. Beberapa remaja berpikir rokok membuat mereka terlihat keren dan tampak lebih dewasa
Anak mulai merokok karena berbagai alasan. Beberapa remaja berpikir merokok membuat mereka terlihat keren, tampak lebih dewasa, bisa bergaul dengan anak lain, menurunkan berat badan, atau tampak tangguh.
Beberapa melakukannya hanya untuk merasa mandiri, kemudian juga ada yang melakukannya hanya karena menganggap rokok adalah kebiasaan normal yang biasanya dilakukan orang dewasa setiap hari.
Sekolah menengah menandai awal dari banyak perubahan sosial, fisik, dan emosional. Anak menjadi lebih rentan terhadap keputusan negatif berdasarkan apa yang dikatakan dan dilakukan teman mereka.
Editors' Pick
2. Cara tepat berbicara anak tentang rokok serta risiko dari merokok
Berikut ini adalah cara-cara yang tepat bagaimana berbicara dengan anak tentang rokok agar ia bisa menghindari bahaya merokok:
Mulailah lebih awal. Ada baiknya untuk mulai berbicara dengan anak tentang bahaya rokok saat usianya lima atau enam tahun. Pertahankan percakapan agar tetap berjalan seiring bertambahnya usia anak.
Jadikanlah pembicaraan dua arah. Beri anak kesempatan untuk berbicara secara terbuka, terutama saat mereka beranjak remaja. Tanyakan apakah anak mengenal orang yang merokok dan bagaimana perasaannya tentang hal itu.
Tetap terhubung. Studi menunjukkan bahwa anak dekat dengan orangtua mereka cenderung berisiko lebih kecil untuk merokok, dibandingkan dengan anak-anak yang tidak dekat dengan orangtuanya.
Perjelas aturan dan harapan. Anak yang tahu bahwa orangtuanya memperhatikan dan tidak setuju tentang merokok maka kemungkinannya kecil untuk mencoba rokok.
Bicarakan tentang risikorokok. Anak mungkin mengira mereka tidak perlu khawatir tentang hal-hal seperti kanker dan penyakit jantung sampai mereka beranjak remaja. Maka, beri tahu anak bahwa merokok dapat langsung memengaruhi kesehatan mereka.
Rokok juga dapat mempengaruhi area lain dalam kehidupan mereka. Mama bisa menjelaskan risiko ini:
- Masalah pernapasan. Pada saat dewasa dewasa, anak yang merokok cenderung lebih mengalami sesak napas, batuk, mengi, dan lebih sering sakit daripada anak yang tidak pernah merokok. Merokok juga membuat anak lebih rentan terkena asma.
- Kecanduan. Jelaskan bahwa rokok dibuat sesedikit mungkin untuk membuat ketagihan. Beri tahu anak bahwa ia akan sangat sulit berhenti jika mulai merokok.
- Pemborosan uang. Rokok itu mahal. Mintalah anak mencari tahu berapa biaya untuk membeli satu bungkus sehari selama 6 bulan, dan apa yang dapat mereka beli dengan uang itu.
- Bau. Walaupun rokok telah habis, baunya akan tetap menempel di napas, rambut, dan pakaian. Karena terbiasa dengan bau rokok, perokok bisa tidak menyadari baunya yang menempel.
- Pergaulan yang buruk. Seiring bertambahnya usia anak, teman-temannya lebih memengaruhi pilihan anak. Risiko anak akan merokok meningkat jika teman-temannya pun juga merokok.