Kebanyakan anak usia balita cenderung memiliki harga diri yang relatif tinggi, yang menyebabkannya mudah tampil percaya diri.
Namun memasuki usia awal 12 tahun, beberapa anak kemudian mengalami masalah pada harga diri yang rendah.
Meskipun terkadang anak yang kurang percaya diri adalah hal yang wajar, anak dengan masalah harga diri rendah biasanya memandang dirinya secara berbeda dari cara orang lain memandangnya.
Harga diri yang rendah bisa menjadi sangat sulit bagi kaum remaja untuk memulai sekolah menengah atau membentuk persahabatan dan hubungan baru.
Popmama.com telah merangkum sejumlah alasan yang saling terkait mengapa harga diri rendah mulai muncul selama masa pra-remaja.
Tanda-Tanda Anak Memiliki Masalah pada Harga Diri Rendah
Freepik/Valya_svirido
Seorang anak dengan harga diri rendah kemungkinan besar akan memiliki pikiran negatif tentang nilai dirinya sebagai pribadi.
Beberapa tanda umum harga diri rendahsebagai berikut:
Menghindari hal-hal baru dan tidak mengambil peluang
Merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan
Menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri
Tidak bisa menghadapi tingkat frustrasi yang normal
Menilai dirinya sendiri negatif dan membandingkan dengan orang lain
Takut gagal atau malu
Kesulitan berteman
Tingkat motivasi dan minat yang rendah
Tidak bisa menerima pujian dan menunjukkan perasaan campur aduk antara kecemasan atau stres.
Bagaimana penilaian anak tentang diri sendiri umumnya merupakan hasil dari pengalamannya dan bagaimana cara ia dalam menghadapi situasi.
Penyebab paling umum dari harga diri rendah pada pra-remaja adalah:
1. Membandingkan diri dengan orang lain
Freepik/Zinkevych
Dilansir dari rileychildrens.org, antara usia 6 sampai 11 tahun, anak-anak mulai secara aktif membandingkan diri mereka dengan teman sebayanya. Perbandingan sosial yang baru ditemukan ini terjadi karena alasan kognitif dan sosial.
Seorang Psikolog Erik Erikson, percaya bahwa perbandingan diri memberikan tahapan untuk perjuangan terbesar yang dihadapi oleh anak-anak seusia ini.
Konflik utama yang dialami anak-anak, berpusat pada pengembangan rasa ketekunan atau kerja keras, serta daya perasaan kompeten, sambil menghindari rasa rendah diri.
Editors' Pick
2. Merasa tidak kompeten
Freepik/Alexander-safonov
Dilansir dari Verywellfamily, sebagaimana dicatat oleh Erikson, beberapa anak mulai menyadari bahwa upaya mereka tidak sebaik teman-temannya, sehingga mereka mulai merasa rendah diri.
Namun, perlu dicatat, perasaan tidak kompeten tidak secara menyeluruh menyebabkan harga diri rendah.
Jika kinerja buruk seorang anak terjadi karena ia tidak menyukai bidang tersebut, maka harga dirinya tidak akan terpengaruh.
Namun, jika anak merasa tidak kompeten dalam bidang yang ia anggap penting, seperti akademisi, maka anak berisiko mengembangkan harga diri yang rendah.
3. Mendapat tekanan dari hasil kinerja
Freepik/user15145147
Tekanan kinerja seorang anak juga meningkat selama dua belas tahun. Selama masa kanak-kanak awal dan menengah, orangtua dan guru cenderung memuji upaya anak apapun, besar atau kecil, buruk atau sangat baik.
Namun, ketika masa remaja mendekat, orangtua dan guru seringkali mengharapkan lebih banyak dari anak-anak. Walaupun upaya anak masih masih penting, tetapi hasil kinerja anak mulai lebih diperhatikan.
Akibatnya, anak tidak hanya membuat perbandingan sendiri dengan teman sebayanya, tetapi ia juga menyaksikan di mana orangtua dan gurunya membuat perbandingan ini.
4. Merasa ditolak oleh orang lain
Freepik/jcomp
Ketika ekspektasi kinerja dari orangtua dan guru meningkat, anak remaja mulai merasakan kekecewaan dari apa yang didapatkannya. Harga diri anak terpengaruh tergantung dari orang dewasa yang tidak menyetujui upayanya.
Jika ketidaksetujuan datang dari seseorang yang tidak disukai anak, kemungkinan besar ia tidak akan mengambil keputusan dalam hati dan harga diri akan tetap tinggi.
Namun, jika anak mendapatkan kekecewaan dari orangtua atau pelatih tepercayanya, maka harga diri rendah dapat terjadi.
Sehingga jelaslah bahwa orangtua dan guru atau wali kelas anak dapat memainkan peran kunci dalam membantu anak mempertahankan harga diri yang sehat.
Tak hanya menurunkan rasa kepercayaan diri dan tidak berani mengambil kesempatan, rasa harga diri yang rendah dapat menyebabkan berbagai masalah.
Dampak Harga Diri Rendah Jika Tak Segera Ditangani
Freepik/Zinkevych
Ketika seseorang memiliki harga diri yang rendah, ia cenderung menghindari situasi di mana menurutnya ada risiko kegagalan, rasa malu, atau bisa terjadi kesalahan.
Ini dapat melibatkan tugas sekolah, berteman, dan mencoba aktivitas baru, yang semuanya merupakan bagian penting dari kehidupan remaja yang sehat.
Jika harga diri rendah tidak segera diidentifikasi dan ditangani, maka dapat menimbulkan masalah seperti:
Masalah hubungan atau kesulitan berteman
Suasana hati -negatif seperti perasaan sedih, cemas, malu atau marah
Motivasi rendah
Citra tubuh yang buruk
Aktivitas seksual
Minum alkohol dan / atau mengonsumsi obat-obatan agar merasa lebih baik
Nah itulah yang menyebabkan harga diri rendah pada remaja, ada beberapa hal yang dapat Mama lakukan untuk mendukung anak agar memiliki harga diri yang positif, tetapi penting juga untuk diingat bahwa harga diri remaja berkembang dan berubah cukup sering dari waktu ke waktu.
Jika anak mama tidak langsung menunjukkan tanda harga diri positif, bukan berarti anak tidak dapat berubah atau Mama melakukan kesalahan. Tetap konsisten dan bersabar untuk menumbuhkan harga diri anak menjadi lebih tinggi dan positif.