Ketika anak mencapai usia remaja, mereka mulai mengekspresikan keinginan untuk kebebasan yang lebih besar dan kebutuhan akan privasi. Walaupun setiap orangtua tentunya ingin memiliki hubungan yang terbuka dengan anak.
Namun bukan berarti Mama dan Papa bisa melanggar privasi anak.
Istilah sederhananya, privasi adalah tentang memiliki hak untuk mengatur seberapa banyak akses orang lain ke kita atau ke ruang pribadi kita.
Artinya remaja ingin memiliki “zona sendiri” ketika ia ingin merasa aman dari kritik, untuk melampiaskan perasaan, untuk menjaga rahasinya dan lain-lain.
Sekarang Mama tahu keinginan remaja akan privasi, dan betapa protektifnya anak pada privasinya tersebut. Jika privasi terus menerus dilanggar, bisa berdampak buruk pada rasa kepercayaan anak pada orangtua, sehingga cara sederhananya adalah dengan menghormati privasi anak.
Kali ini Popmama.com akan memberikan beberapa tips agar orangtua lebih menghargai privasi anak remajanya.
1. Pahami kata-kata yang tidak terucapkan oleh anak remaja
Freepik/Vitalii-petrushenko
Beberapa tahun yang lalu saat anak masih kecil, mungkin Mama bisa melakukan hal-hal seperti memeluk anak di gerbang sekolah atau menata rambutnya sesuai keinginan. Tetapi, remaja mengubah semuanya.
Ia bisa merasa kesal karena dielus rambutnya di depan teman-temannya, memandang upaya Mama untuk berpartisipasi dalam urusannya sebagai gangguan, mencoba menjaga jarak, dan lain-lain. Sehingga, Mama perlu memahami pemikiran remaja yang tidak terucapkan.
Saat memasuki usia remaja, ia sedang dalam proses menetapkan batasan pribadi dan dengan sikapnya tersebut, ia mencoba agar terlihat lebih mandiri dan berusaha agar bisa menetapkan keputusannya sendiri tanpa bayang-bayang dari orangtua.
2. Gunakan kata-kata yang bijaksana saat bertanya atau menyampaikan kekhawatiran
Freepik/Wavebreakmedia-micro
Sering kali, cara orangtua berkomunikasi seperti memberikan pertanyaan atau menyampaikan kekhawatiran, dapat mengacaukan pikiran remaja apalagi jika sudah menyangkut privasinya.
Saat ditanyai oleh orangtua tentang teman atau studi atau kebiasaan mereka atau apa yang mereka lakukan, remaja bisa menganggap bahwa orangtua telah meminta informasi yang bersifat pribadi atau rahasia.
Namun, hal ini juga tetap bisa bermanfaat bagi Mama dan anak remaja jika Mama bisa memilih kata-kata yang bijaksana saat mengajukan pertanyaan atau menyampaikan kekhawatiran.
Editors' Pick
3. Membuat aturan tentang kebebasan yang didiskusikan bersama
Freepik/Kukota
Mungkin akan sangat sulit bagi Mama untuk setuju memberikan anak sedikit kebebasan ekstra. Persepsi Mama tentang remaja sebagai seseorang yang "belum cukup bijak untuk memutuskan sendiri" atau "akan membuat dirinya dalam masalah" atau "akan jatuh ke dalam teman yang buruk" menghalangi Mama untuk memberinya kebebasan yang diinginkannya.
Namun, cobalah berpikir positif. Yakinkan diri akan kemampuan anak untuk bertindak secara positif dan serahkan padanya tanggung jawab. Tanggung jawab tidak hanya akan memupuk keandalan dan kompetensi anak, tetapi juga rasa percaya antara orangtua-anak yang semakin tinggi.
4. Tetap mengawasi, tapi jangan selidiki anak
Freepik/Karlyukav
Berusahalah membangun hubungan yang lebih sehat dengan anak. Ajak anak ke dalam percakapan panjang untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul di benak Mama tentangnya. Ingat, remaja suka berbicara tentang diri mereka sendiri dan selalu mencari telinga yang mendengarkannya.
Mengajukan pertanyaan tajam seringkali membuat remaja merasa bahwa orangtua menggunakan otoritas mereka untuk menuntut informasi dan ini juga yang terkadang mengganggu privasi mereka.
5. Hindari mencampuri percakapan grup anak remaja Mama
Freepik
Meskipun Mama menikmati hubungan dekat dengan anak dan teman-temannya, yang mungkin mereka sering tersenyum dan mengucapkan salam pada Mama, bukan berarti kehadiran Mama bisa diterima di 'dunia mereka'.
Jadi, ketika Mama mencoba masuk ke grup anak untuk menyelidiki mereka, Mama justru bisa disambut dengan senyum tidak nyaman dan keheningan. Hindari untuk mencampuri percakapan grup remaja, karena tidak hanya akan mempermalukan anak remaja, tetapi juga mengekang privasi grupnya.
6. Hormati selera pribadi anak
Freepik/Karlyukav
Mama juga harus mempertimbangkan selera pribadi anak dan selera Mama, ini tidak hanya untuk makanan, tapi bisa untuk selera musik, idola, dekorasi kamar, dan lain-lain. Ini juga berlaku jika gaya pakaian anak mungkin tidak sesuai dengan keinginan Mama.
Hindari untuk mencoba memaksakan preferensi pribadi Mama pada selera pribadi anak remaja. Jika Mama melakukannya, anak bisa merasa privasi dan pilihannya terganggu. Hal ini juga akan menimbulkan konflik dan penolakan dari anak.
7. Lakukan hal sederhana seperti mengetuk pintu dan tidak menggeledah barang milik anak
Freepik/User12150432
Ingatlah beberapa hal sederhana seperti mengetuk pintu sebelum memasuki kamar remaja, tidak menggeledah barang-barangnya, membaca pesan di ponselnya tanpa ijin, membaca buku harian atau catatannya, atau menguping percakapan yang mungkin dia lakukan dengan teman-temannya.
Dengan menghormati privasi remaja, orangtua berkontribusi pada perkembangan fisik dan emosional mereka. Hasilnya, anak akan lebih siap menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, stabil, dan bahagia.
Memberi remaja privasi mungkin membuatnya merasa lebih nyaman dan diterima, tetapi, itu juga bisa menjadi bumerang. Anak remaja mungkin salah menafsirkan kebebasannya sebagai izin untuk melakukan apa pun yang dia suka.
Jadi, saat Mama mulai menjaga jarak dan memberinya kebebasan dari gangguan, buatlah juga aturan-aturan dasar yang tidak boleh dia langgar, namun sebelumnya lakukan diskusi bersama anak untuk mencapai kesepakatan aturan tersebut.
Itulah tips agar orangtua bisa lebih menghargai privasi anak remaja. Menghargai mereka bisa membuat hubungan anak dan orangtua lebih harmonis.