Memiliki anak yang telah memasuki usia remaja, merupakan tantangan bagi orangtua. Sebagai orangtua, pastinya ingin melindungi anak-anaknya dari rasa frustasi dan kekecewaan, serta ingin membebaskan anak untuk menentukan masa depannya sendiri terlepas dari keinginan orangtuanya.
Memiliki anak remaja dengan ADHD mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Dengan kata lain, orangtua ingin mengurangi dampak yang akan dialami oleh anak-anak remajanya ketika mulai masuk lingkungan sosial.
Orangtua memiliki tujuan untuk melakukan yang terbaik untuk melindungi anak remajanya dari konsekuensi paling buruk selama memasuki pengalaman proses menuju dewasanya.
Bukan hal yang tidak mungkin, orangtua dapat menghadapi tantangan unik dalam mengasuh anak remajanya yang mengidap ADHD.
Berikut ini Popmama.com akan memberikan beberapa tips dan strategi untuk membantu orangtua dalam mengasuh anak remaja dengan kondisi ADHD.
1. Belajar untuk mengatasi situasi masalah yang terjadi saat ini
Freepik/Katemangostar
Mempelajari dan memahami situasi yang saat ini sedang terjadi dan tidak mengungkit permasalahan yang sebelumnya. Mengungkit permasalahan sebelumnya justru akan memperburuk keadaan dan tidak akan menghasilkan solusi apa-apa.
Hindari menggunakan kalimat "sudah kubilang" pada setiap situasi yang terjadi, melainkan orangtua harus dapat mencari solusi dari referensi buku atau dari anjuran dokter.
2. Beri kasih sayang dan berikan perhatian lebih pada anak remaja
Pixabay/Nastya_gepp
Remaja, sama seperti semua orang tidak suka untuk disalahkan atau dikritik karena perilaku mereka. Disorganisasi dan kelupaan bukanlah perilaku yang disengaja untuk remaja dengan ADHD.
Sebaiknya, bekerjasama dengan memiliki komunikasi yang baik dengan anak serta gurunya dapat mengurangi pengalaman itu.
Impulsif adalah sifat dasar ADHD sehingga mengutil atau merusak barang seringkali menjadi tindakan yang tidak disengaja.
Berikan kasih sayang yang melimpah dan perhatian khusus setiap hari agar anak remaja dengan ADHD merasa lebih nyaman.
3. Menahan diri dan bersikap tetap tenang dalam situasi apapun
Freepik/Wavebreakmedia
Hindari marah atau kesal dengan berteriak, karena dengan berteriak jarang mencapai tujuan yang diinginkan. Sementara itu, lebih baik untuk selalu mengingatkan anak secara rasional tentang perilaku apa yang diharapkan.
Jika diperlukan, berikan penegasan melalui hukuman yang wajar. Namun, sebelum ditetapkan cobalah untuk berdiskusi dengan pasangan serta anak sehingga hukuman menjadi disepakati bersama.
4. Mengantisipasi dampak negatif dari keputusan yang akan diambil
Freepik/Jcomp
Orangtua sebisa mungkin harus selangkah lebih maju dari anak remajanya dengan ADHD. Mengantisipasi masalah dan berusaha secara proaktif untuk menyelesaikan masalah.
Orangtua juga harus menyadari bahwa kekacauan mungkin terjadi. Sehingga sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, orangtua dapat menangani peristiwa itu dengan cara yang konstruktif dan sikap yang tenang.
5. Tetapkan batasan sesuai dengan kemampuan mereka
Freepik/Freephoto
Apapun yang dilakukan sebagai orangtua, janganlah menjadi frustasi pada anak, jangan memberikan hukuman yang anak tidak dapat lakukan.
Berikan batasan-batasan sesuai dengan kemampuan mereka. Serta tetapkan hukuman yang justru akan meningkatkan potensi masa depannya.
Editors' Pick
6. Fokus pada yang aspek positif dari perilaku anak
Freepik
Jangan hanya fokus pada aspek negatif dari perilaku anak remaja, ingatlah untuk memujinya ketika mereka melakukan sesuatu dengan baik.
Tentunya ini dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dan membuat anak untuk mengetahui apa yang harus ia lakukan ke depannya.
7. Memberikan informasi dengan jelas dan konkrit untuk menghindari kesalahpahaman
Freepik/Bearfotos
Anak remaja melakukan lebih baik dengan informasi yang jelas dan konkrit serta yang meminimalisir untuk salah tafsir. Tuliskan aturan dasar dan konsekuensi dari kegagalan untuk menindaklanjutinya.
Aturan dasar ini harus dua arah, dari orang tua ke remaja serta remaja ke orang tua. Ajak anak untuk berdiskusi dengan santai, dengan aturan dasar ini orangtua serta anak dapat mengetahui apa yang diharapkan masing-masing
8. Bantu anak remaja mengembangkan keterampilan sosialnya
Freepik/Pressfoto
Remaja yang menderita ADHD mungkin mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain. Bantu anak remaja dengan mengembangkan keterampilan sosial seperti mendengarkan, tidak menyela ketika orang lain berbicara, dan menjaga percakapan.
Keterampilan ini mungkin sangat penting bagi individu yang memiliki kondisi perilaku terkait (misalnya, autisme) dengan ADHD mereka.
9. Ajari dan dengarkan anak remaja tentang perasaan mereka
Freepik/wavebreakmedia
Ajari remaja ADHD dalam menjelaskan bagaimana perasaan mereka. Alih-alih memotong pembicarannya, biarkan anak mengoceh dan dan bercerita tanpa gangguan. Satu-satunya aturan seperti tidak ada kata-kata kotor, panggilan nama, atau penghinaan.
Ketika anak mama selesai, katakan bahwa Mama senang dapat mendengarkan ide-ide mereka dan perlu memikirkannya selama satu atau dua hari dan ingin membicarakannya lagi. Satu-satunya keharusan untuk memiliki percakapan tindak lanjut yang dijanjikan.
10. Menjelaskan pada anak konsep pelanggaran besar juga akan mendapatkan penalti yang besar
Freepik/Peoplecreations
Anak remaja akan memahami konsep bahwa pelanggaran besar harus mendapat penalti besar. Keadilan dan konsekuensi diperlukan dalam percakapan ini.
Karena remaja dengan ADHD lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko tinggi, terutama jika mereka tidak minum obat yang dianjurkan untuk ADHD.
Harus ada nol toleransi untuk perilaku ilegal atau berbahaya. Perilaku berisiko tinggi ini seperti mengemudi, menggunakan alkohol atau narkoba, bolos, atau lainnya harus ditangani dalam kesepakatan antara orangtua dan si Anak.
11. Selalu memberikan asupan nutrisi yang baik pada anak
Freepik
Hilangkan junk food, gula, dan makanan berlemak berlebih dari rumah. Tetaplah pada waktu makan yang teratur untuk membantu menjaga tingkat energi anak.
12. Menjadikan rumah sebagai tempat yang nyaman dan aman untuk anak remaja
Freepik/Tirachardz
Jadikan rumah menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk anak remaja dengan ADHD. Pertemuan keluarga untuk membahas pilihan yang dapat diterima anak serta konsekuensi jika upaya yang diharapkan gagal. Kegagalan dalam pemenuhan harapan adalah hal yang wajar.
Penegakan konsekuensi harus melewati tahap diskusi dan harus dapat dinegosiasikan. Hindari keputusan yang membuat frustrasi anak remaja.
13. Berikan anak remaja kesempatan untuk menentukan pilihan
Freepik/tirachardz
Mengizinkan anak remaja untuk memilih di antara pilihan-pilihan lain, bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan sendiri.
Namun, orangtua juga membantu dan memantau anak remaja untuk merasa lebih seperti orang dewasa.
Mulai sekarang Mama tidak perlu khawatir dengan proses masa remaja anak. Tingkatkan komunikasi satu sama lain dan luangkan waktu bersama anak untuk berdiskusi seputar apa yang dialami dan dirasakan oleh anak.
Buatlah proses remaja anak menjadi berkesan seperti anak-anak lainnya.
Itulah kumpulan tips mengasuh anak remaja dengan ADHD yang bisa membantu agar Mama bisa lebih dekat dengan anak mama.