Kenali Apa itu Grit dan Cara Menanamkannya pada Praremaja
Grit mengajarkan anak berjuang mengatasi kegagalan dan mencoba lagi
5 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Grit merupakan gabungan antara hasrat dan daya-juang untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Menanamkan grit telah ada selama bertahun-tahun, hanya saja sering dikenal dengan nama yang berbeda, seperti ketekunan, ketahanan, keteguhan hati, dan lain-lain.
Selama beberapa tahun terakhir, grit tak hanya menjadi salah satu keterampilan penting dalam bidang pekerjaan, namun kini juga merambah ke dunia pendidikan dan pengasuhan anak.
Memahami grit dan bagaimana mengajarkannya kepada anak, dapat menjadi tantangan. Karena ini akan mengajarkan anak untuk berjuang, gagal, dan mencoba lagi.
Ingin tahu lebih lanjut tentang apa itu grit dan cara menanamkannya pada praremaja? Yuk simak informasinya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!
Apa itu Grit?
Dilansir dari Grad Schools, dalam istilah yang paling sederhana, arti grit adalah kemampuan untuk melihat tugas sampai selesai.
Ini juga didefinisikan sebagai ketekunan dan hasrat seseorang untuk tujuan jangka panjang, seperti kemampuan untuk menghindari gangguan, mempertahankan fokus, dan mengatasi kemunduran.
Sebuah studi dalam Journal of Personality and Social Psychology di tahun 2007 menunjukkan bahwa ketekunan ini dapat menjadi faktor penentu dalam kesuksesan dan kebahagiaan jangka panjang anak.
Memahami grit dan bagaimana mengajarkannya kepada anak praremaja dapat menjadi tantangan ini seringkali bertentangan dengan insting Mama sebagai orangtua, yaitu membantu ketika anak mengalami kesulitan.
Tetapi langkah-langkah di bawah ini menunjukkan bahwa mengajarkan grit tidak harus berarti mundur dan melihat anak gagal. Sebaliknya, grit adalah tentang memahami seluruh proses pembelajaran, mulai dari memahami topik, berjuang, dan akhirnya berhasil.
1. Ajarkan grit dengan memberi contoh
Meskipun Mama berjuang dengan aktivitas sebagai orang dewasa, anak tidak selalu melihat perjuangan itu. Baginya, orangtua adalah pahlawan super.
Meskipun menjadi pahlawan super itu menyenangkan, membiarkan anak melihat Mama berjuang sesekali dapat bermanfaat, karena ini memungkinkannya untuk mengamati bagaimana Mama mengatasi hambatan tersebut.
Salah satu contoh mengajarkan grit adalah jika Mama ingin belajar masakan baru. Pertama, Mama dapat mempelajari bagaimana cara memasak dengan bahan-bahan atau alat yang dimiliki di rumah.
Ini menunjukkan bagaimana Mama memecahkan rintangan besar menjadi tujuan yang lebih kecil dan lebih dapat dicapai.
Kemudian, mintalah anak untuk ikut Mama memasak sehingga ia dapat melihat bahwa, Mama tidak mudah menyelesaikan masakan tersebut, walaupun telah bekerja keras.
Ini mengajarkan anak bahwa Mama, pahlawan supernya, dapat berjuang dalam hal-hal baru, dan menunjukkan kepada anak secara langsung bahwa, meskipun sulit, mencapai tujuan dapat bermanfaat.
2. Biarkan anak mengalami frustrasi
Salah satu tugas tersulit sebagai orangtua adalah melihat anak mengalami kesulitan dan frustrasi saat mencoba sesuatu yang baru. Hal ini karena secara alami, Mama ingin membantunya.
Tapi, perlu diingat bahwa anak belajar dari perjuangan.
Bahkan jika anak akhirnya gagal pada tugas tertentu, proses berjuang dan bangkit lagi, dapat membantunya di masa depan, terutama ketika diberikan semangat dan motivasi.
Editors' Pick
3. Berikan pujian atas usaha keras anak
Terkadang sangat mudah bagi orangtua untuk memberikan pujian atas hasil akhirnya, seperti nilai yang bagus, penampilan yang bagus selama drama sekolah, atau mencetak gol di lapangan sepak bola.
Tetapi mengajarkan grit adalah memuji upaya di balik penampilan bagus anak tersebut.
Dalam salah satu kasus yang disebutkan di atas, anak melakukannya dengan baik karena waktu dan usaha yang ia berikan untuk belajar dan berlatih.
Jadi, meskipun hasil akhirnya bagus, jangan lupa untuk memuji upaya ini. Karena, meskipun setiap kinerja mungkin tidak sempurna, upaya yang konsisten akan menghasilkan lebih banyak kinerja yang baik daripada yang buruk.
5. Ingatlah bahwa kesempurnaan bukanlah tujuan
Saat anak melakukan aktivitas baru, Mama dapat melihat terlebih dahulu apakah ia akan berhasil atau gagal. Tapi, tujuannya tidak boleh lurus As atau kelas lanjutan. Alih-alih, tujuannya adalah untuk menanamkan pada anak-anak Anda sifat-sifat yang akan mengarah pada kesuksesan sebagai orang dewasa.
Jika anak Anda hanya melakukan hal-hal yang mereka tahu mereka kuasai, atau berhenti di tengah jalan begitu sulit, mereka tidak menantang diri mereka sendiri untuk mengembangkan keterampilan non-kognitif ini.
Dan, terkadang hanya menyelesaikan tugas lebih baik daripada memiliki hasil yang sempurna, sehingga mereka dapat mempelajari nilai dari proses dan bagaimana meningkatkan diri mereka sendiri.
5. Biarkan anak menangani tugas sendiri
Terus-menerus turun tangan dalam segala kegiatan anak, dapat mencegahnya belajar sendiri. Ini dapat merusak kepercayaan diri hingga menciptakan ketakutan akan kegagalan.
Anak bahkan mungkin akhirnya mengandalkan atau menunggu Mama untuk membantunya mengatasi perjuangan di masa depan.
Sebaliknya,Mama dapat menunjukkan bagaimana melakukan tugas baru di rumah dan biarkan anak mencobanya.
Ini memungkinkannya untuk mencoba hal-hal baru, tanpa merasa sendirian. Karena jika ia membutuhkan bantuan, Mama ada di sana untuk membantunya.
6. Berikan dan mengajarkan anak tentang dorongan diri
Terkadang, naluri anak berhenti ketika tugas menjadi sulit. Nah, ketika ini terjadi, Mama dapat mengajarinya pepatah "Latihan membuat sempurna".
Pepatah tersebut meyakinkan anak bahwa tidak apa-apa untuk membuat kesalahan, karena itu adalah bentuk latihan yang akhirnya mengajarkan anak untuk berbuat lebih baik lain waktu.
Misalnya, jika anak bermain piano dan akan melakukan pertunjukkan besar, tetapi ia terus melakukan kesalahan pada satu bagian lagu, berikan ia dorongan dan bimbingan.
Mama dapat mengingatkan anak bahwa meskipun anak melakukan kesalahan di bagian itu, penting untuk mengendalikan diri dengan tarik napas dalam-dalam dan selesaikan lagu dengan sebaik mungkin.
7. Beri tahu anak bahwa tidak apa-apa untuk mengalami kegagalan
Terakhir yang paling penting adalah, beri tahu anak bahwa tidak apa-apa untuk mengalami kegagalan. Bicaralah dengan anak secara teratur tentang pengalaman kegagalan Mama dan bagaimana Mama bertahan, atau cara menyikapinya dengan tangguh.
Anak belajar dari orang dewasa di sekitarnya, jadi jika Mama ingin anak menangani kegagalan dengan elegan dan bijaksana, Mama perlu mencontohnya sendiri.
Berbicara dengan anak tentang kegagalan sendiri akan membantunya memahami bahwa tidak apa-apa untuk gagal, dan ia akan melihat bagaimana orang dapat memecahkan masalah dan bangkit kembali.
Tunjukkan padanya bahwa menjadi fleksibel dan mengetahui bagaimana memecahkan masalah adalah kualitas yang berguna dan matang.
Nah itulah informasi seputar apa itu grit dan cara menanamkannya pada praremaja. Memberikan anak kesempatan untuk gagal dan bangkit kembali, adalah salah satu hadiah terbesar yang dapat Mama berikan sebagai orangtua.
Biarkan anak berjuang dan merasa tidak nyaman, biarkan ia melewati emosi kekecewaan dan kebingungan, dan bantu ia menemukan langkah selanjutnya untuk membuat situasi menjadi lebih baik dan lebih produktif.
Dalam proses pembelajaran inilah, anak akan mengembangkan ketekunan, ketangguhan, dan ketabahan sejati, yang akan membawanya ke arah kesuksesan di masa depan.
Baca juga:
- 7 Kalimat Motivasi untuk Menanamkan Kebiasaan Positif pada Anak
- Super Positif, 8 Quote Film Disney untuk Membangun Motivasi Anak
- Catat! 10 Daily Reminder untuk Memotivasi Anak Setiap Hari