Mengenal 7 Unsur Intrinsik Cerpen yang Penting
Tujuh hal ini perlu ditulis agar cerpen menjadi menarik dan mudah dipahami pembaca
19 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cerpen, singkatan dari cerita pendek, merupakan bentuk narasi yang memusatkan perhatian pada satu tokoh dalam suatu situasi cerita, menciptakan kesan tunggal yang kuat.
Untuk membuat cerpen menjadi menarik, penulis perlu merangkai kata-kata sehingga dapat mengemas cerita dengan singkat dan jelas.
Dalam proses menciptakan cerpen, unsur intrinsik dan ekstrinsik memainkan peran penting. Hanya dengan menyatukan kedua unsur ini secara harmonis, sebuah cerpen dapat mencapai tingkat keunggulan yang membuatnya jauh lebih memikat bagi pembaca.
Ingin mengenal lebih dalam seputar unsur intrinsik cerpen? Yuk simak informasinya yang telah Popmama.com tuliskan di bawah ini!
Apa itu Unsur Intrinsik Cerpen?
Unsur intrinsik memiliki peran penting dalam merangkai kisah cerpen, karena bersumber dari dalam cerita itu sendiri. Unsur intrinsik meliputi tema, alur, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.
Bahkan, karya sastra yang umumnya dikenal seperti cerpen, novel, hingga dongeng, semuanya menyelipkan unsur intrinsik dalam konstruksi naratifnya.
Menurut situs resmi Kemendikbud, unsur intrinsik dianggap sebagai elemen pembangun yang penting dalam cerpen. Keberadaannya menjelaskan unsur-unsur penting yang membentuk alur cerita.
Inilah mengapa unsur intrinsik menjadi landasan yang tidak boleh diabaikan dalam menciptakan karya sastra, karena masing-masing komponennya memiliki peran khusus dalam mengembangkan dan memperkaya cerita yang tengah dikembangkan.
Berikut penjelasan tentang apa saja yang termasuk dalam unsur intrinsik dalam cerpen:
1. Tema
Tema, sebagai unsur intrinsik dalam cerpen, berfungsi sebagai landasan cerita yang sedang dikembangkan. Terkadang, tema sering diidentifikasi dengan ide atau tujuan utama yang tengah ditarik dalam cerita.
Secara sederhana, tema dapat diibaratkan sebagai jiwa atau inti yang melekat dalam sebuah narasi, seperti novel atau cerpen. Hal ini karena cerita yang dibingkai oleh tema memiliki ide pokok yang menjadi penentu latar belakang cerita tersebut.
Tema juga mencakup gambaran luas, terutama terkait dengan kisah yang akan diangkat dalam cerpen. Sebagai unsur intrinsik yang penting, tema perlu dipertimbangkan dengan matang sebelum memulai proses penulisan cerpen, sehingga cerita dapat memiliki arah yang jelas dan terfokus.
2. Tokoh dan penokohan
Dalam setiap narasi, tokoh atau karakter memainkan peran penting dalam mengembangkan alur cerita. Biasanya, setiap karakter memiliki peran yang unik, memperkaya cerita dan memberikan peran besar pada kelangsungan cerita.
Penokohan, di sisi lain, merujuk pada proses pembentukan citra atau karakteristik suatu tokoh dalam cerita.
Contohnya, terdapat karakter antagonis, protagonis, tritagonis, dan bahkan tokoh figuran, yang semuanya berperan dalam penting dalam alur cerpen yang menarik.
Editors' Pick
3. Alur cerita
Alur cerita memegang peranan penting dalam penyusunan sebuah cerpen, sebab alur cerita menandai pola perkembangan suatu kisah yang muncul dari hubungannya dengan elemen-elemen lainnya.
Sebagai contoh, dalam karya cerpen, alur dapat bersifat maju, mundur, atau kombinasi keduanya. Alur maju membawa cerita ke depan dengan urutan peristiwa yang linier, sementara alur mundur menghadirkan elemen-elemen masa lalu yang merinci atau menggali lebih dalam suatu cerita.
Adapun alur campuran memadukan unsur-unsur maju dan mundur, menciptakan narasi yang lebih rumit dan penuh kejutan.
4. Latar cerita
Latar, yang juga dikenal sebagai setting, merupkan unsur intrinsik yang mampu membentuk alur cerita dalam sebuah cerpen. Keberadaan latar membantu menciptakan landasan bagi peristiwa-peristiwa yang berkembang dalam narasi.
Latar dapat dibedakan menjadi tiga jenis utama, yaitu latar waktu, latar tempat, dan latar suasana.
Latar waktu memungkinkan pembaca menempatkan peristiwa dalam kerangka waktu yang spesifik. Sementara itu, latar tempat mengacu pada lokasi fisik di mana cerita berlangsung, menciptakan imajinasi untuk membayangkan keadaan dan suasana sekitar.
Latar suasana, sebagai elemen ketiga, menambahkan pengaruh emosional pada cerita, membentuk nuansa yang mendalam dan memengaruhi perasaan pembaca.
5. Sudut pandang
Sudut pandang merupakan elemen intrinsik dalam cerpen yang mencerminkan posisi pengarang dalam menyajikan cerita. Terdapat tiga jenis sudut pandang, yaitu orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga.
Sebagai contoh, beberapa penulis menggunakan sudut pandang orang pertama untuk menjadikan tokoh utama sebagai narator, sementara sudut pandang orang ketiga digunakan untuk menciptakan pengetahuan menyeluruh terhadap seluruh alur cerita.
6. Gaya bahasa
Cerita pendek seringkali mengandung dialog, percakapan, atau skrip antara karakter-karakter di dalamnya. Umumnya, gaya bahasa dalam dialog atau skrip tersebut bervariasi tergantung pada tema dan kategori cerita.
Gaya bahasa ini memiliki tujuan utama, yaitu memberikan kesan keaslian pada cerita dalam cerpen. Selain itu, gaya bahasa juga memiliki peran dalam menarik minat pembaca dan menguatkan konsep-konsep dalam cerita pendek.
Terdapat bermacam-macam jenis gaya bahasa, berikut diantaranya:
- Personifikasi adalah pemberian sifat manusiawi pada benda mati, seperti "Pohon itu menari dengan kesejukan angin."
- Metafora adalah penggunaan perbandingan yang tidak literal, seperti "Hati yang rapuh adalah tembok yang retak."
- Hiperbola adalah penyajian yang berlebihan untuk memberikan kesan dramatis, misalnya "Rintihan kesedihan yang menyayat hati terdengar sampai ke langit."
- Litotes adalah penggunaan ekspresi merendah untuk memberikan kesan sebaliknya, contohnya "Pertunjukan itu tidak terlalu menarik, tetapi tetap memberikan kesan yang cukup bagus."
- Simile adalah perbandingan dengan menggunakan kata-kata "seperti" atau "ibarat", seperti "Ketulusan sahabat seperti cahaya yang terang dalam kegelapan."
7. Amanat
Amanat, sebagai bagian penting dari sebuah cerpen, merujuk pada pesan moral atau pesan kebaikan yang ingin diungkapkan oleh penulis atau pengarang kepada para pembacanya.
Dalam konteks cerpen, amanat seringkali bersifat bersirat, yang berarti pesannya tidak diungkapkan secara eksplisit, melainkan disampaikan melalui pengembangan karakter, alur cerita, atau dialog.
Penulis berusaha menyuntikkan nilai-nilai moral atau pesan kehidupan ke dalam narasinya, sehingga pembaca dapat meresapi makna yang tersembunyi di balik kata-kata.
Oleh karena itu, amanat tidak hanya melibatkan pemahaman secara harfiah, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenung dan memaknai makna-makna yang tersembunyi di dalam setiap adegan, karakter, dan plot cerita pendek.
Nah itulah informasi seputar 7 unsur intrinsik cerpen yang penting. Dengan memahami apa saja unsur intrinsik dalam cerpen, semoga bisa membantumu dalam menulis cerpen yang lebih menarik ya!
Baca juga:
- 7 Cara Mengajarkan Anak Terbiasa Menulis Cerita
- 5 Manfaat Menulis Jurnal untuk Anak yang Jarang Diketahui
- 8 Tips Meningkatkan Keterampilan Menulis Kreatif pada Anak