Waspadai, 5 Tanda Burnout yang Umum Terjadi pada Remaja
Tak hanya orang dewasa, remaja adalah kelompok usia yang rentan alami burnout
24 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Burnout merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi stres berat yang dipicu oleh pekerjaan. Namun ini tak hanya berlaku bagi para orangtua dan orang dewasa lainnya lho! Bahkan remaja juga bisa mengalami kondisi ini.
Tuntutan pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler, hubungan pergaulan, media sosial, dan keluarga, menjadi remaja bukanlah peran yang mudah. Semua tugas ini menuntut dan membutuhkan waktu dan perhatian khusus.
Saat mencoba mencapai keseimbangan, remaja seringkali mulai merasa kewalahan. Hingga gangguan seperti kelelahan jangka panjang, bahkan stres dan kecemasan mulai mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.
Maka itu, penting bagi orangtua untuk mengetahui bagaimana burnout dapat memengaruhi remaja dan tanda-tanda yang bisa diwaspadai.
Simak segera tanda burnout pada anak yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini ya, Ma!
Apakah Remaja Bisa Alami Burnout?
Dilansir dari Very Well Mind, burnout adalah keadaan stres kronis yang mengarah pada kelelahan fisik dan emosional, depresi, detasemen, sinisme, dan kurangnya pencapaian termasuk perasaan tidak efektif.
Ssebuah survei terhadap orang dewasa dan remaja yang dilakukan secara online oleh American Psychological Association serta Harris Interactive Inc di tahun 2013, mengatakan bahwa dari skala 10 poin, remaja melaporkan tingkat stresnya mencapai 5,8 poin.
Bahkan tata-rata tingkat stres orang dewasa yang dilaporkan adalah 5,1 pada skala 10 poin. Dalam survei tersebut, hasilnya menunjukkan bahwa:
- 31% remaja melaporkan merasa kewalahan
- 30% remaja melaporkan merasa tertekan atau sedih akibat stres
- 36% remaja melaporkan merasa lelah
- 23% remaja dilaporkan melewatkan makan karena stres
Meskipun sebagian besar remaja mengalami situasi yang menyebabkan stres dan kelelahan, stres kronis dan menumpuk dapat mengakibatkan depresi, perilaku agresif, atau kecenderungan bunuh diri.
Untuk mencegah depresi, perilaku agresif, atau kecenderungan bunuh diri pada seorang remaja, penting bagi orangtua untuk mengenali apa saja tanda-tanda burnout pada remaja sejak awal. Berikut adalah lima tanda burnout yang umum terjadi pada remaja:
1. Kecemasan
Kecemasan adalah respons alami tubuh terhadap stres, yang ditandai dengan perasaan khawatir, cemas, atau takut, yang cukup kuat sehingga bisa mengganggu kehidupan sehari-hari.
Ketika tingkat stres melebihi tingkat normal, sering menyebabkan kecemasan, yang merupakan tanda pertama dari kelelahan. Bukan hal yang mengherankan lagi jika anak remaja mama mungkin merasa cemas tanpa alasan yang diketahui.
Dia mungkin merasa tidak dapat bersantai atau bahkan tidur di malam hari. Dalam beberapa kasus, remaja mungkin juga memiliki mimpi yang jelas dan kegelisahan.
Editors' Pick
2. Insomnia
Seperti yang sudah disinggung poin sebelumnya, burnout juga dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur seorang remaja. Insomnia dan begadang adalah hasil dari stres dan perasaan yang berlebihan. Stres dapat meningkatkan kadar hormon kortisol dalam darah, yang meningkatkan risiko insomnia.
Selain itu, malam tanpa tidur yang cukup dapat membuat anak-anak merasa lelah, kesulitan fokus, dan mudah mengantuk keesokan paginya.
Tak hanya itu saja, kurang tidur juga bisa memengaruhi suasana hati anak serta pilihan makanannya. Misalnya, anak mama mungkin makan berlebihan atau kurang makan, dan ini menunjukkan respons terhadap stres
3. Alami gangguan kesehatan secara fisik
Burnout tidak hanya memengaruhi pikiran anak remaja mama, tetapi mungkin juga berdampak pada kesejahteraan fisiknya.
Ketika anak mengalami kelelahan, ia mungkin sering mengeluhkan sakit pada bagian leher, punggung, atau perut. Pusing, tenggorokan kering dan mulut, juga merupakan beberapa tanda kelelahan lainnya yang terlihat pada anak-anak sekolah menengah.
Selain itu, stres juga dapat memengaruhi remaja perempuan dalam hal siklus menstruasinya, misalnya seperti siklus menstruasi yang tidak lancar hingga siklus yang terlewat.
4. Mengalami perubahan perilaku
Dilansir dari Times of India, Burnout adalah tahap kelelahan emosional dan fisik. Stres yang berlebihan membuat remaja merasa lelah dan terkuras secara emosional yang menyebabkannya menunjukkan perilaku berbeda.
Hal ini disebabkan karena anak mungkin sering merasa terjebak dalam suatu situasi. Alhasil anak menghadapi beberapa emosi sekaligus, yang berujung pada ketidakstabilan emosi.
Remaja yang alami burnout dapat mengekspresikan emosinya secara berbeda. Seperti perilaku impulsif, penurunan motivasi, ketakutan, kesedihan yang ekstem, dan kemarahan yang lebih dari biasanya.
Tak hanya itu, remaja mungkin bertingkah hiper, memiliki ketegangan emosional atau kewaspadaan yang tidak biasa pada kepribadiannya, ini termasuk suara bernada tinggi atau tawa gugup.
5. Menunjukkan tanda-tanda depresi
Saat mengalami burnout, Mama perlu memerhatikan tanda-tanda depresi pada remaja. Dilansir dari Very Well Mind, depresi adalah salah satu tanda burnout pada anak,
Misalnya anak tidak ingin melakukan apa pun, kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya disukai, dan perhatian atau kinerjanya yang menurun saat melakukan sesuatu. Jika ini hanya muncul sesekali, mungkin bukanlah pertanda buruk, atau anak hanya mengalami kesedihan.
Sedangkan gejala depresi dapat dilihat jika sudah berlangsung lebih lama. Bahkan berlangsung hampir sepanjang hari, setidaknya selama dua minggu. Semua gejala yang anak alami tampaknya konstan, atau mungkin lebih buruk di pagi hari.
Nah itulah beberapa informasi seputar lima tanda burnout yang umum terjadi pada remaja. Saat menghadapi remaja yang burnout, Mama dapat mulai memahami masalah yang dihadapi oleh anak remajanya.
Dengan bimbingan dan waktu yang tepat, anak remaja dapat belajar mengatasi stres dan masalah terkait. Jika anak sudah menunjukkan gejala stres, cemas, hingga depresi, penting untuk segera mencari bantuan seorang profesional terlatih seperti konselor bimbingan atau psikolog.
Baca juga:
- 5 Dampak Bahaya Anak yang Memiliki Aktivitas Terlalu Padat
- Cari Tahu, 12 Gejala Kecemasan pada Anak yang Biasanya Tersembunyi
- Harus Tahu, 5 Perbedaan Antara Sedih dan Depresi pada Remaja