Apa Itu Daddy Issues dan Cara Mengenalinya pada Anak Remaja
Daddy issues terbentuk akibat hubungan ayah dan anak yang mengalami kondisi tertentu, yuk kenali!
21 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kerap dibicarakan, istilah "daddy issues" ini biasanya dikaitkan dengan anak perempuan. Meski demikian, apakah Mama tahu kalau daddy issues pun dapat terjadi pada anak laki-laki?
Daddy issues yang merupakan efek psikologis yang dialami seseorang karena memiliki hubungan tidak sehat dan kurang harmonis dengan ayahnya dapat dirasakan oleh anak dari gender mana pun.
Padahal, kehadiran sosok ayah sendiri sangat penting dalam perkembangan psikologis dan sosial seorang anak. Jika ayah tidak ada di kehidupannya, hal ini dapat memengaruhi cara anak membangun hubungan dengan orang lain di masa depan.
Supaya lebih jelas, berikut Popmama.com telah merangkum apa itu daddy issuesdan cara mengenalinya pada anak remaja. Silakan dibaca, Ma.
1. Apa itu daddy issues?
Daddy issues adalah suatu kondisi antara hubungan anak dan sang Papa. Kondisi ini bukanlah istilah atau diagnosis psikologis yang diakui. Dalam psikologi modern, istilah untuk daddy issues merupakan attachment disorder (masalah keterikatan).
Menurut pendiri dari TTM Counseling and Psychotherapy Services, Tatiana Mendelez, gangguan keterikatan biasanya berhubungan dengan cinta dari orangtua yang tidak konsisten atau tidak ada di dalam hidup.
Dari penelitian psikolog asal Inggris, John Bowlby juga ditemukan bahwa anak yang tumbuh dengan orangtua penuh kasih cenderung lebih mengembangkan kepercayaan dan hubungan stabil di masa dewasa.
Mereka yang tidak menjalin ikatan yang aman dengan salah satu orangtua selanjutnya akan sulit membentuk ikatan yang sehat dan intim dengan orang lain.
Editors' Pick
2. Penyebab daddy issues
Apa saja yang dapat menyebabkan seseorang memiliki daddy issues atau masalah keterikatan?
Berikut beberapa penyebab dari daddy issues:
- Ayah secara fisik absen di banyak atau sepanjang waktu
- Tidak memiliki keterikatan emosional dengan ayah
- Memiliki ayah yang kasar secara fisik, seksual, atau verbal
- Ayah cemas dan sombong
- Mempunyai ayah yang terlibat dengan zat atau obat-obatan terlarang
- Sering direndahkan oleh ayah
- Mempunyai ayah yang tidak dapat diandalkan dan tidak dapat dipercaya
- Cuek atau lalai dengan tanggung jawab mengasuh anak.
3. Dampak daddy issues
Menurut teori keterikatan, memiliki orangtua, khususnya ayah yang tidak hadir, kasar, atau tidak tersedia secara emosional dapat mengakibatkan beberapa tipe dasar gaya keterikatan yang tidak sehat di masa dewasa. Berikut merupakan dampak-dampaknya:
- Fearful-Avoidant Attachment. Orang dengan jenis masalah keterikatan ini dapat mendekati seseorang, tetapi menjauh begitu keadaan menjadi intens. Mereka takut disakiti, ditolak, atau mengalami konflik emosi tentang hubungan dan keintiman. Sehingga hal ini menyebabkan orang tersebut memiliki fobia komitmen.
- Anxious-Preoccupied Attachment. Orang dengan jenis masalah keterikatan ini tidak aman dan memiliki harga diri yang rendah. Mereka tampak sering menuntut, khawatir secara obsesif tentang setiap nuansa dalam hubungan mereka, dan juga haus akan cinta. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki masalah keterikatan ini.
- Avoidant-Dismissive Attachment. Orang dengan jenis masalah keterikatan ini sering terlihat mandiri dan percaya diri, seolah-olah tidak membutuhkan siapa pun. Mereka akan menghindari keterikatan emosional dan menutupi perasaan mereka saat menghadapi situasi yang menantang secara emosional.
Dampak dari gangguan keterikatan ini terhadap anak nantinya juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami nyeri kronis, depresi berat, bunuh diri, dan penyalahgunaan narkoba.
4. Cara mengenali daddy issues
Berikut adalah beberapa tanda daddy issues yang sering disebut sebagai perilaku yang terkait dengan gaya keterikatan tidak aman pada anak remaja perempuan:
- Mencari seseorang yang lebih tua sebagai teman atau "pasangan". Karena tidak memiliki figur ayah di kehidupannya, dia mungkin akan mencari laki-laki lain yang bisa merawatnya secara emosional dan finansial.
- Cenderung memiliki sifat posesif dan akan menjadi pribadi yang "sempurna" agar tidak ditinggalkan orang yang disayangi. Tak jarang justru membuat anak cemburu dengan orang lain.
- Tidak dapat mempercayai orang lain atau merasa aman dalam hubungan pertemanan atau romantis. Dia takut ditinggalkan dan mungkin membutuhkan jaminan konstan dari komitmen pasangannya.
- Anak yang memiliki daddy issues umumnya juga tidak suka kesendirian dan tidak nyaman ketika menghabiskan waktu seorang diri.
5. Cara mengatasi daddy issues
Salah satu cara untuk mengatasi daddy issues adalah dengan melakukan terapi berbasis keterikatan.
Terapi ini awalnya fokus dengan membangun ikatan saling percaya dengan terapis, kemudian mengunjungi kembali masa kanak-kanak di mana mereka pertama kali merasa sakit hati, ditolak, atau ditinggalkan.
Selanjutnya, mereka akan diajarkan membingkai ulang narasi mereka, dalam arti “mengasuh atau menyayangi kembali” diri mereka sendiri dengan cinta dan penerimaan yang telah hilang dalam hidup mereka.
Demikian informasi mengenai apa itu daddy issues dan cara mengenalinya pada anak remaja. Semoga membantu ya, Ma!
Baca juga:
- Ciri dan Penyebab Anak Terkena Depresi, Bisa Terjadi karena Orangtua
- 9 Ide Relaksasi untuk Mengatasi Remaja yang Cemas dan Stres
- 7 Cara Mengatasi Panic Attack pada Remaja