Bagaimana Jika Anak Terbiasa Bicara Kasar karena Game?
Ujaran-ujaran kasar seperti ini dapat memicu toxic behavior pada anak
1 Juni 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Fenomena anak yang kecanduan bermain game sembari mengutarakan kata-kata kasar lantaran emosi dengan lawan di permainannya, menjadi sesuatu yang memprihatinkan.
Pasalnya, saat ini hal tersebut menjadi kebiasaan bagi beberapa anak yang tidak segan menunjukkan kekesalannya dengan kata tidak pantas, tanpa memandang siapa pun yang sedang berada bersamanya.
Entah awalnya anak ditegur orangtua, lalu tidak menghiraukan, bahkan ada orangtua yang sudah lelah dengan perilaku anaknya jadi dibiarkan. Padahal, kebiasaan seperti itu harus dicegah oleh orangtua karena tidak baik, Ma.
Kali ini, Popmama.com telah merangkum informasi terkait bagaimana jika anak terbiasa bicara kasar karena game? Simak jawabannya, Ma.
Editors' Pick
1. Dapat dipicu oleh konten streamer game online yang tidak ramah anak
Salah satu pemicu dari kebiasaan menuturkan kata kasar ini biasanya dikarenakan oleh keleluasaan anak mengakses konten di internet, salah satunya konten siaran game online.
Saat ini, berbagai platform hiburan berbentuk video sudah menyediakan fitur streaming yang bisa disiarkan dan ditonton oleh siapa pun. Tontonan seperti ini sudah menjadi hiburan bagi banyak kalangan.
Meskipun beberapa streamer telah memberi peringatan bahwa konten mereka ditargetkan untuk orang-orang dewasa dan memiliki muatan kata-kata kasar, masih banyak anak yang justru nyasar menonton konten tersebut.
Dalam hal ini, orangtua harus mencegah akses anak terhadap konten-konten yang belum pantas untuk ditonton. Misalnya, dengan memberikan akses pada aplikasi yang berorientasi pada audiens anak, yaitu YouTube Kids.
2. Game online menjadi salah satu penyebab toxic behavior pada anak
Menurut Psikolog Nabhilla Armadhita, kebiasaan bertutur kata kasar pada anak bukan fenomena baru. Meski demikian, game online bisa jadi bukanlah pemicu utama, tetapi dapat menjadi penyebabnya.
Nabhilla mengatakan bahwa kata-kata dihasilkan dari stimulus yang didapat panca indera, yaitu penglihatan dan pendengaran lingkungan sekitar anak.
“Kita harus melihat lagi dari masing-masing anak, tidak bisa dipukul rata semua anak yang bermain game online akhirnya bertutur kata tidak baik dan kasar,” ucapnya.
Meski tidak bisa digeneralisasi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa online game memang memiliki pengaruh besar terhadap toxic behavior pada anak, termasuk perilaku agresi, menentang, melawan, dan bertutur kata kasar.
3. Orangtua memiliki tanggung jawab atas kontrol penggunaan handphone anak
Nabhilla menegaskan bahwa orang dewasa sebagai wali dan pendamping anak di rumah memiliki tanggung jawab atas kontrol penggunaan handphone-nya.
Terutama dengan kemudahan akses, dari mulai platform media sosial, hingga via sebaran link melalui grup di ruang obrolan WhatsApp. Hal ini dikarenakan akan sulit apabila anak sudah terbiasa menuturkan perkataan kasar, tetapi bukan berarti mustahil.
“Perkembangan otak anak memang sedang pesat-pesatnya. Ibaratnya otak dia itu seperti spons. Apa saja yang kita kasih akan diserap kuat. Apa yang kita ajarkan, mungkin satu jam kemudian sudah sangat menyerap,” ucap Nabhilla.
Orangtua dapat memulai langkah positif dengan mencontohkan kebiasaan baik pada anak. Jangan sibuk dengan handphone ketika anak sedang berada di sekitar, lalu terapkan aturan ketat terkait penggunaan handphone secara bertahap dan perlahan.
Nah, itu dia informasi tentang bagaimana jika anak terbiasa bicara kasar karena game? Semoga menjawab pertanyaan ya, Ma.
Baca juga:
- 10 Manfaat Puzzle untuk Anak, Cara Ampuh Melatih Kemampuan Motorik
- Bukan Hanya Online Game, Ini 7 Rekomendasi Board Game untuk Remaja
- 9 Rekomendasi Game Online Gratis di Google