Perkembangan Anak 11 Tahun yang Sebentar Lagi Jadi Remaja
Perhatikan perkembangan si Anak, Ma
31 Januari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sama seperti balita yang berkembang, anak yang memasuki masa pubertas pun akan mengalami perubahan-perubahan, khususnya pada tubuh.
Bagi anak usia 11 tahun yang sebentar lagi menjadi remaja, masa-masa ini tidak dilewati dengan semudah itu. Dia butuh dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
Meski lebih sulit dari merawat balita mama, penting bagi Mama untuk memahami apa yang anak rasakan.
Untuk itu, berikut Popmama.com rangkum perkembangan anak 11 tahunyang sebentar lagi menjadi remaja untuk diketahui oleh Mama.
Simak baik-baik informasi berikut yuk, Ma!
1. Perubahan fisik di dalam tubuh anak
Secara fisik, anak perempuan usia 11 tahun akan lebih cepat mengalami pubertas. Mereka lebih sadar dengan perubahan dalam tubuh, mulai dari bentuk tubuh yang lebih dewasa dan tinggi badan yang meningkat.
Terkadang, hal-hal tersebut akan membuat mereka memiliki masalah seperti eating disorder (gangguan makan).
Melansir Child Development Info, anak laki-laki baru akan memasuki masa pubertas di usia 2-3 tahun ke depan. Namun, ada kalanya perkembangan anak laki-laki Mama dimulai dari usia 9 tahun.
2. Perkembangan kemampuan kognitif anak
Berbeda dengan perkembangan anak 10 tahun, di usia 11 tahun, baik anak perempuan dan laki-laki akan mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan cepat.
Umumnya, mereka akan menjadi lebih percaya diri saat berbicara dan menggunakan bahasa gaul atau kata-kata kasar ketika berbicara bersama teman-temannya.
Pemikirannya pun akan berbeda dari sebelumnya. Beberapa anak tertarik dengan diskusi-diskusi menarik, membuat alasan yang logis, dan lebih pandai dalam problem-solving (menyelesaikan masalah).
Editors' Pick
3. Self-management anak semakin meningkat
Meskipun ada peningkatan dalam self-management anak, tetapi Mama masih harus sering mengingatkan tentang kebersihan diri, pekerjaan rumah (PR), dan pengambilan risiko anak.
Berikan beberapa tips untuk anak. Tidak perlu berpikir secara rumit, ingatlah masa-masa Mama saat menghadapi pubertas dulu.
Dari situ, Mama akan bisa memberi nasihat tentang sekolah, kenapa harus berpikir dua kali saat mengambil risiko, dan lainnya melalui cerita.
4. Anak lebih senang menghabiskan waktu dengan teman
Ketika bersosialisasi dengan teman-teman baru, anak akan merasa ingin diterima oleh mereka. Ia akan lebih senang menghabiskan waktu dengan teman-teman dan merasa kalau validasi dari teman itu penting.
Maka dari itu, terkadang anak senang bermain rahasia dengan orangtua dan mungkin tidak terlalu senang berkomunikasi bersama Mama seperti dahulu.
Ada kalanya, anak menjadi kasar dan berujung mengembangkan sikap buruk.
5. Perubahan emosi yang menjadi tidak stabil
Bagi anak perempuan usia 11 tahun, self-esteem yang rendah sudah menjadi makanan sehari-hari. Tak jarang mereka merasa insecure dengan perubahan dalam tubuh dan tidak percaya diri.
Apalagi di usia ini, anak perempuan dan laki-laki mulai menyukai satu sama lain (atau pura-pura menyukai seseorang agar diterima oleh kelompok sosial mereka). Tak jarang juga, anak laki-laki gelisah dan tidak yakin dengan perubahan dalam tubuh mereka.
Emosi lain seperti amarah dan ingin selalu mengekang juga mungkin terasa sulit untuk dikendalikan pada usia-usia ini. Meski demikian, mereka akan mulai lebih berempati dan lebih mudah memahami cerita dari sudut pandang orang lain.
6. Anak akan lebih sering bertanya-tanya
Banyak pertanyaan yang ingin anak ajukan terkait perasaan dan perubahan dalam tubuhnya. Orang pertama yang harus menjawab pertanyaan-pertanyaan ini adalah orangtua.
Anak perempuan mungkin lebih mudah bercerita kepada Mama daripada anak laki-laki, hal ini tidak apa-apa. Berikan waktu padanya dan ketika anak ingin bertanya, jawablah sejujur-jujurnya. Dengan ini, anak juga akan lebih percaya dengan orangtua.
7. Apa yang bisa Mama lakukan?
Yang pertama adalah tetap tenang ketika masalah emosi anak meledak. Apabila Mama ikut berteriak atau membentak saat ia marah, situasi justru akan lebih buruk.
Selain itu, memberi anak privasi pun dapat membantunya menghadapi perasaan sendiri dan terkadang malah lebih terbuka pada orangtua.
Yang kedua adalah mendukung anak dalam setiap kegiatan sosial. Mama bisa menghargai pertemanannya bahkan berkenalan dengan orangtua dari teman-teman anak mama
Namun, jika Mama melihat ada pengaruh buruk yang ditularkan si teman kepada anak mama atau dari anak pada teman, segera berikan nasihat agar hal tersebut tidak semakin diperpanjang.
Itu dia perkembangan anak 11 tahun yang sebentar lagi menjadi remaja. Semoga dapat membantu Mama.
Baca juga:
- 10 Red Flag dalam Pertemanan Remaja, Tanda Anak Harus Ganti Circle!
- 10 Makanan Penambah Berat Badan untuk Anak
- 7 Cara Mengajarkan Citra Tubuh yang Positif pada Remaja