Rumah seharusnya menjadi tempat ternyaman bagi anak. Di mana setiap perkembangan dan pertumbuhan yang dialami anak dimulai dari rumah. Bener nggak, Ma?
Tapi bagaimana jika yang terjadi adalah anak merasa tertekan?
Salah satu penyebab anak tertekan adalah jika Mama dan Papa seringkali bertengkar. Memang menjadi sebuah hal yang normal ketika Mama dan Papa mengalami perbedaan pendapat. Kalau biasa-biasa saja, mungkin masih bisa ditolerir ya, Ma.
Namun, bagaimana jika perdebatan ini membuat Mama dan Papa saling teriak, marah-marah, bahkan hingga terjadi kontak fisik?
Perlu diketahui bahwa perdebatan orangtua menimbulkan pengaruh yang bervariasi pada Anak.
Dilansir dari bbc.com, para ahli di Inggris telah melakukan penelitian selama beberapa dekade tentang pengaruh pertengkaran orangtua terhadap perkembangan jiwa anak.
Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa sejak usia enam bulan, anak-anak yang sudah terbiasa melihat konflik mungkin telah mengalami peningkatan denyut jantung dan respons hormon stres.
Bayi, anak dan remaja dapat menunjukkan tanda-tanda gangguan perkembangan otak awal, gangguan tidur, kecemasan, depresi, gangguan perilaku dan masalah serius lainnya yang diakibatkan dari hidup dengan orangtua penuh konflik yang parah atau kronis.
Ih, serem ya, Ma!
Maka dari itu, yuk cari tahu bagaimana perdebatan orangtua memengaruhi kejiwaan anak. Berikut hasil lansiran dari brighthorizons.com yang telah Popmama.comrangkum
1. Pertengkaran membuat anak terluka
zenparent.in
Jagalah perdebatan antara Mama dan Papa. Cobalah untuk menahan dan mengontrol diri masing-masing. Usahakan agar Mama dan Papa tidak sampai saling teriak, menyebut nama, mencaci maki, melempar benda, dan melakukan kontak fisik.
Anak Mama akan kebingungan ketika menghadapi situasi seperti itu. Bahkan mereka akan sangat terluka, karena kedua orang yang mereka cintai bertengkar hebat.
Mama harus ingat bahwa perdebatan ini akan mempengaruhi segalanya, mulai dari kesehatan mental, keberhasilan akademis hingga hubungan masa depan Anak Mama.
2. Anak menjadi takut
huffingtonpost.com
Simpan perdebatan yang panas sampai anak mama tidak berada di dekat atau di sekitar kalian. Karena suara-suara keras bernada tinggi atau kata-kata penuh dengan amarah yang mungkin digunakan orangtua ketika berdebat dapat membuat anak merasa takut.
Tidak hanya itu, anak juga dapat merasa sedih atau kesal. Namun, pertengkaran orangtua yang hanya saling diam-diaman atau penampilan masing-masing yang terlihat dingin juga sama menjengkelkannya bagi mereka.
3. Anak menjadi berpikir negatif
florianarubino.it
Jauhkan anak dari perdebatan yang berlangsung antara Mama dan Papa. Apa pun itu, apa pun ketidaksepakatannya.
Hindari meminta pendapat anak atau sampai membimbing anak untuk berpihak pada Mama atau Papa. Jangan saling jatuhkan pribadi masing-masing ya, Ma. Anak mama harus mempertahankan citra yang positif dan penuh cinta dari kedua orangtua.
Biarkan anak melihat ketika Mama dan Papa berbaikan. Karena penting bagi mereka untuk melihat orangtua mereka berbaikan satu sama lain.
Jika topiknya tepat, Mama bisa bicarakan dengan anak mama tentang hal itu. Berdamai, saling meminta maaf, mengucapkan kata sayang, kembali harmonis dan hangat seperti biasanya adalah keinginan anak juga orangtua, bukan?
5. Anak sulit memahami cinta
Unsplash/Kelly Sikkema
Yakinkan anak bahwa Mama dan Papa tetap mencintai satu sama saling. Percayalah, sangat sulit bagi mereka untuk memahami bahwa orangtua dapat berdebat, bahkan mengatakan hal-hal yang sangat menyakitkan, namun tetap saling mencinta.
Yakinkan dan berikan pengertian pada anak mama bahwa orangtua tetap saling mencintai dan menyayangi satu sama lain meskipun dalam kondisi marah sekalipun.
6. Anak menjadi merasa bersalah
Unsplash/Bruno Nascimento
Telah terjadi sebuah kecenderungan di mana anak percaya jika pedebatan atau pertengkaran yang terjadi antara Mama dan Papa adalah karena kesalahan mereka.
Maka dari itu, yakinkan bahwa asal-muasal perdebatan yang terjadi itu bukanlah kesalahan mereka. Karena sebagian besar si Anak akan merasa cemas ketika orangtua mereka berdebat, apalagi ditambah dengan beban pemikiran bahwa, “itu adalah salah aku”.
Apa pun yang terjadi di antara orangtua, sehebat apa pun pertengkaran yang terjadi. Ingatlah, Ma! Yakinkan anak bahwa Mama dan Papa akan terus selalu mencintai dan menyayangi mereka bagaimanapun akhirnya nanti. Dan meyakinkan mereka harus dilakukan secara terus-menerus.
Satu hal lagi, Ma. Sebuah sentuhan sangat amat dapat membantu mengurangi kecemasan pada anak dan juga membangun harga diri mereka.
8. Anak cemas dan khawatir berlebihan
Unsplash/Jenn Evelyn-Ann
Kenali anak mama. Setiap Anak memiliki keunikan dalam kepekaan terhadap stres dan kegelisahan. Misalnya Anak Z dapat bertindak empati tentang suatu situasi, namun yang lain belum tentu sama, mungkin anak lain akan takut-takut.
Anak itu sering takut pada perubahan dan pengabaian, terutama jika perubahan telah sering terjadi dalam hidup mereka, dan perdebatan atau pertengkaran orangtua dapat menambah kecemasan mereka. Maka dari itu, bicaralah dengan anak mama tentang perasaan mereka dan bagaimana perasaan mereka ketika perdebatan terjadi.
Apakah orangtua akan tetap dalam pernikahan atau berpisah, masalah akan selalu muncul. Dan semua itu dapat menyebabkan pertengkaran atau perselisihan.
Tetapi yang penting bagi anak mama dan bagi kita adalah mengurangi jumlah, intensitas, dan visibilitas perdebatan ketika terjadi. Jika sesuai, pastikan untuk memasukkan anak mama dalam penyelesaian dan terus tersedia serta terbuka untuk pertanyaan dan kekhawatiran mereka.