Mengenal Efek "What About Me", Kecenderungan Berperilaku Egois
Kecenderungan untuk menjadikan hal yang tidak relevan menjadi tentang dirinya
18 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali menyaksikan perilaku egois di sekitar kita. Tak hanya di kehidupan nyata, perilaku egois yang mementingkan diri sendiri ini ternyata juga bisa terjadi dalam interaksi di media sosial, loh.
Dalam era media sosial yang semakin berkembang, kita sering kali menyaksikan fenomena di mana seseorang melihat atau membaca sesuatu yang sebenarnya tidak berhubungan dengan dirinya, namun tetap berusaha membuatnya menjadi tentang dirinya sendiri.
Fenomena ini dikenal sebagai atau efek "What About Me." Seperti artinya, "bagaimana dengan aku", efek ini menunjukkan kecenderungan seseorang untuk membuat sesuatu untuk berfokus pada dirinya. Lalu, bagaimana bentuk efek ini terjadi dalam media sosial?
Berikut Popmama.com akan jelaskan mengenal efek "What About Me", kecenderungan berperilaku egois. Mari kita pahami bersama, yuk!
1. Pengertian efek "What About Me"
Efek ini berawal dari sebuah video di media sosial oleh akun @sarahthebookfairy, di mana ia membahas sebuah fenomena banyak sekali orang yang meninggalkan komentar di sebuah video yang jelas sekali itu tidak relevan dengan dirinya namun berusaha untuk menjadikan hal itu berkaitan dengan dirinya. Ia menamakan efek tersebut sebagai efek "What About Me."
Menurut Sarah, sang kreator video, menjelaskan efek "What About Me" terjadi ketika seseorang melihat sesuatu yang sebenarnya tidak relevan atau tidak dapat sepenuhnya berkaitan dengan dirinya, namun berusaha membuatnya menjadi tentang dirinya sendiri atau mencari penyesuaian tertentu untuk situasi pribadi yang sangat rumit, tanpa mengakui bahwa mungkin mereka bukanlah target audiens untuk hal tersebut.
Sarah memberikan contoh nyata tentang efek ini, yaitu dalam kontroversi video tentang "bean soup" atau sup kacang. Ketika seorang kreator membagikan resep sup kacang yang kaya zat besi untuk membantu masalah menstruasi, muncul banyak komentar yang menanyakan tentang alternatif jika tidak suka kacang atau cara menggantinya.
Padahal, sebenarnya mereka yang tidak suka kacang seharusnya menyadari bahwa video tersebut mungkin bukan untuk mereka dan memutuskan untuk tidak mengikuti video tersebut. Namun, mereka dengan efek ini malah memilih untuk berkomentar seperti "bisa tidak ya, resep kacang ini dibuat tanpa kacang? Soalnya aku tidak suka kacang."
Editors' Pick
2. Penyebab efek "What About Me"
Secara umum, efek "What About Me" mencerminkan kecenderungan berperilaku egois di media sosial. Mengutip dari laman Integrative Psych, beberapa penyebab efek ini antara lain:
Interpretasi personal - Pengguna media sosial sering kali menafsirkan konten melalui pengalaman mereka sendiri, mencari relevansi dan koneksi personal. Ketika meninggalkan komentar atau umpan balik, individu seringkali memasukkan pengalaman, pendapat, atau emosi mereka ke dalam percakapan, mengalihkan perhatian pada diri mereka sendiri.
Validasi dan pengakuan - Pengguna media sosial mungkin mencari validasi atau pengakuan dari pembuat konten, mengharapkan pemikiran atau pengalaman mereka diakui dan dihargai.
Tendensi narsistik - Efek "What About Me" mungkin terkait dengan kecenderungan narsistik, di mana individu lebih fokus pada pentingnya diri sendiri dan referensi diri dalam interaksi online. Keterlibatan yang berkelanjutan dengan konten media sosial dari sudut pandang "What About Me" dapat memengaruhi harga diri, nilai diri, dan kesejahteraan mental secara keseluruhan. Ini dapat memperburuk perasaan ketidakcukupan atau ketidakamanan.
Bias kognitif - Efek "What About Me" dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis. Di antaranya adalah bias kognitif, seperti bias konfirmasi, yang memengaruhi cara orang menafsirkan dan terlibat dengan konten online. Bias ini membuat mereka lebih cenderung memperhatikan dan mengingat informasi yang sejalan dengan keyakinan mereka sendiri.
Koneksi sosial dan pencarian validasi - Kebutuhan akan koneksi sosial, perilaku pencarian validasi, dan keinginan untuk mengaitkan konten dengan pengalaman pribadi juga memperkuat efek ini.
Rasa takut ketinggalan (FOMO) dan perbandingan sosial - Selain itu, rasa takut ketinggalan dan pengaruh perbandingan sosial berkontribusi pada kecenderungan individu untuk fokus pada diri sendiri saat berinteraksi dengan konten online.
3. Dampak efek "What About Me"
Efek "What About Me" dapat memiliki dampak negatif pada individu dan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
Gangguan hubungan sosial - Perilaku egois dapat merusak hubungan interpersonal dan menyebabkan konflik antara individu. Keinginan untuk memprioritaskan kepentingan pribadi dapat menghambat kolaborasi dan kerja sama yang penting dalam masyarakat.
Ketidakseimbangan sosial - Jika banyak individu terjebak dalam perilaku egois, maka kesenjangan sosial dapat semakin memperdalam kesenjangan antara mereka yang memiliki kekuatan dan sumber daya dengan mereka yang tidak memiliki.
Kurangnya empati - Individu yang terlalu fokus pada kepentingan diri sendiri cenderung memiliki kurangnya empati terhadap orang lain. Hal ini dapat mengurangi rasa solidaritas dan kepedulian sosial dalam masyarakat.
4. Cara mengatasi efek "What About Me"
Meskipun efek "What About Me" dapat terjadi secara alami, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi perilaku egois ini yakni:
Kesadaran diri - Penting untuk memiliki kesadaran diri tentang perilaku online dan mengenali apakah ada kecenderungan terlalu fokus pada diri sendiri dalam interaksi media sosial.
Latihan mendengarkan aktif - Praktikkan keterampilan mendengarkan aktif dengan memberikan perhatian penuh pada orang lain dalam interaksi online. Berikan ruang bagi pengalaman dan perspektif mereka tanpa selalu mengarahkan perhatian pada diri sendiri.
Batasi personalisasi setiap interaksi - Sadari bahwa tidak setiap interaksi atau konten yang ditemui di media sosial harus langsung berkaitan dengan diri sendiri.
Bangun koneksi offline - Fokuslah pada membangun hubungan dan kegiatan di dunia nyata.
Peran konten kreator dan administrator platform - Konten kreator dan administrator platform dapat memainkan peran penting dalam mengatasi efek ini. Mereka dapat mendorong diskusi positif dan konstruktif, serta menetapkan pedoman komunitas yang mempromosikan empati dan inklusivitas. Responsif terhadap komentar dengan penuh empati dan menciptakan rasa komunitas juga dapat membantu mengurangi efek ini.
Terapi atau konseling - Pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental. Terapis atau konselor dapat membantu mengembangkan kebiasaan online yang lebih sehat, meningkatkan harga diri, dan mengatasi tantangan emosional yang terkait dengan kecenderungan berlebihan pada diri sendiri di media sosial.
Itulah rangkuman mengenai penjelasan mengenal efek "What About Me." Dengan meningkatkan kesadaran diri, membangun empati, dan kesadaran sosial, kita dapat mengatasi perilaku egois baik dalam dunia nyata maupun dunia media sosial.
Baca juga:
- Anak Merasa Dirinya Pusat Dunia? Hati-hati Kepribadian Narsistik!
- Mengenal Sindrom FOMO Pada Remaja, Merasa Takut Ketinggalan
- 5 Penyebab Anak Memiliki Sifat Egois, Orangtua Wajib Tahu!