3 Hal yang Harus Mama Lakukan Jika Anak Nge-fans Sesuatu
Memiliki idola ada baik dan buruknya. Ini hal-hal yang harus Mama lakukan untuk mendampingi si Anak
30 Oktober 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sudah menjadi hal yang natural untuk kita mengidolakan seseorang. Mama juga pasti punya idola, kan?
Sama seperti Mama, di usia ABG, anak mama pun akan punya idola. Mungkin, idolanya Mama dan Papa sendiri, tetapi juga mungkin, idola si Anak adalah artis, olahragawan, musisi, atau tokoh dunia lainnya.
Dari rasa suka itu, si Anak akan turut melakukan aktivitas fangirling. Apa itu fangirling?
Editors' Pick
Apa itu Fangirling?
Menurut Oxford Dictionaries, fangirling dideskripsikan sebagai sikap yang menunjukkan saat seseorang terlalu menyukai seseorang atau sesuatu.
Sesuai namanya, fangirling memang mengarahkan kepada perempuan. Akan tetapi, kata ini sudah menjadi istilah yang umum untuk menggambarkan kegiatan mengidolakan seseorang atau sesuatu yang dilakukan oleh siapapun, baik anak perempuan maupun laki-laki.
Menjadi fangirling membuat anak mama mengonsumsi produk yang berkaitan dengan sang idola, seperti lagu, film, maupun benda-benda yang memiliki gambar figur sang Idola.
Bukan hanya itu, mereka pun juga suka memperlihatkan semangat yang menyala-nyala saat membicarakan sang Idola maupun saat melihat sosoknya di media. Kemudian, ia akan mengikuti tingkah laku idolanya, misalnya, si Idola suka makan makanan tertentu, lalu anak mama juga tiba-tiba menyukai makanan itu.
Dampak Fangirling
Situs Themarysue.com, menulis bahwa fangirling akan membuat seseorang merasa termotivasi dalam menjalani aktivitasnya. Sisi positif fangirling adalah membawa perubahan positif untuk mengekspresikan rasa sukanya tersebut, seperti meningkatnya kepercayaan diri dalam bersosialisasi. Para pesohor bisa memotivasi anak mama untuk hidup lebih baik karena mereka ingin menjadi idolanya itu.
Menurut Dr. Drew Ramsey, seorang Profesor di bidang psikiater di Kolombia, fangirling menciptakan, “engagement tips into the danger area”, yang di mana seseorang dapat terlalu menggantungkan kehidupannya pada sang Idola dalam indikasi yang berbahaya.
Seperti, melihat sang Idola sebagai miliknya sehingga ia pun dapat mengekspresikan perasaanya sukanya dengan cara berlebihan yang negatif, antara lain kecewa, cemburu atau marah karena suatu hal yang berkaitan dengan sang Idola.
Belum lagi jika anak mama salah memilih idola, misalnya jadi punya kecenderungan berprilaku buruk karena idolanya melakukan hal tersebut, misalnya seks bebas, narkoba, atau gaya hidup yang tidak baik, bahkan bunuh diri.
Yang Harus Mama Lakukan
Jika anak mama menunjukan dirinya sebagai fangirl maupun fanboy, Mama tentu harus memerhatikan beberapa hal berikut ini.
1. Dampingi si Anak
Saat Mama sudah mengetahui kegemaran anak beri ruang baginya untuk menikmatinya. Libatkan diri untuk menjadi pendamping anak mama, misalnya menjadi tempat curhat anak mama terkait dengan segala hal tentang idolanya itu.
Tidak ada salahnya jika Mama menemaninya saat "menjumpai" idolanya. Mama bisa menjaga anak mama agar jangan berlebihan hingga mengganggu kewajibannya yang lain. Mama pun dapat memberi masukan jika pengaruh yang diberikan sang Idola tidak baik sehingga anak mama tidak terseret ke dalamnya.
2. Berikan batasan
Mama harus menetapkan aturan untuk anak mama dalam kegiatan dengan idolanya. Disiplinkan masalah waktu untuk belajar, istirahat, bersama keluarga, bermain bersama teman-teman, dan waktu untuk menikmati saat-saat bersama idolanya.
Mama juga perlu membatasi aktivitas baik yang bisa ditiru dan yang tidak layak diikuti. Yang juga penting, adalah membatasi soal dana yang dikeluarkan untuk kegiatan fangirling ini. Jangan sampai anak mama melakukan segala hal demi membeli barang-barang idolanya.
3. Jadikanlah sarana positif
Mengidolakan seseorang atau sesuatu tentu menjadi salah satu hal yang menyenangkan untuk diekspresikan dan dijalani. Tidak ada salahnya jika Mama menjadikan media dan sarana tersebut sebagai reward dari perbuatan baik atau prestasinya di sekolah. Hal ini akan menyeimbangkan waktu si Anak dalam melakukan kewajibannya serta menikmati kegemarannya.
Mama bisa membuat kegiatan fangirling menjadi sarana positif yang memotivasi anak untuk berkembang dan maju. Menguntungkan, bukan?