Yuk, Dicoba! 8 Cara Jitu untuk Meningkatkan Hasil Belajar Anak
Menjelang ulangan tengah semester, kok nilai anak masih begini-begini saja?
8 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Meningkatkan hasil belajar anak di zaman now mungkin menjadi hal yang menantang untuk Mama dan Papa.
Banyak faktor, baik dari dalam atau luar, yang dapat menghambat si Anak untuk mendapatkan hasil belajar yang terbaik. Nilai jelek di rapor menjadi salah satu alat ukur Mama pada hasil belajarnya.
Tapi mohon Mama ingat jika yang terpenting adalah proses belajar si Anak, bukan hanya hasil akhirnya.
Popmama.com ingin berbagi kepada Mama dalam mendukung si Anak untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Apa saja, yuk kita lihat bersama.
1. Buat target belajar
Anak zaman now membutuhkan alasan yang masuk akal untuk melakukan sesuatu. Membuat target atau tujuan adalah cara merasionalkan impian mereka.
Ajak si Anak untuk membuat tujuan belajarnya. Salah satu strategi yang dapat dipakai dalam menentukan target atau tujuan dengan strategi SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-based).
Buat anak memahami jika tujuan dan impian adalah yang hal berbeda, namun dengan mencapai tujuan dapat membantu mereka mendekati impiannya.
2. Buat jadwal belajar
Target tidak akan dicapai tanpa ada proses yang rutin dan terukur.
Si Anak harus paham jika jadwal belajar adalah salah satu alat dalam proses mencapai tujuan. Dengan membuat jadwal mereka mengukur dan menjaga konsistensi proses belajar guna mencapai hasil belajar yang mereka inginkan di akhir tahun ajaran. Sekaligus sebagai alat bagi Mama untuk melakukan pengawasan proses belajar Si Anak.
Jadwal belajar akan mengurangi kebiasaan belajar SKS alias sistem kebut semalam, seperti pepatah lama “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.”
3. Teknologi dapat membantu belajar
Anak zaman now sudah terbiasa dengan teknologi.
Guru, Mama, dan Papa tidak dapat menghindari penggunaannya dalam proses belajar. Jadi gunakan gawai Si Anak miliki untuk mendukung membantu belajarnya.
Mama membuat kesepakatan dengan si Anak dalam penggunaan gawai tersebut sebagai kontrol.
Editors' Pick
4. Ajak Si Anak untuk menguji dirinya sendiri
Buatlah kuis sebagai salah satu alat uji belajar
Si Anak untuk menguji dirinya sendiri, seberapa dalam dia memahami pokok bahasan. Banyak strategi yang dapat digunakan sebagai alat untuk menguji diri mereka. Dengan sistem mengumpulkan poin dapat membuat proses ini menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
5. Buat tantangan-tantangan kecil
Tantang si Anak ketika dia menemui kesulitan, namun tak lupa pendampingan untuk mereka.
Terkadang ada pokok bahasan yang sulit dan kompleks, dampingi si Anak untuk membagi-bagi pokok bahasan tersebut. Kemudian pelajari perlahan-lahan setiap bagiannya.
Popmama.com yakin cara ini membuat belajar menjadi lebih ringan, mudah, dan memotivasi. Sebab otak yang termotivasi menunjukkan hasil yang maksimal.
6. Jaga keseimbangan
Jaga keseimbangan antara belajar dan istirahat, sebab tubuh kita seperti mesin yang butuh didinginkan.
Ingatkan si Anak jika sistem belajar dalam semalam adalah metode yang memforsir otak yang berdampak pada kelelahan fisik juga.
Ambil waktu istirahat 30 menit setelah belajar fokus selama 2 jam. Istirahat yang cukup akan memberi kesempatan otak untuk memperbaiki sel-selnya.
Asupan gizi yang baik untuk si Anak akan mendukung tubuhnya dalam memperbaiki dan menjaga daya tahan fisik.
Kebiasaan hidup sehat, makanan bergizi, dan istirahat cukup akan membuat si Anak maksimal dalam belajarnya.
7. Sikap positif
Sikap positif si Anak dalam menghadapi tantangan belajarnya akan membuatnya menaklukan hal-hal yang mungkin mustahil.
Komentar positif yang Mama berikan akan membangun mental yang kuat dalam dirinya.
Ini adalah dukungan yang dibutuhkan si Anak dalam proses belajar sehingga semakin termotivasi dan fokus dalam mencapai tujuan.
8. Diskusikan dengan Guru
Tiga komponen yang harus bekerja sama dalam mendukung proses belajar si Anak, yaitu guru, orangtua, dan siswa.
Diskusikan dengan guru kelas dan mata pelajaran tentang proses belajar si Anak.
Pro aktif untuk meminta mengenai masukan hal-hal yang si Anak harus tingkatkan. Proses belajar si Anak bukan hanya tanggung jawab guru saja, namun membutuhkan peran serta aktif orangtua.
Popmama.com yakin jika Mama, guru, dan si Anak berkolaborasi maka impossible is nothing!
Baca juga: