5 Hal yang Wajib Mama Lakukan Jika Rapor Anak Jelek
Apakah Mama harus marah dan menghukum Si Anak?
19 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
ABG Mama baru terima rapor kan? Nah, jika nilai rapor anak jelek, apa yang Mama harus lakukan? Mama perlu ingat bahwa rapor memberikan informasi perjalanan proses belajar yang dijalani si Anak. Yang paling penting dari rapor, bukan angka dan komentar guru.
Nilai jelek bukanlah akhir dari segalanya. Mama dan Papa perlu ingat bahwa proses belajar membutuhkan tiga komponen yang harus saling bersinergi dan tak terpisahkan yaitu si Anak, sekolah, dan orangtua.
Nilai jelek di rapor bisa berarti ada komponen dalam proses belajar yang kurang efektif. Jadi, daripada marah-marah, mending ikuti cara Popmama.com ini.
1. Tetap tenang, hindari prasangka
Rasa terkejut saat menerima rapor si Anak dengan hasil yang jauh dari harapan pastinya membuat Mama dan Papa kaget, lalu bikin kepala pening dan ingin marah. Tahan, Ma. Tahan, Pa. Mengumbar emosi kepada anak bukanlah pilihan yang tepat. Sikap reaktif akan memengaruhi harga diri anak,sebab tidak ada seorang pun yang mau direndahkan.
Tarik napas dalam-dalam sambil menghitung 1 hingga 10, lalu lepaskan perlahan-lahan. Keep calm and carry on.
Setelah tenang, jauhkan prasangka negatif pada si Anak, gurunya, atau bahkan pada diri Mama sendiri. Cobalah jadi detektif untuk menginvestigasi dan introspeksi. Gunakan kata tanya kenapa dan bagaimana nilainya jelek.
Editors' Pick
2. Fokus pada masalah, jangan menyalahkan
Proses belajar melibatkan keterampilan berpikir, sosial, komunikasi, manajemen diri, dan riset, sekaligus motivasi dalam menjalani proses tersebut. Mama menyekolahkan si Anak untuk mengasah keterampilan tersebut, namun bukan berarti itu semua kewajiban sekolah karena Mama dan Papa sudah membayar. Jadi sekolah butuh bantuan Mama dalam mendukung proses belajarnya.
Nilai rapor yang jelek memberikan informasi pada si Anak, orangtua, dan guru bahwa ada yang tidak berjalan dengan baik dalam proses belajar tersebut. Ada keterampilan yang belum dikuasai olehnya dan membutuhkan bantuan dari Mama, Papa, dan guru.
Hal ini bukan salah siapa pun, jadi jangan menyalahkan. Apalagi menyalahkan sekolah dengan alasan sudah membayar uang sekolah. Popmama.com ingatkan ya, Mama. Pendidikan si Anak bukan hanya tanggung jawab sekolah, apalagi ia berada di sekolah kurang dari 12 jam sehari.
Fokus pada masalah adalah kunci, investigasi bersama si Anak dan guru adalah kuncinya dan dengan hati dan kepala tetap kalem. Pasti, deh anak mama tidak takut untuk bercerita masalah yang dihadapi dan tidak takut untuk meminta bantuan.