Identitas Pelaku Kekerasan di SMP Sragen Terkuak, Ini Motifnya
Korban dirundung semata-mata karena ia melirik pelaku
5 Oktober 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seorang siswi kelas 9 SMP di Sragen, Jawa Tengah, berinisial 'S', mengalami perundungan pada bulan September 2023. Perundungan ini baru-baru ini mencuat ke permukaan setelah sebuah video yang memperlihatkan insiden tersebut menjadi viral di media sosial.
Dalam rekaman video tersebut, 'S' menjadi korban kekerasan verbal dan fisik oleh sekelompok remaja di Jembatan Pajang, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen. Meskipun kejadian ini telah berlalu beberapa waktu, dampaknya terhadap korban dan perhatian masyarakat terhadap kasus perundungan di sekolah masih kuat.
Jadi sebenarnya siapa dan apa motif pelaku kekerasan ini? Informasi selengkapnya telah dirangkum oleh Popmama.com.
Editors' Pick
1. Identitas pelaku dan motif perundungan
Menurut sumber, para pelaku ini memang kerap melakukan kekerasan pada orang lain. Salah satu pelaku adalah seorang perempuan berinisial 'A', yang dulunya pernah sekolah bersama dengan korban. Pelaku 'A' telah tidak bersekolah selama setahun terakhir karena mengundurkan diri. Motif perundungan muncul setelah pelaku 'A' merasa tersinggung ketika korban 'S' meliriknya di jalan.
Pelaku 'A' menganggap tindakan korban sebagai tindakan ingin menantang, yang menyebabkan terjadinya aksi perundungan yang melibatkan kekerasan verbal dan fisik. Selain itu, pelaku 'A' juga meminta uang dari korban, yang saat kejadian hanya membawa uang sejumlah Rp10 ribu.
2. Tindakan pihak sekolah dan kepolisian setempat
Pihak sekolah, termasuk Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, tengah melakukan penyelidikan terkait kasus perundungan ini.
Sementara itu, Kapolsek Sambungmacan, Iptu Widarto, menjelaskan, "Kami saat ini sedang mendalami kasus perundungan ini dan menelusuri lokasi kejadian. Namun, kami belum dapat menyimpulkan apakah lokasi perundungan ini masuk ke dalam wilayah Sragen atau Provinsi Jawa Timur. Kami masih terus mencari informasi lebih lanjut dan berkoordinasi dengan pihak terkait dalam penyelidikan ini."