Berbicara soal anak yang melakukan latihan angkat beban, pastinya Mama tahu Azka putra dari Deddy Corbuzier, kan? Di umurnya yang masih belia, bukan hanya semakin tinggi, namun tubuhnya juga kian berisi hendak menyerupai sang Ayah.
Lantas Mama bertanya-tanya, memangnya anak-anak sudah boleh latihan angkat beban untuk membentuk otot? Sebenarnya, sah-sah saja mengizinkan anak mama untuk melakukan hal sedemikian. Namun, penting buat Mama untuk memerhatikan beberapa hal.
Sebab kalau tekniknya salah dan beban yang diangkat terlalu berat, dikhawatirkan si Anak tidak bisa tumbuh tinggi karena lempeng pertumbuhannya (growth plate) telah terganggu.
Nah, kalau Mama penasaran, berikut Popmama.com sajikan pembahasan mengenai latihan angkat beban pada anak. Kira-kira bolehkah anak 12 tahun latihan angkat beban?
1. Manfaat latihan kekuatan untuk anak
Freepik
Sebelum menemukan jawabannya, penting sekali bagi Mama untuk paham keutamaan yang bisa didapatkan dari latihan kekuatan terutama untuk anak. Beberapa di antaranya:
Meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot anak;
Memperkuat tulang;
Membantu anak terhindar dari cedera sendi dan otot saat berolahraga;
Menormalkan kadar kolesterol dan tekanan darah;
Membantu menjaga berat badan anak.
Tidak hanya memberi manfaat bagi tubuh, latihan kekuatan juga berguna dalam hal lain, seperti:
Meningkatkan kemampuan anak dalam berbagai bidang olahraga;
Membantu mengembangkan teknik berolahraga yang baik;
Membuat anak lebih percaya diri.
Editors' Pick
2. Apa benar bisa membuat anak jadi pendek?
Freepik/Jcomp
Segala jenis latihan angkat beban pada dasarnya memiliki banyak manfaat karena juga termasuk ke dalam latihan kekuatan. Aktivitas tersebut mampu melatih kekuatan otot dan tulang anak. Kendati demikian, ada yang perlu Mama perhatikan apabila hendak mengajak anak melakukan olahraga yang satu ini.
Pasalnya, sejumlah peneliti berpendapat bahwa latihan angkat beban mampu mengganggu growth plate (lempeng pertumbuhan) sehingga anak akan kesulitan untuk tumbuh tinggi. Namun, pendapat lain mengatakan bahwa fenomena tersebut bisa terjadi karena terlalu beratnya beban yang digunakan serta teknik yang kurang tepat.
Hal serupa juga disampaikan oleh dr. Sophia Benedicta, residen Kedokteran Olahraga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dirinya mengatakan kalau anak di bawah 12 tahun tidak boleh mengangkat beban dari luar tubuhnya.
"Beban yang terlalu berat bisa mengganggu lempeng pertumbuhan (growth plate) tulang. Akibatnya anak tidak bisa tinggi," jelasnya.
3. Alat penunjang latihan angkat beban biasanya memang diperuntukkan bagi orang dewasa
Pixabay/12019
Melakukan latihan angkat beban terutama di gym (pusat kebugaran) tidak disarankan oleh Sophia. Sebab, anak tidak akan mendapat vitamin D dari sinar matahari.
Melatih kekuatan dengan peralatan-peralatan di gym juga memaksa otot anak melakukan gerakan yang tidak natural baginya. Terlebih lagi, alat-alat tersebut umumnya telah disesuaikan untuk digunakan orang dewasa.
Sophia menganjurkan agar anak-anak sebaiknya lebih berfokus pada olahraga aerobik, seperti sepak bola, bersepada, bulutangkis, ataupun jogging.
Di samping kegiatan olahraga, Mama juga perlu mendorong si Anak untuk tetap aktif bergerak dengan bermain di luar rumah. Anak bisa memainkan petak umpet, lompat tali, galasin bersama teman-temannya.
4. Berapa umur yang tepat untuk latihan angkat beban?
Freepik/Dragana_Gordic
Lantas, kapan anak boleh menjalankan program latihan angkat beban? Berdasarkan keterangan para ahli dari American Academy of Pediatrics (AAP), setidaknya anak harus berumur 7–8 tahun dahulu. Jadi sebenarnya, anak mama sudah boleh melakukan latihan angkat beban. Hanya saja, harus ada beberapa penyesuaian.
Sebagai contoh, beban yang akan diberikan pada anak harus disesuaikan dengan usianya, yakni jika semakin muda maka harus semakin ringan. Malahan, banyak ahli yang lebih merekomendasikan latihan beban tubuh, seperti push up, sit up, untuk anak ketimbang beban dari luar tubuh.
Lebih jauh lagi, Mama harus ingat bahwa latihan angkat beban pada anak hanyalah sekadar untuk melatih kekuatan ototnya, bukan untuk bulking up (memperbesar tubuh). Apabila anak tertarik untuk bulk up, maka harus menunggu hingga dirinya lebih dewasa ketika semua tulangnya telah selesai tumbuh.
5. Tips untuk membuat program latihan kekuatan yang tepat bagi anak
Freepik/Stockking
Bukan hanya Mama saja yang perlu berolahraga, anak mama bahkan lebih diharuskan terbiasa aktif bergerak untuk membantu tumbuh-kembangnya. Akan tetapi, sesi olahraganya pun juga tidak boleh berlebihan, yaitu minimal 60 menit per tiga hari dalam satu minggu.
Supaya lebih optimal lagi, berikut sejumlah tips yang boleh Mama ikuti:
Konsultasi dengan Dokter
Terlebih dahulu, jumpai dokter untuk memastikan apakah anak mama memang boleh melakukan latihan kekuatan ataupun angkat beban. Takutnya, dirinya ternyata memiliki masalah pada jantung, tekanan darah tinggi, ataupun kejang-kejang.
Menemui Pelatih Profesional
Lebih baik lagi, Mama dapat menjumpai pelatih yang sudah ahli dalam latihan kekuatan untuk anak. Dalam hal ini, dirinya dapat menyesuaikan intensitas dan kuantitas latihan sesuai dengan umur, ukuran, dan kemampuan anak mama.
Alternatif lain, Mama bisa mengikutsertakan si Anak dalam kelas pelatihan khusus anak-anak.
Melakukan Pemanasan dan Pendinginan
Olahraga nggak boleh asal-asalan ya, Ma. Ajak anak melakukan pemanasan berupa berjalan atau lompat di tempat selama 5–10 menit sebelum latihan. Setelah sesinya selesai, lakukan peregangan untuk mendinginkan tubuh.
Ciptakan Sesi Latihan yang Ringan, namun Menyenangkan
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, beban yang akan diangkat anak harus sesuai dengan umur, kemampuan, dan ukuran tubuhnya. Kemudian, satu hingga dua set latihan dengan 12–15 repetisi juga sudah cukup baginya.
Di saat latihan yang dijalani terlalu ringan, anak berpotensi cepat bosan karena kurang merasa tertantang. Maka dari itu, ciptakan suasana olahraga yang menyenangkan dan berikan variasi aktivitas.
Jangan Lupa untuk Istirahat
Sepenting apapun olahraga, tubuh tetap harus istirahat. Sisakan minimal satu hari di mana anak libur melakukan latihan kekuatan.
Fokus pada Teknik yang Tepat
Melakukan teknik olahraga yang tepat lebih penting daripada beban yang anak angkat. Dengan ia mampu mempelajari tekniknya, anak terhindar dari cedera dan lebih optimal mendapatkan manfaat latihan tersebut.
Awasi Selalu Anak semasa Latihan
Pengawasan orang dewasa, apalagi pelatih profesional, bukan hanya penting untuk memastikan teknik latihan yang tepat, tetapi juga sangat membantu jika anak tiba-tiba mengalami kecelakaan.
Nah, Mama tidak boleh sembarangan mengizinkan anak mengikuti latihan angkat beban ya, Ma. Silap-silap, lempeng pertumbuhannya malah terganggu dan dirinya jadi nggak mau bertambah tinggi. Semoga bermanfaat!