Terapkan Yuk Ma, 5 Cara Membuat Anak Memiliki Kepribadian Pemaaf
Beritahu anak berbagai manfaat dari memaafkan
9 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika dihadapkan oleh sebuah kesalahan, Mama diberi pilihan untuk marah dan dendam atau lebih memilih untuk memaafkan. Mungkin, Mama akan memilih opsi pertama supaya orang tersebut juga mengalami kesulitan.
Akan tetapi, lebih bagus jika Mama mudah memaafkan. Sebab dengan memaafkan, Mama melepaskan beban dalam hati yang akhirnya membuat diri tetap happy (bahagia).
Nah, sifat yang sedemikian juga wajib dimiliki oleh anak mama. Namun, menjadi pemaaf baru bisa didapatkan melalui proses belajar dan tidak serta-merta muncul sendiri. Lantas, bagaimanakah caranya?
Langsung saja Mama lihat informasi yang telah dirangkum Popmama.com telah tentang cara membuat anak memiliki kepribadian pemaaf. Simak yuk, Ma!
1. Berikan contoh langsung bagaimana cara memaafkan
Hal pertama yang harus Mama lakukan adalah dengan menjadi contoh yang baik untuk anak. Dirinya tidak akan tahu konsep memaafkan jika Mama sendiri tidak pernah melakukannya.
Sebagai contoh, ketika dirinya melakukan kesalahan, jangan langsung luapkan emosi kepada anak. Atau, Mama memberikannya ‘hukuman’ sebagai bentuk tindak untuk mendisiplinkannya.
Hal yang sedemikian bisa membuatnya mengerti kalau semua tindakan ada konsekuensinya, termasuk yang buruk baginya. Akan tetapi, apabila Mama memaafkan kesalahannya, dari situ pula si Anak paham bahwa setiap orang juga berhak menerima pengampunan untuk belajar dari kesalahan dan menjadi lebih baik lagi.
Editors' Pick
2. Biasakan untuk saling memaafkan dengan pasangan
Anak adalah pemerhati dan peniru yang ulung. Ia juga memerhatikan bagaimana Mama dan Papa berinteraksi, lho.
Jadi misalnya, setiap kali si Papa tidak sengaja kelupaan sesuatu dan Mama langsung marah, hal tersebut akan direkam oleh anak. Dirinya malah mengira bahwa setiap kesalahan hanya pantas untuk menerima hukuman.
Meskipun terkadang bisa juga terjadi kesalahan besar dalam rumah tangga, namun untuk yang kecil dan remeh, tidak ada salahnya untuk berucap “Nggak apa-apa, kok. Papa aku maafin”.
Dengan cara tersebut, selain menjaga hubungan dengan pasangan, Mama juga sekaligus mengajarkan konsep memaafkan kepada anak.
3. Beritahu kepada anak bahwa tidak baik memendam perasaan negatif
Tidak bisa dipungkiri ketika merasa kesal dengan seseorang, dendam bisa muncul dalam hati. Namun sebenarnya, menyimpan perasaan tersebut tidak baik bagi diri sendiri.
Beritahu si Anak bahwa dendam hanya akan membuatnya tidak bahagia. Bahkan, menyimpan dendam juga berpengaruh terhadap kesehatan tubuh, seperti mengganggu metabolism tubuh, memicu gangguan emosi, dan membuat stres berlebihan.
Berbeda ketika dirinya memaafkan, anak akan merasa lebih tenang dan damai karena tidak ada lagi beban dalam hatinya.
4. Ajarkan si Anak tentang “treat others the way you want to be treated”
“Treat others the way you want to be treated” berarti “perlakukan orang lain seperti dirimu ingin diperlakukan”. Peraturan ini sangat penting untuk diajarkan kepada anak supaya dirinya tidak semena-mena bersikap kepada orang lain.
Semisal anak menjadi kesal karena kesalahan sepele yang dibuat oleh temannya. Cobalah berbicara dan dengarkan curhatannya. Setelah mengerti apa yang ia rasakan, ajak anak untuk memposisikan diri sebagai temannya.
Tanyakan apakah ia juga ingin dimaafkan apabila melakukan kesalahan yang sama. Semisal si Anak menjawab iya, maka dorong agar dirinya senantiasa memberi ampunan terhadap orang lain.
5. Jangan paksa anak untuk menjadi seorang pemaaf
Semua yang dipaksakan tidaklah baik, tanpa terkecuali konsep memaafkan pada anak. Jika Mama menuntut dirinya untuk memaafkan, pengampunan tersebut tidak tulus dari hati. Maaf secara terpaksa tidak menghapus ganjalan hatinya. Dirinya tetap akan emosi dan menyimpan dendam.
Oleh sebab itu, berikan waktu baginya untuk belajar menjadi pribadi yang pemaaf. Jadilah contoh yang baik dan selalu ajarkan kepadanya keutamaan dari memaafkan. Intinya, niat menjadi seorang pemaaf harus muncul dari lubuk hati anak yang terdalam.
Mama sudah baca informasi tentang cara membangun kebiasaan memaafkan dalam diri anak. Ingat, jangan paksakan dirinya untuk menjadi pemaaf. Beri dirinya sedikit waktu dan bombing terus agar anak mengerti mengapa ia harus memaafkan.
Baca juga:
- 8 Dampak Buruk Helikopter Parenting bagi Anak, Jangan Diteruskan!
- 5 Cara Menghadapi Ketika Terjadi Pertengkaran dengan Anak Remaja
- 8 Cara Efektif Mengatasi Anak yang Suka Berpikiran Negatif