Pentingnya Memberi Anak Konten Belajar Positif selama Sekolah Online
Memperkaya media online dengan konten-konten positif untuk pembelajaran anak
13 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memberi anak konten belajar positif merupakan hal yang susah-susah-gampang. Salah satu penghambatnya adalah kurangnya pengetahuan Mama dalam mengoperasikan gawai sehingga tidak bisa mengawasi aktivitas anak berselancar di dunia maya.
Tidak hanya itu, internet memang menyuguhkan berbagai informasi dalam waktu sekejap, namun Mama tidak bisa menjamin apakah semua kontennya baik untuk anak. Inilah yang menjadi alasan dibentuknya Akademi Edukreator untuk menginspirasi dan melatih para pembuat konten, guru, dan profesional di Indonesia.
Nah, Popmama.com telah merangkum informasi dari acara Akademi Edukreator Tahun Kedua pada Rabu (14/7/2021) tentang pentingnya memberi anak konten belajar positif selama sekolah daring.
Simak informasinya yuk, Ma!
1. Tantangan dalam memberi konten belajar positif selama sekolah daring
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, screentime anak semakin meningkat di masa sekolah daring. Mereka juga semakin fasih dalam bermedia untuk membuka berbagai macam konten.
Fenomena ini dilihat oleh Amelia, salah satu lulusan Akademi Edukreator 2020, sebagai sebuah tantangan. Sebab, guru sebagai penyedia konten belajar untuk anak seolah bersaing dengan media lain yang menyuguhkan konten hiburan.
"Tantangannya gimana kita (para guru) bisa menyajikan sebuah konten edukasi yang menarik buat mereka karena kita juga sedang bersaing dengan konten-konten lainnya," katanya.
Ditambah lagi, guru juga semakin sering menggunakan konten dari internet selama sekolah daring. Ini juga merupakan tantangan sebab anak masih punya stigma buruk (menganggapnya membosankan) mengenai konten belajar dan inilah yang harus diubah para tenaga pengajar.
"Dan juga [tantangannya adalah] menghilangkan stereotype (pandangan) di pikirannya anak-anak kalau pembelajaran itu ya belajar aja, nggak bisa dibuat menjadi sesuatu yang fun, " ujar Amelia.
Editors' Pick
2. Hasan: "Memperkaya YouTube dengan konten belajar positif"
Memberi anak konten belajar positif sangatlah penting. Sebab, anak sudah tahu bagaimana memanfaatkan media sebagai sumber bahan belajarnya, salah satunya YouTube. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh M. Hasan Chabibie, M. Si, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi.
"Ternyata, memang hari ini sumber konten atau asupan materi pembelajaran sebagian besar dicari via YouTube."
Masalahnya adalah semua konten ada di YouTube. Menjadikan media tersebut sebagai sumber pembelajaran berarti juga meningkatkan kemungkinan anak melihat konten yang kurang baik untuknya. Belum lagi dewasa ini, konten belajar positif masih terbilang lebih sedikit dibanding konten berbau entertainment atau hiburan.
Fenomena tersebut lantas menjadi alasan mengapa memperkaya media online, yakni YouTube, dengan konten belajar positif perlu dilakukan.
"Kita butuh para edukreator yang nanti akan memperkaya YouTube dengan konten-konten yang positif, dengan materi-materi pembelajaran yang dibutuhkan oleh para peserta didik kita dan para bapak-ibu gurunya," jelas Hasan.
3. Perlu familier dengan media supaya lebih optimal memberi anak konten belajar positif
Berkaitan dengan ini, Amelia memaparkan bahwa tenaga pengajar perlu memiliki pengetahuan terhadap media agar lebih optimal memberi anak konten belajar positif. Pasalnya, ini dapat membantu guru-guru untuk lebih mengenal dunia anak sehingga mereka mampu menciptakan konten belajar yang bukan hanya mengedukasi, tapi juga menghibur.
"Kalau misalkan gurunya nggak berkembang dalam artian penggunaan teknologi di dalam kelas dan nggak berkembang juga dalam pengetahuannya dalam media, maka kita makin tertinggal dengan anak-anak," jelas Amelia.
Selain itu, memperkaya ilmu tentang media perlu dilakukan agar tenaga pengajar dapat memperlengkapi anak untuk menggunakan media dengan baik benar. Alasannya adalah tentu karena orangtua dan guru tidak bisa melarang anak menggunakan media. Maka dari itu, Mama juga penting belajar media supaya bisa membimbing si Anak.
"Kita sendiri harus tahu media yang ada ini seperti apa saja dan harus jadi pengguna media yang benar baru kita bisa mengajarkannya sama anak-anak, " tambah Amelia.
Tips agar Anak Tidak Bosan Belajar Selama Sekolah Daring
Sebagai seorang tenaga pengajar, Amelia tentu tahu betul struggle atau kesusahan yang dirasakan para guru ketika mengajar. Anak sering sekali merasa bosan sehingga berakhir tidak memerhatikan penjelat gurunya. Hal ini semakin menantang terutama selama masa sekolah daring.
Berkaitan dengan itu, Amelia berpendapat bahwa masih ada kekeliruan yang dilakukan para tenaga pengajar. Ia mengatakan kalau banyak guru yang lebih fokus pada materi pembelajaran ketimbang bagaimana cara anak belajar.
Seharusnya, guru mencoba untuk mengenali si Anak, mulai dari gaya dan ketertarikan belajarnya, supaya dapat menciptakan pembelajaran yang menarik buat mereka.
"Jadi kalau misalkan kita kenal dengan anak-anak, kita jadi tahu harus meramu pelajaran di kelas seperti apa," kata Amelia.
Cara lain adalah menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata. Anak bisa jadi bosan karena ia merasa pelajaran tersebut hanyalah sekadar ilmu dan tidak ada manfaatnya dalam kehidupan.
Nah, ini yang menjadi tugas tenaga pengajar untuk menunjukkan praktik nyata dari apa yang ia pelajari. Misalnya ketika mempelajari metamorfosis hewan, boleh banget menugaskan anak mencari ulat dan mengobservasi masa perubahan menjadi kupu-kupu.
"Sehingga, mereka memahami itu sebenarnya adalah sebuah ilmu dan skill yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, " tutur Amelia.
Mama sudah baca informasi tentang pentingnya memberi anak konten belajar positif selama sekolah daring. Meskipun merupakan tugas guru dalam membantu pendidikannya, Mama juga perlu banget menambah ilmu tentang media, nih.
Dengan cara itu, anak akan semakin terbantu dalam penggunaan media online yang benar serta bisa mendapatkan konten belajar yang berguna untuknya.
Baca juga:
- Tanggapan KPAI Terkait Konten Negatif yang Muncul saat Belajar Daring
- Bagaimana Cara Mencari Konten Edukasi yang Baik untuk Anak?
- 11 Channel YouTube untuk Bantu Anak Belajar Bahasa Inggris