Merasa minder memanglah salah satu perilaku yang sangat manusiawi. Melihat pencapaian ataupun kelebihan yang ada pada orang lain pasti membuat diri juga menginginkannya. Perasaan tersebut tidak menutup kemungkinan dialami oleh remaja mama.
Minder atau rendah diri merujuk pada rendahnya kepercayaan diri seseorang yang membuatnya merasa selalu rendah atau tidak berharga dibanding orang lain. Hal ini akan berubah menjadi buruk ketika remaja Mama minder berlebihan sehingga menyebabkan nya mengalami inferiority complex.
Namun, kira-kira apa yang menyebabkan remaja mama merasa begitu, ya? Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai 6 penyebab remaja minder dengan teman-temannya.
Baca sampai habis untuk menemukan jawabannya ya, Ma!
Mengenal inferiority complex atau minder yang "lebay"
Pixabay/Anemone123
Meskipun sama-sama tentang rendahnya self-esteem atau kepercayaan diri, minder dengan inferiority complex sedikit berbeda. Minder itu ketika remaja mama merasa kurang percaya diri saja, namun inferiority complex muncul akibat minder yang berlebihan.
Lebih jelasnya, ada perbedaan cara menyikapi kedua hal tersebut. Minder bersifat membangun karena umumnya orang akan menjadikan perasaan kurang pede tersebut sebagai motivasinya untuk berubah.
Lain halnya ketika seseorang sudah mengidap inferiority complex. Perasaan rendah diri tersebut malah membuatnya lebih terpuruk dari keadaan sebelumnya. Mereka akan semakin 'hancur' dan membenamkan diri.
Melansir berbagai sumber, ada beberapa tanda-tanda yang menunjukkan remaja mama mengalami minder/inferiority complex, yaitu:
Merasa insecure dan tidak berharga terhadap diri sendiri;
Semakin sensitif terhadap pendapat orang lain;
Menarik atau menutup diri dari sosial/masyarakat;
Mengakhirkan (atau tidak mengutamakan) kebutuhan sendiri;
Membanding-bandingkan kemampuannya dengan teman-temannya;
Selalu cemas terhadap kinerja di sekolah ataupun di tempat lain;
Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan/tugas lantaran melakukan procrastination (menunda-nunda pekerjaannya);
Ingin selalu disanjung;
Menyalahkan orang lain atau keadaan atas masalah atau musibah yang menimpanya.
Lantas, apa yang menyebabkan remaja mama bisa minder dengan teman-temannya? Baca poin selanjutnya, yuk!
1. Pengalaman buruk semasa kecil
Pexels/Pixabay
Penyebab remaja minder dengan teman-temannya yang pertama adalah pengalaman di masa lalu. Apabila ia pernah mengalami kejadian yang kurang mengenakkan, kemungkinan besar dirinya bisa mengidap inferiority complex ataupun minder.
Misalnya remaja mama dulu pernah menjadi korban kasus bullying atau perundungan. Semisal dirinya di-bully lantaran penampilan fisiknya yang dianggap kurang rupawan. Ini tentu dapat memengaruhi pola pikirnya. Si Remaja pun minder dan merasa bahwa tubuhnya lebih buruk ketimbang orang lain.
2. Faktor kondisi fisik
Pixabay/talibabdulla
Memiliki wajah dan tubuh yang bagus tentu menjadi idaman para remaja. Mereka yang sedang mengalami pubertas tentu berharap bahwa mereka akan glow up (penampilan yang menjadi lebih baik). Namun, tentu itu tidak terjadi pada setiap orang.
Akibatnya, remaja mama merasa kurang percaya diri melihat temannya yang tumbuh semakin tinggi. Atau, ia melihat salah satu temannya yang menjadi semakin langsing padahal dulu tidak.
Si Remaja semakin minder dengan teman-temannya mengingat tidak ada perubahan signifikan pada tubuhnya. Ia pun berakhir selalu membanding-bandingkan diri dan merasa tidak pantas tampil di masyarakat.
Editors' Pick
3. Kondisi kesehatan mental yang memang tidak baik
Unsplash/Daniil Smirnov
Remaja Mama mudah minder bisa saja karena dia memiliki masalah terkait kesehatan mentalnya sejak awal. Maksudnya, dirinya mungkin memang termasuk individu yang kurang percaya diri atau cenderung pesimistis.
Kondisi ini akan semakin parah jika remaja mama ternyata memiliki riwayat depresi. Pasalnya, orang yang depresi sangat rentan menumbuhkan perasaan inferiority complex lantaran sudah tidak lagi mampu menghilangkan perasaan 'kalah' dalam dirinya.
4. Faktor ekonomi
Pexels/Karolina Grabowska
Dalam kehidupan bermasyarakat yang masih sarat akan kesenjangan sosial, faktor ekonomi masih menjadi salah satu penyebab munculnya rasa minder.
Terlebih lagi dalam kehidupan remaja, pertemanan sangatlah krusial. Ia butuh suatu tempat yang dapat menerima keberadaannya. Akan tetapi, pertemanan tersebut kerap memicu kemunculan kesenjangan.
Sebagai contoh, teman remaja mama memiliki banyak barang mewah. Si Remaja yang masih labil lantas merasa rendah diri dengan teman tersebut karena ia tidak mampu membelinya.
Lebih jauh lagi, hal ini akan semakin parah jika kondisi ekonomi yang dialami remaja dijadikan sebagai bahan ejekan teman-teman lainnya. Dirinya bukan hanya semakin minder, tapi tidak menutup kemungkinan juga mengalami trauma.
5. Budaya atau kepercayaan yang dianut masyarakat
Unsplash/Omar Ram
Penyebab remaja minder dengan teman-temannya yang berikut adalah budaya atau kepercayaan di masyarakat. Salah satu contohnya adalah bagaimana persepsi lingkungan masyarakat terhadap anak laki-laki dan perempuan.
Misalnya untuk anak laki-laki, mereka harus tangguh, tidak boleh menangis, maupun tampak lemah. Mereka akan lebih terlihat 'aneh' terutama jika memiliki tabiat (tingkah laku ataupun cara berpakaian) yang menyerupai perempuan.
Begitu juga dengan anak perempuan, ada standar yang harus dipenuhi. Semisal di Korea Selatan, perempuan itu dianggap 'cantik' salah satunya apabila ia tidak kelebihan berat badan. Jika semisal iya, dirinya akan kerap kali dicemooh ataupun dipandang sebelah mata.
Adanya ketentuan umum tersebut membuat remaja yang kebetulan bertolak belakang dengan standar yang berlaku merasa minder. Mereka pun menjadi menyalahkan diri sendiri karena tidak sesuai dengan apa yang lingkungan harapkan.
6. Pengaruh pola asuh orangtua
Pixabay/RobinHiggins
Dari laman Everyday Health, pola asuh yang kurang tepat juga ikut andil dalam menyebabkan remaja minder dengan teman-temannya. Misalnya, Mama selalu mengkritik dan mengatakan kalau dirinya tidak pernah melakukan yang terbaik. Atau, Mama selalu membanding-bandingkan si Remaja dengan anak tetangga.
Perlakuan yang seperti itu dapat membuat remaja mengembangkan rasa kegagalan di dalam dirinya. Ia pun merasa bahwa dirinya merupakan seorang pecundang sejati yang tidak akan pernah berhasil. Kalau terus-menerus mengalami hal sedemikian, perasaan tadi akan mengakar dan semakin sulit untuk dihilangkan.
Bukan hanya itu, remaja yang kerap diabaikan orangtua juga memicu timbulnya sikap acuh tak acuh. Alhasil, ia menjadi kurang percaya diri terlebih dalam urusan bersosialisasi dengan lingkungan.
Cara Mengatasi Remaja Minder dengan Teman-Temannya
Freepik/Gpointstudio
Dari penjelasan sebelumnya, kondisi ini tentu sangat tidak baik jika dialami oleh remaja mama. Sebab, rasa minder atau inferiority complex dapat berakibat buruk pada kesehatan mentalnya, seperti:
Meningkatnya rasa kecemasan stres tingkat depresi pada remaja;
Kemungkinan untuk mengonsumsi alkohol atau obat terlarang semakin besar;
Menghambat prestasi di sekolah;
Remaja akan menemui kesulitan dalam melakukan interaksi sosial, meliputi pertamanan hingga percintaan.
Lalu sebagai orang tua, apa yang bisa Mama lakukan untuk mengatasi remaja minder dengan teman-temannya? Nah, melansir berbagai sumber, berikut beberapa hal yang dapat Mama lakukan, diantaranya:
1. Menghargai Perasaan yang Dialaminya
Hal pertama yang Mama lakukan adalah dengan menghargai perasaannya. Maksudnya di sini adalah Mama perlu mengakui bahwa rasa minder yang ia alami tersebut adalah valid.
Hal ini karena tidak sedikit orangtua yang pemikirannya masih kolot. Mereka menganggap bahwa remaja minder dengan teman-temannya karena ia kurang bersyukur atas nikmat/anugerah Tuhan.
Namun, perlu Mama ketahui bahwa dirinya pasti sudah berusaha untuk menghilangkan rasa minder. Hanya saja, perasaan itu berulang kali timbul yang akhirnya membuatnya tidak tahu harus berbuat apa lagi.
2. Beritahu Dirinya untuk Tidak Menghiraukan Ucapan Orang Lain
Setiap orang itu berbeda-beda. Ada orang yang yang tetap 'teguh' meskipun dihujat banyak orang. Tapi, ada juga yang langsung 'runtuh' ketika dikritik sedikit saja.
Dalam hal ini, Mama wajib berpesan supaya remaja tidak perlu menghiraukan ucapan orang lain. Ambil saja kritik yang memang membangun, kemudian tinggalkan yang tidak berguna.
3. Penampilan Bukanlah Segalanya
Masalah penampilan umumnya lebih banyak di alami oleh remaja perempuan meskipun sulit tapi yakinkan dirinya bahwa penampilan bukanlah segalanya.
Ketika fisik yang dijadikan sebagai poin utama, remaja mama bisa saja stres apabila kondisi tubuhnya tiba-tiba menjadi rusak. Itu sebabnya, beritahu dirinya untuk lebih mengedepankan inner beauty (kecantikan dari dalam) berupa attitude (perilaku) yang terpuji.
Nyatanya, Tuhan juga tidak menilai manusia dari luarnya, melainkan dari bagian dalam dan amal perbuatan.
4. Dorong Anak untuk Lebih Mengasah Kelebihannya
Ketika wajah dan rupa tidak mendukung, maka beritahu remaja untuk tidak berkecil hati. Hal ini karena dirinya juga tetap bisa menunjukkan daya tarik dengan talenta yang ia miliki.
Sebagai contoh, apabila remaja mama tertarik bermain basket, maka dukung dirinya untuk semakin mengasah ketertarikan/kemampuan tersebut. Tentu di saat dirinya sudah jago bermain basket, ia dapat tampil dengan percaya diri.
5. Hindari Kritik dan Selalu Berikan Apresiasi
Untuk menghilangkan rasa minder dan menumbuhkan kepercayaan diri si Remaja, Mama perlu mulai mengapresiasi hal-hal yang dikerjakan olehnya. Ini menjadi sebuah bentuk self-care baginya.
Di samping itu, jika dulu punya kebiasaan membanding-bandingkan, baik dengan orang lain ataupun saudaranya sendiri ,mulai sekarang dikurangi ya, Ma. Sebab, ada cara lain yang lebih baik dalam menasehati atau memotivasi remaja.
6. Beritahu Remaja untuk Pandai Memilih Teman
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pertemanan juga memiliki pengaruh terhadap munculnya rasa kurang percaya diri pada remaja. Oleh karena itu, dorong dirinya untuk semakin lebih selektif dalam memilih teman.
Pilihlah pertemanan yang suportif dan membangun. Remaja mama perlu berteman dengan orang-orang yang selalu mengapresiasi dan membantunya dalam kesusahan.
7. Berkonsultasi dengan Ahlinya
Orangtua masih banyak mengira kalau anak yang berurusan dengan psikolog memiliki gangguan kejiwaan. Mereka merasa bahwa itu merupakan aib keluarga. Kalau mama punya pemikiran seperti itu mending langsung dibuang jauh-jauh, deh.
Ingat, kesehatan mental anak juga nggak kalah penting. Semisal rasa minder ataupun inferiority complex yang diidap remaja semakin menghambatnya, boleh banget Mama membawanya ke psikolog.
Dengan cara ini, remaja Mama akan merasa bahwa dirinya diperhatikan. Pasti, ia akan sangat berterima kasih atas bantuan Mama tersebut.
8. Selalu Memberikan Dukungan
Yang terakhir dan yang nggak kalah penting adalah untuk selalu mendukung si Remaja. Mau bagaimanapun namanya ia yang sudah beranjak dewasa masih membutuhkan perhatian mama.
Perasaan minder ini tidak boleh dianggap sepele karena kalau dibiarkan begitu saja anak sangat mungkin menderita depresi. Oleh sebab itu, Mama harus berada di garda terdepan untuk mendukung dirinya. Karena bisa jadi, remaja Mama sangat ingin curhat namun ia enggan lantaran Mama yang tidak suportif.
Itulah tadi informasi tentang 6 penyebab remaja minder dengan teman-temannya. Semoga bermanfaat!