Sejarah Bendera Merah Putih di Hari Kemerdekaan Indonesia
Kain merah dan putihnya sempat dipisahkan menjadi dua bagian
17 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bendera merah putih memiliki sejarah panjang di balik kibarannya. Terdapat banyak nilai perjuangan para pahlawan bangsa agar bendera tersebut mampu mengudara di langit dunia.
Setiap upacara perayaan hari kemerdekaan Indonesia, tidak lupa Sang Saka Merah Putih dinaikkan sebagai salah satu bentuk penghormatan.
Namun, tahukah Mama kalau bendera tersebut sebenarnya duplikat dari bendera merah putih pertama, dan bukan yang dijahit Ibu Fatmawati? Tapi, kenapa tidak pakai yang lama saja?
Nah kalau Mama penasaran dengan jawabannya, mari simak informasi dari Popmama.com tentang sejarah bendera merah putih di Hari Kemerdekaan Indonesia berikut ini!
1. Latar belakang kelahiran Sang Saka Merah Putih
Bendera merah putih tidaklah muncul begitu saja. Simbol negara tersebut lahir karena adanya diskusi dengan pihak Jepang. Lebih tepatnya pada 7 September 1944, topik yang dibahas mengenai izin kemerdekaan Indonesia.
Selang beberapa hari selanjutnya, yakni 12 September 1944, diadakanlah sebuah sidang tidak resmi oleh Chuuoo Sangi In, badan yang membantu pemerintah pendudukan Jepang, dengan Soekarno sebagai pemimpin sidangnya.
Dari sidang tersebut, terciptalah panitia bendera kebangsaan dan panitia lagu kebangsaan.
Editors' Pick
2. Dikibarkan pertama kali pada 17 Agustus 1945
Mama tentu sudah tahu yang menjahit bendera merah putih adalah Fatmawati. Bendera tersebut ia jahit setelah kepulangannya dari pengasingan di Bengkulu.
Buat Mama yang belum tahu, bendera merah putih dibuat dari kain berbahan katun berwarna merah-putih dengan panjang 300 cm dan lebar 200 cm (setelah diukur ulang pada 13 November 1944, ukurannya 276x199 cm).
Sesuai dengan buku Suci dan Bendera Merah Putih karangan Andi Mulya, Sang Saka Merah Putih pertama kali berkibar di langit Indonesia pada 17 Agustus 1945, tepat di hari kemerdekaan Indonesia. Tepatnya, setelah pembacaan teks Proklamasi pada pukul 10.00 pagi oleh Soekarno, bendera jahitan Fatmawati dikibarkan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, kediaman presiden pertama Republik Indonesia.
Sang Merah-Putih terikat pada sebuah tiang bambu yang berada di tengah lapangan. Berkibarnya bendera tersebut tidak akan berhasil tanpa bantuan para pengibar bendera pertama, yakni Latief Hendraningrat, Suhud Sastro Kusumo, dan SK Trimurti.