Guru SMP di Buton Selatan Diduga Cabuli 17 Siswa Laki-Laki
Ditangkap karena Cabuli 17 Siswa Laki-Laki
1 Februari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dugaan kasus pelecehan seksual yang menimpa 17 siswa SMP di Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, kini menjadi sorotan intensif Polsek Sampolawa. Kejadian yang melibatkan seorang oknum guru berinisial R (41) sedang dalam proses penyelidikan menyeluruh setelah dua siswa SMP memberanikan diri melaporkan insiden tersebut.
Iptu Herman Mota, Kepala Polsek Sampolawa membenarkan kasus ini, "Iya benar (guru diduga melakukan pelecehan terhadap 17 siswa). Kemarin kami telah menerima dan memeriksa dua saksi bersamaan dengan korban dari oknum guru tersebut," ujarnya, pada Selasa (30/1/2024).
Berikut Popmama.com merangkum kronologi guru SMP di Buton Selatan diduga cabuli 17 siswa laki-laki, simak di bawah ini!
Editors' Pick
1. Krolonogi kejadian
Pelaku R mendekati para korban di sekolah dengan mengajak mereka jalan-jalan. Setelah cukup dekat, pelaku R mulai mendekati para korban satu per satu pada waktu dan tempat yang berbeda.
R mulai mencabuli siswa laki-laki di lingkungan sekolah, seperti di perpustakaan dan ruang lainnya. Selain itu, pelaku RM mengajak beberapa korban untuk dijemput di rumahnya dan kemudian diajak jalan-jalan sebelum dicabuli.
Sebelum mencabuli, RM memberikan uang kepada korban dalam jumlah mulai dari Rp15.000-Rp50.000, dan meminta korban untuk tidak memberi tahu orang lain. Para korban juga sering diberikan hadiah, ditraktir makan, dan diajak pergi.
2. Pengakuan korban
Menurut keterangan korban, kasus pelecehan terjadi pada belasan siswa SMP sejak akhir tahun 2023. Kasus itu terungkap saat personel Polsek Sampolawa dan UPTD PPA Kabupaten Buton Selatan datang ke rumah salah satu korban.
Korban mengatakan dalam pemeriksaan bahwa R sering memberinya makanan untuk memenuhi nafsunya.
Korban berinisial SL menceritakan pelecehan yang dialaminya kepada salah satu guru (M). (M) kemudian melaporkan kasus tersebut ke pihak sekolah.
"Usai mendengar hal tersebut, saya melakukan koordinasi bersama guru dan kepala sekolah." ucap (M).