Survei KPAI:65% Orangtua Setuju Murid PTM Meski Covid-19 sedang Tinggi
Yuk simak kabarnya, Ma! Mengenai survei PTM
9 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pembelajaran tatap muka (PTM) masih tetap berlangsung di tengah melonjaknya kasus varian Omicron di beberapa wilayah, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Mengenai hal tersebut, Komisi Perlindungan Anak (KPAI) merilis hasil survei singkat terhadap persepsi orangtua tentang kebijakan PTM. Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas para orangtua setuju untuk digelar PTM meski kasus Covid-19 sedang melonjak.
Hasil persepsi tersebut, merupakan survei singkat yang dilakukan atas inisiatif pribadi oleh Komisioner Retno Listyarti, selama 2 hari dengan total 1.209 respon dan hanya meliputi ketiga wilayah, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Adapun hasilnya, responden yang menyetujui kebijakan PTM 100% sebanyak 61%. Sedangkan yang tidak menyetujui kebijakan tersebut berjumlah 39%.
Beragam pekerjaan dari responden tersebut adalah guru atau dosen (8%) dan selain guru atau dosen (92%). Adapun jenjang pendidikan anak-anak responden yang terbanyak adalah jenjang SMA/SMK/MA/SLB mencapai 71%; kemudian SMP/MTs/SLB (15%) dan SD/MI/SLB (14%).
Karena masih ada orangtua yang tidak setuju, Retno pun menyarankan agar kelompok tersebut tetap difasilitasi izin orangtua untuk anaknya mengikuti PTM pada semua level PPKM. Mama penasaran bagaimana kabarnya? Berikut Popmama.com telah merangkumnya. Simak ya, Ma!
Editors' Pick
Hasil Survei yang Menunjukkan Orangtua Setuju Ketika Anak mengikuti PTM 100 persen
Komisioner Retno Listyarti menerangkan alasan orangtua peserta didik yang setuju dengan anaknya mengikuti PTM 100% meski ada lonjakan kasus Covid-19, di antaranya:
- Pertama: Anak-anak sudah jenuh Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan malah sibuk dengan gadgetnya untuk memainkan game online ataupun social media (28%).
- Kedua: Anak-anak sudah terlalu lama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), sehingga mengalami penurunan karena ketidakefektifan proses pembelajaran (50%).
- Ketiga, kalau anak-anak dan sekolah menerapkan prokes ketat, maka penularan Covid-19 bisa diminimalkan (15%).
- Keempat, orangtua yang bekerja sulit mendampingi anak untuk PJJ (3%).
- Sementara jawaban lainnya (4%).
" Data tersebut menunjukkan bahwa alasan para orangtua yang menyetujui PTM 100% meskipun kasus Covid sedang meningkat adalah mengkhawatirkan 'Learning Loss' pada anak-anak mereka," ujarnya.
Orangtua masing-masing murid yang setuju dengan PTM 100% ini pun mengatakan bahwa kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dinilai kurang efektif. Sehingga anak menemui kesulitan dalam memahami materi selama proses pembelajaran.
Hasil Survei yang Menunjukkan Orangtua yang Tidak Setuju Ketika Anak Mengikuti PTM 100 Persen
Komisioner Retno Listyarti pun mengatakan bahwa pemerintah juga tak boleh mengabaikan orangtua murid yang tidak menyetujui kebijakan PTM 100% ini,
“Meskipun jumlah yang tidak menyetujui lebih kecil dari yang menyetujui kebijakan PTM 100%, pemerintah tak boleh mengabaikan suara mereka," kata Retno.
Ia pun menjelaskan beberapa alasan orangtua peserta didik yang tidak menyetujui kebijakan PTM 100%, yaitu:
- Pertama, ada beberapa anak yang belum mendapatkan vaksin atau belum divaksin lengkap 2 dosis (2%).
- Kedua, anak-anak sulit dikontrol perilakunya, terutama peserta didik TK dan SD (3%).
- Ketiga, jika kapasitas PTM 100%, maka anak-anak selama pembelajaran sulit jaga jarak (21%).
- Keempat, meningkatnya kasus Covid-19, khususnya Omicron (72%)
- Lalu, sisanya jawaban lainnya (2%).
Retno pun menambahkan kembali bahwa mayoritas orangtua yang tidak menyetujui kebijakan PTM 100% ini memiliki beberapa alasan kesehatan,
“Mayoritas orangtua yang tidak menyetujui kebijakan PTM 100% memiliki alasan kesehatan, yaitu meningkatnya kasus Covid, terutama Omicron yang memiliki daya tular 3-5 kali lipat dari Delta, sehingga mereka tidak ingin anak-anaknya tertular,” ujar Retno.
Adapun Masukan dan Saran yang Diberikan Orangtua Kepada Pemerintah
Dari seluruh pendapat yang didapat, Komisioner Retno Listyarti, mengumpulkan sejumlah masukan dan saran dari responden kepada pemerintah daerah, seiring meningkatnya kasus Covid saat ini, terutama Omicron.
- Pertama, hentikan sementara PTM hingga 14 hari usai liburan Idul Fitri (4%).
- Kedua, hentikan sementara PTM sampai Maret 2022 (11%).
- Ketiga, hentikan sementara PTM sampai tahun ajaran baru Juli 2022 (10%).
- Keempat, kembali ke PTM dengan kapasitas 50% (24%)
- Kelima, tetap PTM 100% asalkan patuh protokol kesehatan dan anak langsung pulang ke rumah (47%)
- Sedangkan jawaban lainnya (4%).
Nah, itulah tadi kabar mengenai survei singkat yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak (KPAI), mengenai gelar PTM yang ingin tetap dilaksanakan di tengah lonjakan Covid-19 yang sedang tinggi.
Kalau respon dari Mama bagaimana? Apakah Mama setuju dengan diadakannya kembali PTM ini? Boleh tulis di kolom komentar bawah ya, Ma! Sehat-sehat selalu Mama dan keluarga.
Baca Juga:
Perubahan Peraturan PTM Terbaru SD dan SMP Sesuai Level PPKM
5 Organisasi Medis Minta Pemerintah Evaluasi Proses PTM 100%, Simak!
Omicron Mulai Melonjak, Apakah PTM di Jakarta Tetap Dilaksanakan?