Sejarah Terbentuknya VOC pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia
Mulanya, VOC berdiri untuk mencegah persaingan antar pedagang Belanda
14 Februari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sama seperti kedatangan bangsa Eropa lainnya yang lebih dulu datang ke Indonesia yaitu Portugis, tujuan datangnya Belanda ke Indonesia adalah untuk melakukan perdagangan dan mencari rempah-rempah.
Kedatangan para pedagang Belanda ini dapat dikatakan adalah cikal bakal penjajahan di Indonesia. Tanahnya yang subur membuat banyak saudagar pengusaha di Negeri Kincir Angin tersebut ingin menguasai negara kita.
Untuk mempersatukan pedagang-pedagang Belanda supaya tak terjadi perpecahan, maka dibentuklah VOC yang dalam visi utamanya juga ingin melaksanakan monopoli perdagangan.
Kegiatan monopoli adalah upaya untuk menguasai suatu sektor dagang tertentu sehingga dapat menjadi produsen satu-satunya dan akhirnya mendapatkan keuntungan besar.
Guna menjelaskan lebih dalam tentang VOC, berikut Popmama.com akan merangkum sejarah terbentuknya VOC pada masa penjajahan Belanda di Indonesia dan kerugian yang harus diterima bangsa kita. Yuk, disimak!
1. Awal terbentuknya VOC
Perjalanan Belanda menjelajahi samudra untuk mencari rempah-rempah dimulai pada tahun 1595 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Setelah mengarungi lautan selama 1 tahun, Belanda pun tiba di Banten, Indonesia pada tahun 1596.
Sejak pelayaran tersebut, banyak berdiri perusahaan-perusahaan dagang Belanda di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan persaingan yang ketat antar para pedagang berkebangsaan Belanda.
Pada saat itu, di Amsterdam pada tahun 1602, terjadi perundingan alot antara Staten Generaal (Dewan Perwakilan) dengan para pengurus perusahaan dagang Holland dan perusahaan Zeeland yang telah terbentuk antara tahun 1596 dan 1602 untuk berdagang di Kepulauan Hindia Timur.
Karena khawatir terjadi perpecahan, akhirnya pada tanggal 20 Maret 1602 atas usulan dari Olden Barneveld, para pedagang Belanda sepakat mendirikan sebuah persekutuan dagang di Indonesia bernama Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC).
Perusahaan tersebut dibentuk untuk melaksanakan perdagangan secara monopoli antara Asia dan Belanda.
Para pedagang Belanda yang hendak berdagang di Asia harus bergabung dalam VOC melalui pembelian saham atau membeli barang di pusat pelelangan di negeri Belanda, dengan komoditas utama yaitu rempah-rempah.
Editors' Pick
2. Tujuan berdirinya VOC
Sebagai kongsi dagang terbesar yang beroperasi di Asia saat itu, berdirinya VOC memiliki tujuan khusus, yaitu:
- Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting;
- Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia; serta
- Melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Dalam mencapai tujuannya, VOC diberkati dengan sumber modal yang berlimpah.
Oleh karena itu, pertumbuhan VOC berkembang pesat. Bahkan VOC mampu membiayai operasi-operasi militer yang perlu dilakukan demi mencapai kedudukan sebagai pemegang monopoli dagang di dunia dalam hal komoditas rempah-rempah.
3. Hak istimewa VOC
Hadirnya kongsi dagang ini memberikan keuntungan pula pada negeri Belanda karena menjadi pemasukan terbesar negara tersebut pada saat itu.
Namun, VOC harus berhadapan dengan pedagang Spanyol dan Portugis yang juga ‘menguasai’ perdagangan di Indonesia.
Permasalahan itu membuat pemerintah Belanda akhirnya memberikan hak Octroi atau hak istimewa kepada VOC untuk memberikan akses penuh kepada VOC layaknya sebuah kerajaan. Isi hak istimewa tersebut meliputi:
- Hak melakukan monopoli perdagangan;
- Hak untuk memilih dan mengangkat pegawai sendiri;
- Hak membentuk angkatan perang;
- Hak melakukan peperangan;
- Hak membangun benteng dan melakukan perjanjian dengan raja-raja atau kepala-kepala pemerintahan Nusantara; dan
- Hak mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri.
Hak-hak ini bertujuan sebagai strategi menyingkirkan Portugis dan Spanyol dari Indonesia serta memaksa penguasa Jawa untuk hanya berdagang dengan VOC. Terbukti, hak istimewa ini berhasil membuat VOC semakin kuat dan berhasil mengusir bangsa Eropa lain dari Nusantara.
4. Kebijakan ekonomi VOC
Dalam melaksanakan tujuan utamanya untuk memonopoli perdagangan serta tujuan-tujuan lainnya, VOC mengeluarkan berbagai kebijakan ekonomi yang sebenarnya bukanlah peraturan yang bijak bagi rakyat Indonesia.
Kebijakan-kebijakan tersebut meliputi:
- Hak ekstripasi, yaitu hak untuk menebang dan membakar rempah-rempah dengan tujuan menstabilkan harga rempah-rempah.
- Contingenten, yaitu kebijakan wajib pajak rakyat pribumi yang harus dibayarkan kepada VOC berupa hasil bumi. Biaya ini dianggap sebagai sewa tanah. Namun jika terjadi gagal panen, VOC tidak ingin memberikan ganti rugi.
- Verplichte Leverantie, kebijakan penyerahan hasil bumi olahan pribumi hanya boleh diberikan kepada VOC.
- Pelayaran Hongi, yaitu sebuah ekspedisi pengawasan perdagangan di wilayah Ambon, Maluku, Seram dan Ternate Tidore untuk mencari transaksi perdagangan gelap dari para pedagang yang dianggap penghambat kegiatan monopoli.
- VOC berhak menentukan menentukan area lahan dan tanaman rempah apa saja yang boleh ditanam pribumi.
5. Runtuhnya kongsi VOC
Kejayaan VOC akhirnya berakhir pada akhir abad ke-18. Bangkrutnya VOC disebabkan oleh beberapa hal yang menyebabkan VOC terlilit hutang dan tak sanggup lagi berkembang.
VOC pun akhirnya diambil alih oleh pemerintah Belanda dan dibubarkan pada 31 Desember 1799.
Berikut faktor internal dan eksternal penyebab pembubaran VOC:
Faktor internal:
- Korupsi yang marak dilakukan oleh pejabat VOC.
- Anggaran pengeluaran membengkak.
- Pengawasan yang sulit dilakukan terhadap daerah penguasaan VOC yang luas.
- Sistem manajemen yang buruk.
Faktor eksternal:
- Terjadinya peristiwa Revolusi Perancis yang menyebabkan negeri Belanda jatuh ke tangan pemerintahan Perancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.
- Banyak upaya perlawanan oleh rakyat Indonesia dalam bentuk perang sehingga banyak membuat VOC mengeluarkan biaya dan tenaga ekstra.
Itulah, Ma, rangkaian alur sejarah terbentuknya VOC pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.
Nyatanya, setiap pelaksanaan dagang yang dilakukan oleh perusahaan yang kerap disebut Compagnie atau kompeni ini lebih banyak merugikan kesejahteraan bangsa Indonesia. Hubungan kerja yang dibangun lebih mengarah kepada paksaan dibanding hubungan timbal balik saling menguntungkan.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi anak mama untuk menambah pengetahuan sejarah bangsa, ya, Ma!
Baca juga:
- Ceritakan Sejarah Indonesia ke Anak, Ini 6 Negara Penjajah Indonesia
- Sejarah Bendera Merah Putih di Hari Kemerdekaan Indonesia
- Beri Tahu Anak, Ini 7 Fakta Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia