7 Strategi Jalin Kedekatan Anak dengan Saudara Tiri
Bercerai dan menikah lagi, lalu apa yang akan terjadi dengan anak-anak Anda?
11 Februari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semua orang pasti memimpikan pernikahan yang hanya sekali seumur hidup. Tapi bagaimana jika takdir berkata lain, bila akhirnya Mama bercerai dan menikah lagi?
Biasanya anak dari orangtua yang bercerai dan menikah lagi, akan belajar untuk beradaptasi dengan keluarga barunya. Namun, seringkali menjadi keluarga campuran dapat menimbulkan konflik dan persaingan saudara antara anak kandung dengan anak tiri.
Seiring anak-anak tumbuh dan belajar tentang diri mereka dan mengenal lingkungan dimana mereka menetap, persaingan antara anak kandung dan anak tiri pasti akan terjadi dikarenakan mereka merasa tidak nyaman dengan kehadiran orang baru di keluarganya.
Namun melihat konflik yang sering terjadi, apakah mungkin anak akan akur dengan saudara tirinya?
Tentu iya, tapi Mama harus harus sabar, butuh waktu, komitmen, kesabaran, dan batas-batas baik yang diterapkan dari kedua orangtuanya.
Berikut beberapa tips untuk Mama agar anak akur dengan saudara tirinya.
1. Ajari anak-anak untuk berbagi dan saling menghormati
Sangat penting untuk mengajarkan anak-anak untuk berbagi dan menghormati akan kepemilikan barang masing-masing.
Mungkin Mama dan pasangan bisa duduk bersama untuk membuat jadwal, supaya anak-anak dapat bergantian menggunakan sesuatu barang. Dengan tujuan, agar tidak anak yang merasa salah satu saudara mendapatkan jatah lebih banyak.
Selain itu, penting juga untuk mengajari anak-anak untuk saling menghargai satu sama lain.
Ajari mereka bahwa ada beberapa hal yang tidak dapat mereka ambil dan gunakan dengan bebas, hargai barang-barang milik saudara tiri seperti mereka menghargai barang-barang milik mereka.
2. Berikan privasi kepada setiap anak
Anak-anak khususnya remaja, sangat membutuhkan privasi.
Ketika menggabungkan anak-anak dengan keluarga baru, sering kali mereka merasa kehilangan ruang dan privasinya. Sebaiknya anak-anak harus memiliki kamar sendiri, untuk menjadikan kamar tersebut area privasi mereka.
Namun bila kondisi tidak memungkinkan untuk memiliki kamar sendiri, pastikan setiap anak tetap dapat memiliki privasi untuk dirinya sendiri, misalnya tetap bisa memiliki mainan atau barang yang menjadi miliknya sendiri.
Editors' Pick
3. Pilih aktivitas netral
Setiap anak pasti memiliki minat yang berbeda, sudah tentu aktivitas yang disukai pun akan beda juga.
Pilih aktivitas netral yang bisa dilakukan bersama, misalnya si anak A gemar olahraga sepakbola sedangkan anak B gemar berenang. Mama bisa memilihkan kegiatan bermain di playground, untuk dilakukan sebagai aktivitas bersama di akhir pekan.
Siapa tahu mereka akan menemukan keseruan baru yang menambah kekompakan mereka, yang penting sama-sama saling menghormati dan menghargai putusan bersama yang telah diambil.
4. Luangkan waktu bersama
Jika Mama ingin keluarga kecilnya saling terikat satu sama lain, pastikan meluangkan waktu juga di sela-sela kegiatan mereka. Misalnya, Mama mungkin bisa mencoba hadir untuk menjemput anak di sekolah masing-masing untuk sekadar mengajak makan siang bersama di luar.
Menyisihkan waktu untuk kegiatan yang menyenangkan bersama anak-anak, membantu memperkuat memori indah yang akan mereka rekam.
Mama juga bisa menawarkan sebuah hadiah dan waktu yang menyenangkan dengan jumlah yang sama, sehingga tidak ada yang merasa ditinggalkan.
5. Jangan memaksakan sesuatu
Mencoba memaksa anak-anak bergaul dengan saudara tiri, bisa menjadi bumerang untuk Mama. Menghabiskan waktu bersama memang sangat penting, tapi kita juga tidak dapat memaksakan kehendak karena setiap anak memiliki kesibukan sendiri.
Bila anak-anak dan saudara tiri mereka belum dapat akrab dengan cepat, tak perlu khawatir Ma.
Beri setiap anak ruang dan waktu untuk membiarkan hubungan mereka berkembang dan akrab dengan sendirinya. Untuk masalah ini Mama dituntut untuk menghormati dan bersikap realistis, setiap menghadapi persoalan ini.
6. Memberikan contoh yang baik
Anak-anak akan mencontoh dan meniru apa yang Mama dan pasangan lakukan, jadi pastikan untuk memberi contoh yang baik.
Misalnya saat berbica pada setiap anak lakukan dengan lemah lembut dan penuh rasa kasih sayang, bahkan saat menasehati mereka saat melakukan kesalahan.
Biarkan anak-anak juga menilai bahwa kedua orangnya dapat menangani sebuah konflik dengan adil, dan tunjukan bagaimana sikap Mama dalam mendengarkan dan memperhatikan anak-anak dan pasangan mama.
7. Menjadi mediator
Bila diantara saudara tiri terdapat kesenjangan usia atau jumlah yang cukup jauh, orang tua harus menjadi jembatannya. Misalnya anak yang satu masih berusia 13 tahun sedangkan anak yang lain masih balita berusia 2 tahun, atau istri hanya membawa satu anak, sedangkan suami membawa 3 anak bawaan.
Supaya yang banyak tidak ‘menindas’ yang sedikit, peran orangtua sebagai mediator disini sangat dibutuhkan. Berikan penjelasan dan pengertian, bahwa mereka semua sekarang adalah satu keluarga. Sesama keluarga tidak boleh menyakitkan, tekankan bahwa mulai sekarang tidak ada lagi sebutan keluarga aku atau keluarga kamu.
Menjadi keluarga campuran yang harmonis memang bukan perkara mudah, namun Mama tak perlu putus asa.
Selalu ada cara untuk menjadikan keluarga campuran tersebut menjadi keluarga yang bahagia.
Ikuti ketujuh tips di atas, siapa tahu dapat membantu Mama, selamat mencoba.