Kisah Aeshnina Azzahra, 'Polisi Sampah' yang Menginspirasi Remaja
Dimulai dari diri sendiri, Aeshnina Azzahra mengajak masyarakat untuk peduli akan lingkungan
23 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi sebagian masyarakat, nama Aeshnina Azzahra mungkin masih cukup asing didengar. Padahal, perempuan asal Gresik itu sudah cukup dikenal hingga internasional, lho.
Ia merupakan seorang aktivis lingkungan cilik asal Sidoarjo, Indonesia, yang dijuluki sebagai sebutan 'Polisi Sampah' di lingkungan sekolahnya.
Bukan tanpa alasan sebutan tersebut dijuluki kepada Nina, hal ini karena kepedulian Nina akan bahaya plastik sampah untuk kesehatan lingkungan.
Kali ini Popmama.com akan rangkumkan profil Aeshnina Azzahra, serta hal positif apa saja yang sudah ia lakukan di usianya yang masih sangat muda. Bisa jadi inspirasi untuk anak remaja mama, nih!
1. Biodata singkat Aeshnina Azzahra
Memiliki nama lengkap Aeshnina Azzahra Aqilani, ia merupakan perempuan kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur pada 17 Mei 2007. Saat ini usianya baru akan memasuki usia 15 tahun.
Perempuan yang akrab disapa Nina ini merupakan seorang pelajar yang terkenal akan aksinya dalam melindungi lingkungan di Kabupaten Gresik. Kecintaannya akan lingkungan membuat ia dijuluki sebagai 'Polisi Sampah' oleh teman-teman di sekolahnnya.
Julukan tersebut rupanya diberikan kepadanya lantaran sikap keras Nina terhadap sampah. Khususnya sampah plastik yang sangat dibencinya. Nina menyebutkan bahwa sikapnya itu yang kemudian membuat teman-teman sekolahnya juga sungkan jika membuang sampah sembarangan.
Kecintaan Nina akan isu lingkungan rupanya sudah terbangun sejak usianya masih sangat kecil. Hal ini lantaran orangtua dari Nina yakni Prigi Arisandi dan Ndaru Setyorini merupakan aktivis lingkungan.
Sejak kecil, ia mulai ikut meneliti mikroplastik yang ada di sungai, air limbah, serta membaca informasi tentang lingkungan. Ini semua karena orangtuanya yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan, serta ingin memberikan pemahaman kepada putrinya. Tak heran jika saat ini Nina pun menuruni jejak Mama dan Papanya, ya.
Editors' Pick
2. Jadi pembicara termuda
Di usianya yang baru genap 14 tahun, nama Nina telah dikenal sebagai aktivis lingkungan yang tak hanya menginspirasi masyarakat Indonesia, tetapi juga telah berkarya dan dikenal masyarakat internasional.
Pada Oktober tahun 2021 lalu, namanya berhasil diundang menjadi salah satu pembicara untuk Plastic Health Summit 2021 di Amsterdam, Belanda. Dalam paparannya, Nina menyampaikan pidato miliknya yang bersanding dengan pegiat lingkungan dan akademisi dari berbagai negara dunia lainnya.
Penuh percaya diri dan berhasil menyampaikan pidatonya dengan lantang, Nina menceritakan bagaimana dirinya memerangi sampah plastik yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.
Tumpukan tersebut tentu membuat lingkungan tercemari. Mulai dari udara, air, hingga apa yang dikonsumsinya. Ia pun menggunakan haknya sebagai anak Indonesia atas lingkungan hidup yang aman, bersih, dan sehat, sekaligus menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk menghentikan ekspor sampah plastik ilegal dari negara maju ke Indonesia.
Tak hanya itu, Nina juga turut serta dalam aksi #klimaatmars yang diadakan bersama warga Amsterdam lainnya. Aksi tersebut mengajak masyarakat sekitar untuk peduli akan bahaya sampah plastik. Nina pun merasa antusias dan bangga bisa menjadi salah satu masyarakat Indonesia yang turut serta dalam aksi tersebut.
3. Melawan negara-negara pengirim sampah plastik
Tak hanya itu, Aeshnina Azzahra juga cukup berani menyampaikan pendapatnya dengan menuliskan sejumlah surat yang ditujukan kepada para pemimpin dunia. Ada pun isi surat yang dituliskannya berisi protes impor sampah plastik dari berbagai negara maju ke Indonesia.
Sempat diundang dalam salah satu acara talkshow televisi Indonesia, Nina menyebutkan bahwa sudah beberapa negara yang dikirimkannya surat, banyak yang memberikan respon positif akan protes yang ia ajukan.
Beberapa negara pun mulai mengurangi pengiriman sampah plastik ke Indonesia. Kendati begitu, Nina mengaku bahwa ini tak semata hanya karena dirinya, melainkan banyaknya dukungan dari semua pihak termasuk aktivis lingkungan lain dan juga media.
4. Ingin mengajak masyarakat untuk sadar lingkungan
Meski tak mudah, namun Nina terus berjuang dalam memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai. Keinginannya tersebut lantas ia realisasikan melalui komunikas yang kini ia jalankan bernama River Warrior.
Sesuai dengan visinya, Co-Captain komunitas tersebut ingin mengajak masyarakat Indonesia membebaskan sungai dari pencemaran plastik. Ia memulai beragam kampanye secara online untuk menarik pasar anak muda yang memang lebih banyak menggunakan media sosial.
Salah satunya kampanye yang dilakukannya adalah terkait bahaya mikroplastik. Melalui kampanye tersebut, diharapkan pada generasi muda semakin memiliki kesadaran tinggi akan isu lingkungan di Indonesia mau pun dunia.
Bagaimana, sangat menginspirasi bukan? Dari Aeshnina Azzahra kita semua belajar bahwa usia bukanlah penghalang untuk bisa membawa perubahan, serta berkontribusi bagi lingkungan dan masyarakat.
Semoga banyak anak Indonesia semakin sadar akan kesehatan lingkungan dan dapat sama-sama berperan dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan lestari!
Baca juga:
- Cara Tasya Kamila Jadi Penggerak Pilah Sampah di Rumah
- Tak Takut Kotor, Jennifer Bachdim dan Anak Memungut Sampah di Pantai
- Penting Diketahui, Mari Ajarkan Anak Manajemen Sampah Rumahan