Anak 11 Tahun Meninggal Usai Ikut Tren Viral Chroming Challenge

Orangtua diharap lebih memantau aktivitas sosial media anak-anaknya

13 Maret 2024

Anak 11 Tahun Meninggal Usai Ikut Tren Viral Chroming Challenge
Freepik/ArthurHidden

Platform video TikTok memang selalu menyajikan tren terkini yang kian diikuti banyak masyarakat dunia. Salah satu tren yang cukup viral beberapa tahun lalu dan kembali viral saat ini, yakni chorming challenge

Konten yang berisikan menghirup aroma dari bahan-bahan beracun itu pun kembali memakan korban jiwa. Kali ini, korban merupakan seorang remaja laki-laki asal Inggris bernama Tommie-Lee Gracie Billington, yang meninggal saat mencoba chroming di rumah temannya

Seperti apa kronologi kejadian dan tips yang perlu orangtua lakukan untuk mencegah terjadinya korban jiwa saat mengikuti tren viral? Berikut Popmama.com rangkumkan informasinya.

1. Apa itu chorming challenge?

1. Apa itu chorming challenge
Freepik/wayhomestudio

Menurut Royal Children's Hospital Melbourne, chroming adalah praktik menghirup zat beracun yang ada di sekitar kita, seperti cat metalik, hairspray, lem, cairan korek api, lem, bensin, produk pembersih, dan sebagainya.

Tren ini bertujuan untuk mendapat sensasi mabuk, tanpa perlu minum alkohol. Namun sayangnya, banyak anak-anak di bawah umur yang justru menjadi korban tren viral tersebut hingga memakan korban jiwa.

Editors' Pick

2. Seorang remaja menjadi korban

2. Seorang remaja menjadi korban
Sowetanlive.co.za

Tommie-Lee, remaja berusia 11 tahun asal Inggris, dilaporkan tewas sesaat mengikuti tren viral chorming bersama teman-temannya.

Dalam penjelasan sang nenek, sebagaimana dikutip dari The London Times, dijelaskan bahwa cucu laki-lakinya itu meninggal dunia saat sedang menginap di rumah temannya. Dijelaskan oleh nenek dari korban, remaja laki-laki itu tewas karena telah mencoba tren 'chroming' di TikTok.

Keluarga Tommie-Lee sebagai korban tren viral TikTok turut mengimbau kepada semua orang, termasuk orangtua, untuk lebih berhati-hati dalam menjaga keamanan para penggunanya.

Mereka berharap tidak ada lagi anak lain yang menjadi korban seperti Tommie-Lee dalam mengikuti tren viral di TikTok. 

3. Sudah pernah memakan korban jiwa sebelumnya

3. Sudah pernah memakan korban jiwa sebelumnya
Freepik/Mateus Andre

Tak hanya Tommie-Lee, tren viral ini juga sebelumnya sudah memakan korban jiwa yang terjadi pada remaja berusia 13 tahun di Melbourne, Australia. Remaja itu dilaporkan tewas usai mengikuti tren chorming challange dari TikTok.

Remaja bernama Esra Haynes dilaporkan tewas saat dirinya juga tewas ketika menginap di rumah temannya. Saat sedang bersama teman-temannya, ia meninggal setelah menghirup deodorant spray.

Akibat mengikuti tren tersebut, Ersa dilarikan ke rumah sakit akibat serangan jantung dan harus menjalani perawatan sebelum akhirnya dilaporkan meninggal dunia.

4. Bahaya tren chorming di TikTok

4. Bahaya tren chorming TikTok
patrika.com
Ilustrasi

Meski tren menghirup aroma beracun ini sudah lama ada, nyatanya masih banyak anak-anak yang tidak mendapatkan edukasi seputar bahayanya tren tersebut.

Sebagai informasi, tren ini memang dilakukan dengan menghirup campuran yang sangat pekat, untuk memberikan "efek euforia" yang singkat, tetapi "berbahaya".

Siapa saja yang melakukan tren ini biasanya akan langsung menyebabkan efek samping berbahaya, berupa pusing, muntah, bahkan gagal jantung dan kerusakan otak. 

Bahkan, dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 oleh Journal of Drug and Alcohol Research, efek jangka panjang menghirup aroma menyengat ini juga bisa menyebabkan kehilangan ingatan, IQ lebih rendah, ketidakmampuan berkonsentrasi, dan gangguan penilaian.

Dengan adanya beberapa korban jiwa dari adanya tren chorming yang viral di TikTok tersebut, diharapkan para orangtua lebih waspada dan selalu memantau aktivitas bersosial media anak-anaknya.

Semoga kejadian seperti ini tidak terjadi pada anak-anak kita ya, Ma.

Baca juga:

The Latest